adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dengan korban. Perilaku bisa dikatakan bullying bila hal itu terjadi secara berulang. Perilaku bullying muncul bukanlah
karena hasil provokasi melainkan muncul dari keinginan pelakunya. Riauskina et al. 2005 memberikan pengertian yang lebih spesifik
mengenai bullying di sekolah dimana mereka menyebutkan bahwa school bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekompok
siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa atau siswi lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Definisi bullying menurut peneliti sendiri adalah penggunaan kekuasaan, kekuatan dengan sengaja secara berulang untuk menyakiti, menyerang seseorang
atau sekelompok orang yang lemah dan tidak dapat membela diri, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya.
2. Kategori Perilaku Bullying
Bullying terbagi menjadi tiga bagian, pertama: fisik, seperti memukul, menampar, dan memalak atau meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya.
Kedua: verbal, seperti memaki, menggosip, dan mengejek. Ketiga: psikologis, seperti mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasikan
Indarini, 2007. Riauskina et al. 2005 mengatakan bahwa perilaku bullying terdiri dari
lima kategori, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kontak fisik langsung meliputi: memukul, mendorong, menggigit, menjambak,
menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain.
b. Kontak verbal langsung meliputi: mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, mencelamengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
c. Perilaku non-verbal langsung meliputi: melihat dengan sinis, menjulurkan
lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
d. Perilaku non-verbal tidak langsung meliputi: mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
e. Pelecehan seksual meliputi: kadang dikategorikan perilaku agresif fisik atau
verbal. Yayasan Sejiwa 2008 menyebutkan bahwa praktik bullying dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: a.
Bullying fisik: ini adalah jenis bullying yang kasat mata dan dapat dilihat oleh siapa pun karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dengan
korbannya. Contoh bullying fisik antara lain: menampar, menimpuk, menginjak kaki dan lain-lain.
b. Bullying verbal: jenis bullying ini bisa terdeteksi karena bisa tertangkap oleh
indra pendengaran kita. Contohnya: memaki, menghina, menebar gosip dan lain-lain.
c. Bullying mental psikologis: ini adalah jenis bullying yang paling berbahaya
karena tidak tertangkap mata atau telinga jika tidak dideteksi secara cermat. Contohnya: memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan, memelototi dan lain-
lain.
3. Aspek-Aspek Bullying