Dalam homogeneous subsets terlihat adanya grup atau subset mana saja yang mempunyai perbedaan rata-rata. Pada tabel homogeneous subsets terlihat
bahwa grup pada subset satu anggotanya terdiri dari kelompok anak sulung, anak tengah dan anak bungsu. Ketiga kelompok anak berdasarkan urutan kelahiran
tersebut mempunyai perbedaan yang tidak signifikan.
Tabel 11. Homogeneous Subsets
Subset for alpha = .05
Urutan Kelahiran
N 1
Tengah 43
88.60 Sulung
43 91.47
Bungsu 43
94.51 Tukey
HSDa Sig.
.050
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra ditinjau dari urutan kelahirannya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F
hitung yang lebih kecil daripada F tabel dan nilai signifikansinya yang lebih dari 0,05 p 0,05.
Menurut Purnama 2007 pelaku bullying kemungkinan sekedar mengulangi apa yang pernah dilihat dan dialami. Apabila dihubungkan dengan hasil penelitian,
mungkin sebagian besar subjek belum pernah melihat ataupun mengalami bullying. Hal ini menjadikan keseragaman karakter dan kecenderungan perilaku yang relatif
sama dalam bersosialisasi pada diri mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Remaja-remaja putra dalam penelitian ini mungkin juga tidak mewarisi tradisi hazing dari kakak-kakak kelas atau generasi sebelumnya. Sekalipun mereka pernah
dibully, mereka tidak berniat untuk balas dendam atau melakukannya kepada orang lain. Hal ini seturut dengan pendapat Riauskina 2005.
Yayasan Sejiwa 2008 menyatakan bahwa bullying dilakukan oleh seseorang karena ingin menunjukkan kekuasaan, ingin diakui, menunjukkan eksistensi dan
mencari perhatian. Berdasarkan pernyataan ini, bisa dikatakan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki dorongan ke arah eksistensi dan popularitas yang wajar dan
bisa diterima oleh lingkungan sekolah mereka. Dengan demikian tidak dijumpai perilaku bullying dengan perbedaan yang signifikan.
Purnama 2007 mengatakan bahwa pelaku bullying umumnya tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi pelaku serta tidak mengetahui dampak-dampak buruk
yang bisa disebabkan oleh perilaku tersebut. Hal ini terkait dengan pendapat Haryana 2007 yang menyatakan bahwa bullying yang ada di Indonesia dianggap wajar oleh
sebagian besar orang, dan sedikit pihak yang menyadari dampak jangka panjangnya. Karena kurangnya kesadaran, wawasan serta anggapan yang wajar tersebut, maka
perilaku-perilaku bullying yang sebenarnya muncul dalam pergaulan tetap akan dijadikan hal yang wajar dan ditutup-tutupi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
Sulhin dan Aulia 2008 yang menyatakan bahwa bullying umumnya dilakukan dengan dalih humor sehingga pelaku sering tidak menyadari perilakunya tidak disukai dan
menyakitkan bagi korban. Pernyataan di atas mungkin juga terjadi pada remaja-remaja yang menjadi subjek dalam penelitian ini.