Perbedaan Sikap Remaja Kota Dan Remaja Desa Terhadap Tata Krama Jawa dalam menghormati Orang Tua

yaitu: 12-15 tahun adalah masa remaja awal, usia 15-18 tahun adalah remaja pertegahan, sedangkan umur 18-21 adalah masa remaja akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja pertegahan yang berumur 15-18 tahun. Tipe remaja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu remaja desa dan remaja kota. a. Remaja Desa Remaja desa dapat diartikan sebagai remaja yang tinggal dan dibesarkan di desa. Ciri dari desa adalah masyarakatnya yang bersifat gotong-royong, statis, kehidupan tenang, proses meniru sesuatu yang baru lambat, pengawasan masyarakat terhadap sesuatu adalah cepat dan berkesan, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat masih terbelakang, cenderung irasional, magis dan mistis Swalem, 1987. Sedangkan remaja desa itu sendiri memiliki karakter tidak suka menonjolkan diri, sering menunjukkan perasaan malu, lebih dapat mengekang diri, dan terikat pada nilai-nilai orang tua dan masyarakat. b. Remaja Kota Remaja kota diartikan sebagai remaja yang tinggal dan dibesarkan di kota. Ciri–ciri masyarakat kota adalah bersifat perorangan, dinamis dan kritis, kehidupan serba tergesa-gesa, menyendiri, tegas, proses meniru sesuatu yang baru sangat cepat, pengawasan masyarakat terhadap sesuatu hal adalah tidak besar dan tidak terlalu berkesan, tingkat pendidikan masyarakat telah maju, lebih mengetahui waktu dan ruang beserta perincian kedua-duanya dan cenderung rasional Swalem 1987. Sehingga dapat dikatakan bahwa karakter remaja kota adalah suka menonjolkan diri, peka terhadap perubahan, dan tidak ingin tergantung pada orang tua atau ingin mandiri.

2. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua

Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua adalah sikap memihak favorable atau sikap tidak memihak unfavorable terhadap pentingnya tata krama Jawa termasuk praktek-praktek yang berhubungan dengan tata krama tersebut. Secara operasional variabel diungkap melalui skala. Skala sikap terhadap tata krama Jawa ini disusun berdasarkan teori-teori yang telah diungkap peneliti pada bab sebelumnya. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua meliputi perasaan evaluasi ke dalam bentuk positif dan negatif terhadap pentingnya tata krama Jawa. Skala yang tinggi pada skala sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua menunjukkan sikap yang positif mendukung terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua dan skala yang rendah pada skala sikap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua menunjukkan sikap yang negatif menolak terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua memiliki tiga komponen yaitu: