putus asa dan lebih banyak mengurung diri. Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis
psychological well-being dan penyesuaian sosial yang buruk. Sedangkan dampak psikologis yang paling ekstrim adalah kemungkinan gangguan psikologis seperti
depresi, ingin bunuh iri, dan gejala stres Riauskina, 2005 Hafidzi, 2008. Menurut Riauskina 2005, dampak dari perilaku bullying yang jelas
terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan
sakit dada. Bahkan dalam kasus ekstrim dampak fisik bisa mengakibatkan kematian.
Para korban juga memiliki kelemahan dalam pergaulan, tidak mendapatkan dukungan dari guru ataupun teman sebayanya. Mereka ingin pindah sekolah atau
keluar dari sekolahnya. Sekalipun mereka masih berada di sekolah itu, prestasi akademik mereka akan terganggu atau menjadi sengaja sering tidak masuk sekolah
Riauskina , 2005 Hafidzi, 2008.
B. Urutan Kelahiran
1. Asumsi bahwa Urutan Kelahiran mempengaruhi Kepribadian
Menurut Hadibroto dkk. 2002, konsep urutan kelahiran atau birth order bukan didasarkan semata-mata oleh nomer urutan kelahiran menurut diagram
keluarga, melainkan yang lebih tepat adalah berdasarkan persepsi psikologis yang terbentuk dari pengalaman seseorang di masa kecilnya, terutama sejak ia berusia
dua sampai lima tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adkins 2003 memberikan definisi lain mengenai urutan kelahiran. Dia berpendapat bahwa urutan kelahiran didefinisikan sebagai urutan posisi seseorang
dari beberapa saudara mereka dalam hal rangkaian kelahiran. Allport dalam Syed, 2004 menyebutkan bahwa apa yang individu pelajari
tentang diri mereka dalam keluarga mencerminkan bagaimana mereka memahami diri mereka sendiri dalam lingkungan. Cara individu berinteraksi dengan
lingkungan mencerminkan keunikan pribadi mereka, yang juga disebut sebagai kepribadian mereka. Syed 2004 juga menyatakan bahwa pengalaman pertama
dalam keluarga memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Frank 1996 yang berpendapat bahwa
urutan kelahiran anak dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi bagaimana orang tua merawat dan mengasuh mereka. Pengasuhan dan perawatan ini nantinya
akan menimbulkan perbedaan kepribadian. Eckstein 2000 juga mendukung bahwa urutan kelahiran mempengaruhi
kepribadian individu, dimana ada 151 penelitian yang secara statistik menyatakan ada hubungan yang signifikan antara urutan kelahiran dan kepribadian. Penelitian
ini semakin memperkuat bahwa urutan kelahiran berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Santrock 1995 menyatakan bahwa perbedaan dalam urutan kelahiran disebabkan oleh adanya variasi dalam interaksi dengan orangtua dan saudara
kandung. Hal ini diasosiasikan dengan pengalaman unik pada suatu posisi tertentu dalam keluarga.
Sulloway dalam Angela Haris, 2007 meyakini bahwa urutan kelahiran memainkan peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, dimana
urutan kelahiran mempengaruhi lima sifat kepribadian yang utama yaitu kecemasan, keterbukaan, sikap berterus terang, keramah-tamahan dan sikap
berhati-hati. Pada relasi saudara kandung juga ditemui sesuatu yang unik. Agresi dan
dominansi terjadi lebih besar dalam relasi-relasi saudara kandung yang jenis kelaminnya sama dibandingkan dengan relasi saudara kandung yang jenis
kelaminnya berbeda Santrock, 1995. Selain itu Santrock 1995 juga menyatakan bahwa perlakuan yang berbeda oleh orangtua kepada anak-anak, berpengaruh
terhadap bagaimana saudara kandung tersebut cocok satu sama lain. Anak-anak yang diperlakukan relatif sama oleh orang tua cenderung cocok satu sama lain
begitu pula sebaliknya. Menurut Saroglou dan Fiasse 2003, umumnya penelitian mengenai urutan
kelahiran hanya membandingkan antara anak sulung dengan anak bungsu, sedangkan anak tengah jarang diikutkan dalam penelitian. Selain itu, disebutkan
bahwa jumlah saudara memang perlu dikontrol dalam penelitian mengenai urutan kelahiran.
2. Anak Sulung