mencapai sesuatu yang positif. Ketika individu memperoleh penguatan positif bahwa ia mampu melakukan tugas yang
diberikan, maka ia akan memiliki keyakinan dalam diri untuk dapat memberikan hasil yang baik. Di sisi lain, ketika individu
memperoleh penguatan negatif berupa keraguan individu lain terhadap dirinya, maka ia akan merasa tidak yakin untuk dapat
melakukan tugas yang diberikan padanya. d.
Physical and emotional states Faktor fisik dan emosional Informasi mengenai somatik dapat menjadi pertimbangan
dalam melihat kemampuan yang dimiliki individu. Faktor psikologi dan emosional dapat menjadi pendukung dari informasi
somatik. Kegiatan fisik pada tingkat yang tinggi akan memberikan informasi terkait efikasi diri. Efikasi diri yang
ditinjau berdasarkan indikator somatiknya melibatkan pencapaian fisik, manfaat dari kesehatan, dan cara mengatasi berbagai
macam stresor. Dalam situasi yang menekan, individu akan mampu
merasakan pengaktivasian faktor psikologi di dalam dirinya. Indikator secara psikologis berperan penting dalam hal manfaat
dari kesehatan dan kegiatan yang memerlukan stamina. Indikator efikasi diri secara psikologis pada kegiatan yang memerlukan
stamina yang lebih akan membuat individu mampu merasakan kelelahan, kesesakan, dan rasa sakit sebagai indikator dari
ketidakyakinan secara fisik. Individu akan lebih mengharapkan kesuksesan ketika ia memperoleh hal yang menyenangkan
daripada memperoleh hal yang tidak menyenangkan. Mood atau keadaan jiwa individu juga memiliki peranan penting dalam
efikasi diri individu.
4. Dimensi efikasi diri
Efikasi diri pada individu dapat dilihat melalui penilaian terhadap kapabilitas yang dimiliki dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
individu. Aktivitas tersebut memiliki level tugas yang berbeda. Individu dapat memiliki efikasi diri yang berbeda pada kegiatan yang satu dengan
kegiatan yang lain. Efikasi diri pada individu dapat ditinjau berdasarkan macam kegiatan yang dilakukan. Individu akan memiliki efikasi diri yang
tinggi pada kegiatan yang menjadi minat individu tersebut. Performansi individu pada suatu kegiatan dipengaruhi oleh berbagai macam dimensi
pada efikasi diri yang dimiliki oleh individu tersebut. Bandura menyatakan beberapa dimensi dari efikasi diri Bandura, 1997, yakni:
a. Level Tingkat
Efikasi diri pada individu satu dengan individu yang lain ditinjau berdasarkan tuntutan tugas yang sederhana hingga tuntutan tugas
yang sulit secara umum. Tingkat kemampuan diukur dengan melihat pada tingkat tuntutan tugas yang mengindikasikan tingkat tantangan
untuk mencapai kesuksesan performansi. Apabila tidak terdapat
tantangan pada kegiatan yang ditemui, maka kegiatan tersebut tergolong mudah sehingga setiap orang memiliki efikasi diri yang
tinggi pada kegiatan tersebut. b.
Generality Keumuman Individu bisa menilai efikasi diri mereka sendiri melalui kegiatan
secara keseluruhan atau hanya pada kegiatan tertentu saja. Generality meliputi tingkat kesamaan kegiatan yang dapat menunjukkan
kemampuan behavioral, cognitive, dan affective yang dimiliki, situasi secara kualitatif, serta karakteristik individu. Asesmen berhubungan
dengan kegiatan dan konteks situasi yang menunjukkan pola dan tingkat generality pada efikasi diri yang dimiliki individu.
c. Strength Kekuatan Efikasi diri yang lemah pada individu berhubungan dengan
pengalaman yang kurang kuat, sedangkan individu yang memiliki keyakinan diri yang kuat pada kemampuannya akan gigih untuk
memperoleh hal yang diinginkan meskipun banyaknya kesulitan dan tantangan yang mewarnai. Kuatnya efikasi diri mempengaruhi
ketekunan pada kegiatan yang akan menghasilkan kesuksesan.
5. Proses aktivasi efikasi diri
Efikasi diri dalam memberikan pengaruh memerlukan proses dalam mengaktivasinya. Bandura menyatakan bahwa efikasi diri mengatur