60 memberi arti tindakan itu secara pribadi dan sosial. Mengingat kembali masa
lampau berarti menjadikan pengalaman masa lalu itu benar-benar menjadi pengalaman. Selanjutnya, kreatif dalam mengolah pengalaman untuk masa depan
dalam masa sekarang berati siap menatap ke depan dengan bertolak dari pengalaman masa lalu. Harapan masa depan bisa menjadi ungkapan harapan atas
dasar yang nyata dari masa lampau. Harapan menjadikan nyata apa yang kurang nyata adanya sehingga imaginasi menjadi lebih nyata karena berdasar pada yang
sudah ada, sehingga terbuka untuk kreatifitas demi kebebasan masa depan. Dengan demikian refleksi melibatkan kemampuan rasional akal budi dan
afektif rasa dari seluruh pribadi manusia. Sedangkan secara kritis tidak berarti bahwa selalu mencari yang salah di masa lampau. Kritis mengenali batas-batas
kebaikan, kebenaran dalam fakta masa kini sehingga akhirnya sampai melampaui batas kebenaran dan kebaikan itu sendiri lewat pembedaanpenegasan roh
Sumarno Ds, 2012:16.
3. Tradisi
Tradisi dengan huruf besar T dalam Gereja berarti bukan hanya sejarah adat istiadat ritual masa lampau saja, tetapi seluruh pengalaman iman dalam
bentuk apapun yang sudah terungkap dan yang sudah dibakukan oleh Gereja dalam rangka menanggapi perwahyuan Allah di dunia ini. Tradisi Gereja meliputi
seluruh corak kehidupan kristiani, kitab suci tertulis, ajaran Gereja resmi, interpretasitafsir, penelitian para teolog, praktek suci, ibadat, sakramen, simbol,
situs, pestaperingatan, hiasan atau lukisan yang menjadi ekspresi iman umat akan
61 pengalamannya berhadapan dengan Allah, berdasarkan peristiwa historis,
khususnya kehadiran Allah dalam hidup, mati dan kebangkitan Kristus. Sedangkan, setiap manusia mempunyai pengalaman dan sejarah masing-
masing, manusia mempunyai tradisi-nya sendiri-sendiri dalam menghayati dan menjalani hidupnya di dunia atas dasar keyakinan imannya. Dengan demikian,
tradisi dengan huruf kecil t menujuk pada pengalaman hidup manusia peserta konkret sehari-hari Sumarno Ds, 2012:17.
4. Visi
Pengertian Visi dengan huruf besar V dalam Gereja tidak bisa dilepaskan dari Tradisi, karena Visi itu bukan sekedar suatu pengetahuan tertentu saja, tetapi
suatu kenyataan hadirnya dari isi Tradisi, dan yang menjadi jawaban hidup orang beriman terhadap apa yang ditawarkan dalam pengalaman iman kristiani dan
terhadap janji Allah yang terungkap dalam Tradisi atau pengalaman kristiani. Visi merupakan kenyataan dari jawaban manusia terhadap janji Allah yang
terwujudkan dalam sejarah atau Tradisi. Demikian pula, setiap manusia dalam menjalani hidupnya di dunia ini
berusaha menanggapi janji Allah dalam hidupnya dan merumuskannya dalam visi kristianinya atas dasar pengenalannya akan tradisi atau pengalaman yang
dihayatinya. Visi Kristiani peserta merupakan kritik atas perbuatannya masa kini, dan yang menjadi ukuran keberiman manusia yang senantiasa terbuka akan masa
depan Sumarno Ds, 2012:17.