Pengertian Kota Pengertian Kota dan Desa

h. Segregasi keruangan Terjadi pemisahan berdasarkan ras atau kelompok tertentu. Misalnya ada wilayah kaum cina, arab, orang patuh beragama, kaum elit, kaum gelandangan, daerah operasi pelacuran, pencopetan, kegiatan olahraga, hiburan, pertokoan dan pasar, kompleks kepegawaian tertentu dan seterusnya. Swalem 1987 mengatakan bahwa masyarakat kota adalah masyarakat yang bersifat perorangan, dinamis dan kritis, kehidupan serba tergesa-gesa, menyendiri, tegas, proses meniru sesuatu yang baru sangat cepat, pengawasan masyarakat terhadap sesuatu hal adalah tidak besar dan tidak terlalu berkesan, tingkat pendidikan masyarakat telah maju, lebih mengetahui waktu dan ruang beserta perincian kedua-duanya, rasional. Uraian diatas menunjukkan gambaran mengenai kota bahwa kota merupakan pusat kegiatan yang beraneka ragam dengan penduduk yang padat dan heterogen serta memiliki karakter masyarakat yang bersifat individualistis, rasional, dinamis dan kritis.

2. Pengertian Desa

Pengertian desa memiliki sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan pendapat dari para ahli. Berdasarkan undang-undang no.51979 tentang pemerintahan desa Marbun, 1988 desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengertian desa menurut Bintarto www.organisasi.org adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan itu adalah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang saling berinteraksi dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain. Desa dalam ensiklopedia nasional Indonesia 1997 dijelaskan sebagai suatu unit sosial, yaitu sekelompok manusia yang hidup bermukim secara menentap dalam wilayah tertentu, yang tidak selalu sama dengan wilayah administrasi setempat dan mencakup tanah pertanian yang kadang-kadang dikuasai secara bersama. Ciri-ciri desa secara umum adalah sebagai berikut, terletak sangat dekat dengan pusat wilayah usaha tani, pertanian merupakan kegiatan ekonomi yang dominan, faktor penguasaan tanah menentukan corak kehidupan masyarakatnya, populasi penduduk lebih bersifat “terganti dari dirinya sendiri”, kontrol sosial bersifat personal atau pribadi dalam bentuk tatap muka, ikatan sosial relatif lebih ketat daripada kota. Bouman Handayani, 2000 menjelaskan batasan desa sebagai suatu pergaulan hidup yang meliputi beberapa ribu jiwa, saling mengenal, dan terikat pada adat kebiasaan. Desa sering disebut sebagai face-to-face group, karena orang desa hampir semuanya saling mengenal sekurang- kurangnya mengenal muka. Faisal 1981 menyatakan bahwa desa merupakan masyarakat keluarga atau masyarakat paguyuban. Hal ini dikarenakan masyarakat desa memiliki ciri-ciri saling mengenal dengan baik antara yang satu dengan yang lainnya, memiliki keintiman yang tinggi di kalangan warganya, memiliki rasa persaudaraan dan persekutuan yang tinggi, memiliki jalinan emosional yang kuat di kalangan warganya dan saling bantu-membantu, tolong-menolong atas dasar kekeluargaan. Menurut Swalem 1987 masyarakat desa merupakan masyarakat yang bersifat gotong-royong, statis, kehidupan tenang, proses meniru sesuatu yang baru lambat, pengawasan masyarakat terhadap sesuatu adalah cepat dan berkesan, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat masih tebelakang, cenderung irasional, magis dan mistis. Kesimpulan dari beberapa penjelasan diatas tersebut yaitu desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat. Desa juga membentuk masyarakat dengan komunitas kecil yang penduduknya terikat pada adat kebiasaan, mayoritas penduduknya bertani, kontrol sosial yang ada bersifat personal, memiliki ikatan kekeluargaan yang erat serta ikatan sosial lebih ketat dibanding kota. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Perbedaan Remaja Desa dan Remaja Kota

Perbedaan remaja desa dan remaja kota dalam penelitian ini ditujukan pada perbedaan karakter yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana remaja tersebut tinggal dan dibesarkan. Remaja desa dapat diartikan sebagai remaja yang tinggal dan dibesarkan di desa, sedangkan remaja kota diartikan sebagai remaja yang tinggal dan dibesarkan di kota. Berikut ini perbedaan karakter remaja desa dan karakter remaja kota:

1. Karakter Remaja Desa

Karakter remaja desa dijelaskan oleh Susilawati Handayani, 2000 adalah sebagai berikut, tidak suka menonjolkan diri, umumnya sering menunjukkan perasaan malu, lebih dapat mengekang diri, ada perasaan curiga terhadap orang lain, memiliki perasaan untuk mengekspresikan dirinya. Sugiyanto 1981 menjelaskan mengenai karakteristik remaja desa yaitu mempunyai kesediaan untuk bekerjasama. Mau berkorban untuk kepentingan orang lain, perhatian terutama ditunjukkan pada kemanusiaan sehingga tindakannya banyak dikendalikan oleh kecintaan terhadap manusia, memiliki dorongan untuk mendapat bantuan dan simpati. Karakteristik remaja desa di Indonesia adalah terikat pada nilai- nilai orang tua dan masyarakat sehingga mereka memiliki cara berpikir yang serupa dengan orang tua dan tergantung pada orang tua Sugiyanto, 1981. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI