Uji Hipotesis Analisis Data Penelitian
Individu dalam membuat pengalaman yang unggul enactive mastery experiences
memerlukan proses kognitif, perilaku, dan regulasi diri. Efikasi diri berkembang seiring berjalannya waktu. Individu yang
memiliki pengalaman performansi yang sukses akan meningkatkan ekspektasi individu, sedangkan performansi yang gagal akan menurunkan
ekspektasi individu tersebut. Individu yang dapat melihat sebuah kegagalan secara positif akan memandang kegagalan tersebut memberikan
kesempatan untuk mengasah kemampuan untuk mengubah kegagalan menjadi kesuksesan Bandura, 1997.
Individu yang melihat capaian kesuksesan individu lain yang memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya akan dapat meningkatkan
efikasi dalam dirinya. Individu yang melihat kegagalan individu lain yang memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya akan dapat menurunkan
efikasi dalam dirinya. Pengalaman yang dialami individu lain vicarious experience
memberikan pengaruh dalam menentukan efikasi diri yang dimiliki karena individu akan melihat capaian individu lain yang berada
dekat dengan kehidupannya dan memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya Bandura, 1997.
Persuasi verbal verbal persuasion yang positif dari individu lain, seperti memberikan semangat dan menumbuhkan keyakinan akan rasa
mampu, dapat meningkatkan efikasi diri yang dimiliki oleh individu. Ketika individu memperoleh penguatan positif bahwa ia mampu
melakukan tugas yang diberikan, maka ia akan memiliki keyakinan dalam
diri untuk dapat memberikan hasil yang baik. Persuasi yang negatif dari individu lain, seperti keraguan individu lain terhadap dirinya, membuat ia
merasa tidak yakin akan dapat melakukan tugas yang diberikan padanya Bandura, 1997.
Efikasi diri yang ditinjau berdasarkan indikator somatiknya melibatkan cara mengatasi berbagai macam stresor. Individu akan lebih
mengharapkan kesuksesan ketika ia memperoleh hal yang menyenangkan daripada memperoleh hal yang tidak menyenangkan. Mood atau keadaan
jiwa individu juga memiliki peranan penting dalam efikasi diri individu Bandura, 1997.
Efikasi diri yang merupakan variabel bebas dalam penelitian memberikan kontribusi sebesar 43,9 terhadap kematangan karir pada
mahasiswa S1 tingkat akhir yang merupakan variabel tergantung dalam penelitian. Besarnya kontribusi efikasi diri tercermin dari hasil koefisien
determinasi. 56,1 merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kematangan karir di luar penelitian.
Efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kapabilitas yang dimiliki dalam menjalankan fungsi diri, pelatihan, dan tugas secara
efektif pada situasi tertentu untuk mencapai performansi dan tujuan yang diharapkan. Efikasi diri yang dimiliki mahasiswa S1 tingkat akhir
berhubungan erat dengan serangkaian tuntutan tugas perkembangan mahasiswa, terutama dalam hal kematangan karir. Keyakinan diri dan
keterampilan yang dimiliki mahasiswa akan membawanya pada proses
pencapaian kematangan karir yang diharapkan. Kematangan karir mahasiswa S1 tingkat akhir berkaitan dengan penentuan karir yang dipilih
mahasiswa setelah lulus dari S1. Mahasiswa mulai menyelesaikan pendidikannya dan bersiap untuk masuk dalam dunia pekerjaan.
Mahasiswa mulai memilih karir berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan norma kategorisasi pada skala kematangan karir, 5
subjek penelitian 5 memiliki kematangan karir dalam kategori sangat tinggi, 53 subjek penelitian 53 memiliki kematangan karir yang tinggi,
62 subjek penelitian 62 memiliki kematangan karir dalam kategori sedang, dan 1 subjek penelitian 1 memiliki kematangan karir yang
rendah. Hasil pengkategorisasian pada skala kematangan karir menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian yang merupakan
mahasiswa S1 tingkat akhir, memiliki kematangan karir yang cukup baik. Kematangan karir mahasiswa S1 tingkat akhir berkaitan dengan
kesiapan diri mahasiswa dalam menjalankan tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan berdasarkan usia mahasiswa tersebut
untuk dapat menggunakan faktor psikologis dalam membuat keputusan karir yang realistik dengan menyadari penuh akan kemampuan dan hal-hal
terkait yang dibutuhkan. Semakin tinggi efikasi diri mahasiswa S1 tingkat akhir, semakin besar pengetahuan mahasiswa terkait dirinya. Pengetahuan
akan diri menjadi hal yang penting bagi mahasiswa dalam mengenali diri dengan baik, terkait kemampuan dan minat mahasiswa dalam berkarir.
Ketika mahasiswa memiliki keyakinan diri yang kuat, maka mahasiswa