6. Kategori Skor Penelitian
Angket terdiri dari 45 aitem dengan skor jawaban 1-4, sehingga skor tertinggi teoritik adalah 4x45 = 180 dan terendah teoritik 1x45 = 45. Mean
teoritik diperoleh sebesar 0,5x180+45 = 112,5. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara mean empiris dengan teoritis digunakan one
sample t-test. Tabel 6
Ringkasan Uji-t Kelompok N Rerata
Empiris Rerata
teoretis t p
Keterangan Remaja
desa 61 140,98 112,5 19,588 0,00 Signifikan
Remaja kota 61
138,52 112,5
13,907 0,00
Signifikan Total
122 139,75
112,5 22,993
0,00 Signifikan
Dari hasil analisis uji-t pada masing-masing kelompok remaja desa dan kota terdapat hasil p=0.00 p0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan
antara mean empiris dan teoritis. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mean empiris secara signifikan lebih besar dari mean teoritik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sikap kelompok remaja desa dan remaja kota terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua cenderung positif.
C. Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis menggunakan perhitungan uji-t diatas tampak bahwa H
diterima p0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini yang berbunyi “ada perbedaan sikap terhadap tata krama Jawa
dalam menghormati orang tua antara remaja desa dan remaja kota” tidak terbukti secara signifikan, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
sikap terhadap tata krama Jawa dalam menghormati orang tua antara remaja desa dan remaja kota.
Hipotesis penelitian ini menjadi tidak terbukti dapat disebabkan oleh tingginya apresiasi masyarakat di Yogyakarta yang menjadi subjek penelitian
ini terhadap nilai-nilai budaya Jawa. Yogyakarta merupakan wilayah budaya pedalaman dimana budaya Jawa pedalaman ini mempunyai adat dan tradisi
yang bersumber dari Kraton Ariyani dkk., 2002. Selain itu, ada keunikan dari kota Yogyakarta dimana pada masing-masing kabupaten pusat kotanya
tidak terletak pada pusat keramaian dan keramaiannya terpusat pada satu wilayah yaitu mendekati kraton. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi peneliti
dalam pembatasan wilayah desa dan kota pada penelitian ini. Tidak terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini didukung oleh penelitian
serupa yang dilakukan oleh Ariyani, dkk. 2002 terhadap siswa-siswi SMU dan SMK yang terdapat di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Penelitian tersebut menyebutkan hampir 90 responden penelitiannya mengatakan bahwa tata krama masih sangat penting bagi kehidupan sekarang
dan seterusnya, dan tata krama sangat diperlukan sebagai pedoman, tuntunan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI