Perkembangan Sosial Remaja Remaja 1.

b. Hubungan sekunder Jika hubungan antara penduduk di desa disebut primer, di kota disebut sekunder. Pengenalan dengan orang lain serba terbatas pada bidang hidup tertentu. c. Kontrol pengawasan sekunder Di kota orang tidak memperdulikan tingkah laku pribadi sesamanya. Meski ada kontrol sosial ini sifatnya non pribadi; asal tidak merugikan bagi umum, tindakan dapat ditoleransikan. d. Toleransi sosial Orang-orang kota secara fisik dapat berdekatan, tetapi secara sosial berjauhan. dapat saja di sini orang berpesta dan pada saat yang sama tetangga menangisi orang yang mati. e. Mobilitas sosial Yang dimaksudkan adalah perubahan status sosial seseorang. Orang menginginkan kenaikan dalam jenjang kemasyarakatan social climbing. Dalam kehidupan kota segalanya di profesionalkan, dan melalui profesinya orang dapat naik posisinya. f. Ikatan sukarela Secara sukarela orang menggabungkan diri ke dalam perkumpulan yang disukainya, seperti sport, aneka grup musik, filateli, dan sebagainya. g. Individualisasi Orang dapat memutuskan apa saja secara pribadi, merencanakan kariernya tanpa desakan orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI h. Segregasi keruangan Terjadi pemisahan berdasarkan ras atau kelompok tertentu. Misalnya ada wilayah kaum cina, arab, orang patuh beragama, kaum elit, kaum gelandangan, daerah operasi pelacuran, pencopetan, kegiatan olahraga, hiburan, pertokoan dan pasar, kompleks kepegawaian tertentu dan seterusnya. Swalem 1987 mengatakan bahwa masyarakat kota adalah masyarakat yang bersifat perorangan, dinamis dan kritis, kehidupan serba tergesa-gesa, menyendiri, tegas, proses meniru sesuatu yang baru sangat cepat, pengawasan masyarakat terhadap sesuatu hal adalah tidak besar dan tidak terlalu berkesan, tingkat pendidikan masyarakat telah maju, lebih mengetahui waktu dan ruang beserta perincian kedua-duanya, rasional. Uraian diatas menunjukkan gambaran mengenai kota bahwa kota merupakan pusat kegiatan yang beraneka ragam dengan penduduk yang padat dan heterogen serta memiliki karakter masyarakat yang bersifat individualistis, rasional, dinamis dan kritis.

2. Pengertian Desa

Pengertian desa memiliki sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan pendapat dari para ahli. Berdasarkan undang-undang no.51979 tentang pemerintahan desa Marbun, 1988 desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak