Hipotesa Penelitian LANDASAN TEORI

dan ruang beserta perincian kedua-duanya dan cenderung rasional Swalem 1987. Sehingga dapat dikatakan bahwa karakter remaja kota adalah suka menonjolkan diri, peka terhadap perubahan, dan tidak ingin tergantung pada orang tua atau ingin mandiri.

2. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua

Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua adalah sikap memihak favorable atau sikap tidak memihak unfavorable terhadap pentingnya tata krama Jawa termasuk praktek-praktek yang berhubungan dengan tata krama tersebut. Secara operasional variabel diungkap melalui skala. Skala sikap terhadap tata krama Jawa ini disusun berdasarkan teori-teori yang telah diungkap peneliti pada bab sebelumnya. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua meliputi perasaan evaluasi ke dalam bentuk positif dan negatif terhadap pentingnya tata krama Jawa. Skala yang tinggi pada skala sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua menunjukkan sikap yang positif mendukung terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua dan skala yang rendah pada skala sikap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua menunjukkan sikap yang negatif menolak terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua memiliki tiga komponen yaitu: a. Aspek kognisi pengetahuan dan keyakinan individu terhadap peran, nilai dan praktek tata krama Jawa dalam menghormati orang tua b. Aspek afeksi perasaan individu terhadap peran, nilai dan praktek tata krama Jawa dalam menghormati orang tua c. Aspek konasi kecenderungan individu untuk melakukan praktek yang berhubungan dengan tata krama Jawa dalam menghormati orang tua Sedangkan aspek tata krama Jawa itu sendiri terdiri dari dua macam aspek, yaitu: a Tatanan Bahasa Tatanan bahasa dalam kaitannya dengan tata krama Jawa unggah ungguhing basa merupakan pernyataan rasa menghargai atau menghormati orang yang diajak bicara. Unggah-ungguhing basa pada dasarnya dibagi menjadi tiga: Basa Krama, Basa Madya, Basa Ngoko Purwadi, 2005. Basa Krama merupakan bahasa yang paling halus digunakan untuk berbicara kepada orang yang sangat dihormati, basa madya tidak sehalus basa krama dan biasanya digunakan oleh pedagang, sedangkan basa ngoko adalah bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang sudah akrab sekali dalam pergaulan Taryati, dkk.,1995. b Gerakan Tubuh atau Badan Rasa penghormatan terhadap orang lain dalam tata krama Jawa juga dapat dilihat pada gerakan tubuh. Misalnya anggukan kepala, kedua tangan ditelungkupkan kedepan ngapurancang dan sebagainya.