Kategori Skor Penelitian Hasil Penelitian

teguran dari orang tua. Anak yang membantah atau membangkang terhadap teguran atau perintah orang tua, dianggap anak yang tidak tahu adat atau sopan-santun Taryati dkk., 1995. Maka dari itu agar dapat terpenuhi kebutuhannya akan penerimaan dari orang tua, sikap remaja desa dan remaja kota cenderung positif terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Hal ini dapat dijelaskan melalui bagian dari fungsi sikap yang diberikan oleh Katz dalam Azwar, 2005 dan Walgito, 1991 yang salah satunya adalah fungsi manfaat. Individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasanya akan merugikan dirinya. Dalam pergaulan sosial, sikap yang sesuai akan memungkinkan seseorang untuk memperoleh persetujuan sosial dari orang di sekitarnya. Pernyataan sikap tertentu akan dihargai oleh orang-orang yang dianggap penting seperti orang tua. Dengan kata lain, sikap yang cenderung positif terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua akan dihargai oleh orang tua dan membuat subjek merasa diterima. Sikap remaja desa dan remaja kota terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua terbentuk atas beberapa faktor pembentukan sikap. Uraian tentang faktor pembentukan sikap yang diungkapkan oleh Azwar 2005 di bawah ini memberikan gambaran bahwa sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua sebagai objek sikap dalam penelitian ini terbentuk atau dihasilkan dari proses interaksi sosial yang dialami individu. Faktor pembentuk sikap yang pertama adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seorang yang berarti khusus bagi kita significant others, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Dalam hal ini orang yang dianggap penting bagi remaja adalah orang tua. Orang tua akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua pada remaja. Faktor pembentuk sikap yang kedua adalah pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma ketat bagi tata krama Jawa, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap remaja terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang menjadi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Faktor yang ketiga adalah lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar