Sulloway dalam Angela Haris, 2007 meyakini bahwa urutan kelahiran memainkan peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, dimana
urutan kelahiran mempengaruhi lima sifat kepribadian yang utama yaitu kecemasan, keterbukaan, sikap berterus terang, keramah-tamahan dan sikap
berhati-hati. Pada relasi saudara kandung juga ditemui sesuatu yang unik. Agresi dan
dominansi terjadi lebih besar dalam relasi-relasi saudara kandung yang jenis kelaminnya sama dibandingkan dengan relasi saudara kandung yang jenis
kelaminnya berbeda Santrock, 1995. Selain itu Santrock 1995 juga menyatakan bahwa perlakuan yang berbeda oleh orangtua kepada anak-anak, berpengaruh
terhadap bagaimana saudara kandung tersebut cocok satu sama lain. Anak-anak yang diperlakukan relatif sama oleh orang tua cenderung cocok satu sama lain
begitu pula sebaliknya. Menurut Saroglou dan Fiasse 2003, umumnya penelitian mengenai urutan
kelahiran hanya membandingkan antara anak sulung dengan anak bungsu, sedangkan anak tengah jarang diikutkan dalam penelitian. Selain itu, disebutkan
bahwa jumlah saudara memang perlu dikontrol dalam penelitian mengenai urutan kelahiran.
2. Anak Sulung
Anak sulung Hadibroto, 2002 adalah anak tunggal hingga tiba saat adiknya hadir dalam keluarga. Perhatian dari orang tua cenderung membuat anak
sulung memiliki perasaan mendalam untuk menjadi superior atau kuat, kecemasan tinggi dan terlalu dilindungi.
Anak sulung mulai menyadari bahwa ia tidak disayangi lagi semenjak memiliki adik. Ia mencoba mengkompensasikan kehilangan tersebut dengan
mencari kasih sayang pengganti dalam bentuk-bentuk lain, misalnya perasaan dihormati, dikagumi dan disetujui. Ia bertindak hati-hati untuk tidak menyinggung
perasaan orang di sekelilingnya agar tidak sampai kehilangan lagi kasih sayang orangtuanya.
Orangtua memberi tanggungjawab kepada anak sulung untuk menjaga adiknya. Anak sulung belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan
sehari-hari. Mereka memiliki karakter kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orangtua dan didorong untuk mencapai standar pendidikan ataupun
pekerjaan yang tinggi sebagai representasi orangtua. Salah satunya dengan perlakuan orangtua yang cenderung lebih memperhatikan pendidikan anak sulung,
dimana biasanya mereka adalah seorang high achiever. Hal ini menjadikan anak sulung cenderung tertekan.
Di lain sisi anak sulung senang menjadi pusat perhatian, dan dengan perhatian tersebut perkembangan kepribadiannya menjadi lebih baik. Anak sulung
secara umum dapat diandalkan, cenderung terikat pada aturan-aturan, dominan, kompeten, konservatif, otoriter, mempunyai pemikiran yang tajam dan lebih
sensitif Alwisol, 2004 Roslina, 2006. Selain itu Santrock 1995 menambahkan bahwa anak yang lahir duluan lebih berorientasi dewasa, suka menolong, dapat
menyesuaikan diri, cemas dan dapat mengendalikan diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Anak Tengah
Anak tengah yaitu anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang masih mempunyai adik. Anak tengah merasa dirinya serba kekurangan dalam segi
kemampuan mengerjakan sesuatu dibandingkan kakaknya. Untuk itu dia berusaha menunjukkan prestasi yang lebih baik untuk menarik perhatian orangtuanya.
Situasi yang terabaikan menjadikan anak tengah cenderung mempunyai motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi.
Anak tengah cenderung lebih mandiri dan lebih bebas dari harapan orangtua sehingga dapat membentuk karakternya sendiri. Ia lebih pandai melihat situasi dan
aturan yang diterapkan kepadanya lebih longgar sehingga diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan. Anak tengah suka berteman
dan hidup berkelompok sehingga lebih bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik dan menjadi lebih ekspresif. Dia memiliki bakat seni sehingga dalam
berpakaian kadang tidak rapi. Pada tahap tertentu, kepribadian anak tengah dibentuk melalui
pengamatannya terhadap sikap kakaknya. Jika sikap kakaknya penuh kemarahan dan kebencian, anak tengah mungkin menjadi sangat kompetitif, atau menjadi
penakut dan sangat kecil hati. Hadibroto dkk., 2002; Alwisol, 2004 Roslina 2006.
4. Anak Bungsu