RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN
9 memang merupakan pengalaman dasar, kendati belum berarti pertemuan dengan
Allah dalam arti penuh. Di atas pengalaman dasar itulah dibangun iman dan penyerahan kepada Allah. Manusia dari dirinya sendiri tak mungkin mengenal
Allah. Umat Kristiani mengenal Allah secara pribadi sebagai Bapa, melalui Yesus Komisi Kateketik KWI, 1996: 127.
Bila sabda Allah adalah wahyu, maka tanggapan manusia dari sabda Allah ialah iman. Bila inisiatif berasal dari Allah, maka jawaban adalah dari
manusia. Maka sabda Allah mengundang jawaban manusia, kesediaan Allah mengundang kesediaan manusia untuk membuka diri, tindakan Allah mendesak
tindakan manusia dan pemberian diri Allah mengharapkan penyerahan diri manusia. Maka wahyu itu menuntut iman.
Iman adalah pertemuan pribadi dan mendalam antara Allah yang hidup dengan manusia. Penerimaan secara menyeluruh akan pribadi yang mewahyukan
dan memberikan diri oleh manusia. Menyerahkan diri dengan penuh cinta merupakan suatu penyerahan yang tanpa batas untuk hidup bagi Allah dan
mengatur hidup sesuai dengan perintah-Nya. Semua ini tentu akan mengakibatkan suatu perjanjian dan sumpah untuk bersekutu dalam cinta kasih. Oleh sebab itu
hubungan antara pribadi manusia dengan Allah adalah dialog, perjanjian dan persekutuan Amalorpavadass, 1972: 16.
Asal-usul kata Ibrani untuk kata iman adalah he’ emin dari kata dasar áman. Dengan demikian, beriman berarti merasa aman, menyerahkan beban atau
kelemahan pribadi kepada orang lain. Secara rohani beriman berarti menaruh kepercayaan. Maka beriman kepada Allah berarti membiarkan diri dibawa oleh
10 emeth-Nya, oleh kesetiaan dan keteguhan yang tidak terguncangkan; berkata
amen = teguh, kuat dan pantas dipercaya kepada Allah, yang setia pada janji- Nya dan yang kuasa untuk menyatakannya Telaumbanua, 1997: 47- 49.
c. Pembinaan Iman Pembinaan iman tidak lepas dari katekese karena katekese merupakan
usaha pembinaan iman yang perlu direncanakan secara berkala yang mempunyai arah dan tujuan demi pengembangan iman umat. Namun demikian pembinaan
iman dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pembina dan secara khusus diciptakan agar orang beriman dapat berkumpul dan saling
mengkomunikasikan pengalaman imannya sebagai pengalaman perjumpaan dengan Allah melalui sabda-Nya. Pembinaan iman merupakan bentuk pelayanan
sabda yang dilakukan untuk membantu umat untuk semakin menghayati imannya kepada Yesus Kristus yang berkarya di dalam hidupnya. Dengan demikian
pembinaan iman membantu dan mendorong umat untuk mengembangkan imannya menjadi semakin matang, dewasa dan ikut terlibat untuk bertanggung
jawab di dalam hidup menggerejaa dan memasyarakat. Iman harus dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan nyata, karena pada hakekatnya “iman tanpa
perbuatan adalah mati” bdk. Yak. 2:7.