Tata Krama Jawa Dalam Menghormati Orang Tua

berbicara kepada orang yang sangat dihormati, basa madya tidak sehalus basa krama dan biasanya digunakan oleh pedagang, sedangkan basa ngoko adalah bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang sudah akrab sekali dalam pergaulan Taryati, dkk.,1995. b Gerakan Tubuh atau Badan Rasa penghormatan terhadap orang lain dalam tata krama Jawa juga dapat dilihat pada gerakan tubuh. Misalnya anggukan kepala, kedua tangan ditelungkupkan kedepan ngapurancang dan sebagainya. Cara orang Jawa berjalan dengan membungkuk, gerak isyarat penunjukkan arah dengan selalu menggunakan ibu jari yang dibengkokkan, berbicara dengan suara yang pelan di hadapan orang yang dihormati, menunjukkan rasa estetika yang halus. Sebaliknya orang yang berjalan tegap petentengan di hadapan orang yang dihormati dianggap sangat kasar Ariani, dkk., 2002.

C. Sikap Terhadap Tata Krama Jawa Dalam Menghormati Orang Tua

Sikap merupakan salah satu topik dari ilmu psikologi yang dianggap cukup menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan manusia dari hari ke hari selalu dihadapkan pada suatu situasi, objek, maupun orang lain dan karena interaksi itulah akan memunculkan berbagai macam sikap. Sikap itu sendiri bisa bernilai positif ataupun negatif Gerungan, 1988. Maksud nilai positif ini adalah orang yang bersangkutan menyetujui atau sependapat dengan objek, situasi atau orang lain dan sebaliknya bersifat negatif manakala orang menolak atau tidak setuju dengan situasi, objek ataupun orang lain. Sikap antara orang satu dengan yang lain dapat berbeda, meskipun objek, situasi yang dihadapinya sama. Hal ini disebabkan karena sikap sendiri merupakan suatu bentuk pandangan dan tiap-tiap individu mempunyai skema tersendiri atas sesuatu. Begitu pula ketika dihadapkan pada objek tertentu. Jika dikaitkan dengan penelitian ini objeknya adalah tata krama Jawa dalam menghormati orang tua, maka sikap antara orang yang satu dengan lainnya tentu akan berlainan. Tata krama Jawa adalah suatu tata cara atau aturan yang turun temurun telah berkembang dalam suatu budaya masyarakat Jawa, yang berguna dalam bergaul dengan orang lain agar terjalin hubungan yang akrab, saling pengertian hormat-menghormati menurut adat yang telah ditentukan. Sikap seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Demikian pula dengan sikap seseorang terhadap tata krama dalam menghormati orang tua dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal seperti lingkungan, budaya, keluarga, media masa, kelompok sebaya, dan kelompok yang meliputi lembaga-lembaga, maupun internal seperti pengalaman pribadi dan faktor emosional. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi bagaimana seseorang menentukan respon evaluatif ke dalam bentuk memihak atau tidak memihak terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua meiliki tiga komponen yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Aspek kognisi meliputi pengetahuan dan keyakinan individu terhadap peran, nilai dan praktek tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Aspek afeksi meliputi perasaan individu terhadap peran, nilai dan praktek tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Aspek konasi meliputi kecenderungan individu untuk melakukan praktek yang berhubungan dengan tata krama Jawa dalam menghormati orang tua. Dengan demikian sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua adalah respon evaluatif ke dalam bentuk memihak atau tidak memihak pada tata cara atau aturan dalam pergaulan yang turun temurun telah berkembang dalam suatu budaya masyarakat dan praktek yang berhubungan dengan tata cara atau aturan tersebut.

D. Remaja 1.

Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa Hurlock, 1994. Remaja merupakan salah satu masa perkembangan yang harus dilewati setiap individu. Di bawah ini adalah definisi remaja yang dikemukakan oleh para ahli. Remaja dimaksudkan sebagai periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, tetapi kira-kira berawal dari usia 12 sampai akhir usia belasan, saat pertumbuhan fisik hampir lengkap. Selama periode ini, orang muda membentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI