pencapaian kematangan karir yang diharapkan. Kematangan karir mahasiswa S1 tingkat akhir berkaitan dengan penentuan karir yang dipilih
mahasiswa setelah lulus dari S1. Mahasiswa mulai menyelesaikan pendidikannya dan bersiap untuk masuk dalam dunia pekerjaan.
Mahasiswa mulai memilih karir berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan norma kategorisasi pada skala kematangan karir, 5
subjek penelitian 5 memiliki kematangan karir dalam kategori sangat tinggi, 53 subjek penelitian 53 memiliki kematangan karir yang tinggi,
62 subjek penelitian 62 memiliki kematangan karir dalam kategori sedang, dan 1 subjek penelitian 1 memiliki kematangan karir yang
rendah. Hasil pengkategorisasian pada skala kematangan karir menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian yang merupakan
mahasiswa S1 tingkat akhir, memiliki kematangan karir yang cukup baik. Kematangan karir mahasiswa S1 tingkat akhir berkaitan dengan
kesiapan diri mahasiswa dalam menjalankan tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan berdasarkan usia mahasiswa tersebut
untuk dapat menggunakan faktor psikologis dalam membuat keputusan karir yang realistik dengan menyadari penuh akan kemampuan dan hal-hal
terkait yang dibutuhkan. Semakin tinggi efikasi diri mahasiswa S1 tingkat akhir, semakin besar pengetahuan mahasiswa terkait dirinya. Pengetahuan
akan diri menjadi hal yang penting bagi mahasiswa dalam mengenali diri dengan baik, terkait kemampuan dan minat mahasiswa dalam berkarir.
Ketika mahasiswa memiliki keyakinan diri yang kuat, maka mahasiswa
tersebut akan mampu melihat kemungkinan-kemungkinan yang baik dan buruk dalam membuat dan merencanakan pilihan karir secara realistik. Di
sisi lain, mahasiswa S1 tingkat akhir yang memiliki efikasi diri rendah akan kurang memiliki pengetahuan terhadap dirinya sehingga tidak
mampu untuk melihat kemungkinan baik dan buruk dalam proses merencanakan karirnya secara realistik.
Faktor lingkungan menjadi variabel lain yang mempengaruhi kematangan karir. Lingkungan sekitar individu memberikan pengaruh
besar dalam pilihan karir individu. Pengaruh yang diberikan lingkungan terhadap individu berupa tuntutan sosial dan budaya yang ada. Pengaruh
dari lingkungan keluarga juga memberikan andil ketika individu menentukan sebuah pilihan, termasuk pilihan dalam hal karir.
Faktor pendidikan secara formal dan informal menjadi variabel yang mempengaruhi kematangan karir. Pendidikan secara formal melalui
proses penyelesaian pendidikan pada perguruan tinggi memampukan individu untuk menggali informasi mengenai pilihan karir dalam rangka
kematangan karir. Pendidikan secara informal dilakukan melalui konsultasi dengan orang tua, guru, dan individu lain yang terkait dengan
pilihan karirnya. Selain berkonsultasi, individu juga akan melihat individu- individu lain tersebut dalam bertindak dan berperilaku, terutama dalam hal
perilaku berkarir Craig, 1980. Super menyatakan bahwa mahasiswa S1 tingkat akhir memiliki
rentang usia berkisar 21 tahun hingga 24 tahun dan termasuk dalam fase
implementation dalam Osipow, 1973. Pada fase ini, mahasiswa mulai
menyadari dan merencanakan kebutuhan untuk mengimplemetasikan pilihan karir sebelum masuk dalam dunia kerja. Mahasiswa mulai
menyelesaikan pendidikannya untuk masuk dalam dunia pekerjaan. Mahasiswa S1 tingkat akhir dituntut untuk dapat segera menyadari
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka memilih karir yang dirasa sesuai dengan dirinya. Pengetahuan akan diri menjadi hal yang penting bagi
mahasiswa dalam mengenali diri dengan baik, terkait kemampuan dan minat mahasiswa dalam berkarir. Mahasiswa S1 tingkat akhir mulai
mengumpulkan informasi terkait kualifikasi pada pilihan karir yang akan dituju.
Merencanakan dengan matang hal-hal yang diperlukan untuk mengimplementasikan pilihan karir menjadi langkah penting selanjutnya.
Ketika mahasiswa memiliki keyakinan diri yang kuat, maka mahasiswa tersebut akan mampu melihat kemungkinan-kemungkinan yang baik dan
buruk dalam membuat dan merencanakan pilihan karir setelah lulus S1. Setelah menyadari kebutuhan yang diperlukan dan merencanakan karir
yang akan dituju, mahasiswa diharapkan untuk segera melaksanakan rencana berkarir yang telah disusun.
Keyakinan diri mahasiswa memberikan pengaruh besar terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan yang berhubungan erat dengan
serangkaian tuntutan tugas perkembangan mahasiswa, yaitu kematangan karir. Ketika mahasiswa memiliki keyakinan yang besar terhadap suatu
tugas, maka mahasiswa tersebut akan merasa mampu melakukan dan menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Mahasiswa yang memiliki
keyakinan kuat akan berusaha menjalani tuntutan dalam tugas yang diberikan, sikap konsistensi terhadap berbagai tugas, dan ketekunan dalam
melaksanakan berbagai tugas yang mudah maupun sulit dalam berbagai situasi. Keyakinan diri dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa akan
membawanya pada proses perencanaan dan pencapaian kematangan karir yang baik.
Hasil pembahasan penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa S1
tingkat akhir pada beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Hubungan yang positif mengandung arti bahwa apabila efikasi diri yang dimiliki
mahasiswa S1 tingkat akhir tergolong tinggi, maka mahasiswa S1 tingkat akhir juga akan memiliki kematangan karir yang tinggi dalam
merencanakan dan mempersiapkan pilihan karir yang akan dituju.
85
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran yang dapat peneliti berikan terkait hasil dari penelitian mengenai ada tidaknya hubungan antara efikasi diri dengan kematangan
karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir pada beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Tujuan dari peneltian adalah mengetahui hubungan efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa S1 Strata 1 tingkat akhir pada
beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan penelitian telah tercapai dan hipotesis penelitian diterima.
Efikasi diri berkorelasi dengan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir, yaitu bahwa ada hubungan yang positif antara efikasi diri
dengan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir pada beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta.
Mahasiswa S1 tingkat akhir memiliki keyakinan yang baik terhadap kapabilitas yang dimiliki dalam menjalankan fungsi diri,
pelatihan, dan tugas secara efektif pada situasi tertentu untuk mencapai performansi dan tujuan yang diharapkan. Mahasiswa S1 tingkat akhir
memiliki kesiapan diri yang cukup baik dalam menjalankan tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan, yaitu menggali
informasi untuk membuat keputusan karir yang realistik dengan menyadari penuh akan kemampuan dan hal-hal terkait yang dibutuhkan.
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa S1 Tingkat Akhir
Mahasiswa S1
tingkat akhir
hendaknya dapat
mempertahankan serta meningkatkan efikasi diri yang dimiliki. Mahasiswa S1 tingkat akhir perlu meningkatkan penggalian
informasi mengenai karir yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b. Bagi Peneliti Lain
1. Peneliti selanjutnya
dapat lebih
menyusun dan
menjelaskan definisi operasional mengenai dimensi efikasi diri dan kematangan karir secara multi dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, D. P. 2012. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Anoraga, D. P. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Excercise of Control. New York: W. H
Freeman and Company. Baron, R. A., Byrne D. 1997. Social Psychology 8
th
ed.. United States of America: A Viacom Company.
Berk, L. E. 2012. Development Through The Lifespan Dari Prenatal Sampai Masa Remaja Transisi Menjelang Dewasa
5
th
ed. Vol.1 Daryanto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bozgeyikli, H., Eroglu, S. E., Hamurcu, H. 2009. Career Decision Making Self Efficacy, Career Maturity, and Socioeconomic Status with Turkish
Youth. Georgian Electronic Scientific Journal: Education Science and Psychology,
114, 15-24. Carey, M. P., Forsyth, A. D. 2015. Diakses 25 Maret 2015 dari
http:www.apa.orgpiaidsresourceseducationself-efficacy.aspx. Craig, G. J. 1980. Human Development. New Jersey: Prentice-Hall.
Creed, P., Patton, W., Prideaux, L. 2006. Causal Relationship between Career Indecision and Career Decision-Making Self-Efficacy: A longitudinal
Cross-Lagged Analysis. Journal of Career Development, 331, 47-65. D 25 Juli 2015. Mahasiswa S1 tingkat akhir. Komunikasi Pribadi.
Davis, W. D., Fedor, D. B., Parsons, C. K., Herold, D. M. 2000. The Development of Self Efficacy during Aviation Training. Journal of
Organization Behavior, 21, 857-871.
Dirjen Pendidikan Tinggi. 2014. Diakses 25 Februari 2015, dari
http:dikti.go.idblog20140924pengelolaan-perguruan-tinggi-swasta
Feist, J., Feist, G. J. 2009. Theories of Personality 7
th
ed.. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Feist, J., Feist, G. J. 2008. Theories of Personality 6
th
ed.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Giyanto, A. 2015. Perguruan Tinggi, Faktor Penting Program Pengentasan Pengangguran
DIY. Diakses
pada 6
Agustus 2015
dari http:jogjadaily.com201504perguruan-tinggi-faktor-penting-program-
pengentasan-pengangguran-diy Gonzalez, M. A. 2008. Career maturity: a priority for secondary education.
Electronic Journal of Research in Educational Psychology , 6 3, 749-772.
Gysbers, N. C., Heppner, M. J., Johnston, J. A. 2003. Career Counseling: Process, Issues, and Techniques
2
nd
ed.. Boston: Pearson Education, Inc. Hardjanti, R. 2012. Antrean Pengangguran D3 dan S1 Makin Panjang. Diakses
pada 26
November 2014,
dari http:news.okezone.comread20121201373725951antrean-
pengangguran-d3-s1-makin-panjang. Harian
Ekonomi Neraca.
2014. Diakses
24 Februari
2015. http:www.neraca.co.idpendidikan45013Siapkah-Lulusan-Sarjana-
Hadapi-Tantangan-MEA3. Hasan, I. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Herr, E. L., Cramer, S. H., Niles, S. G. 2004. Career Guidance and Counseling through the lifespan: systematic approaches
6
th
ed.. United States of America: Pearson Education, Inc.
Lembaga Riset
Publik. 2015.
Diakses 6
Agustus 2015
dari http:www.larispa.or.idberita114-perguruan-tinggi-menjadi-sumber-
pengangguran.html. Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan 5
th
ed.. Jakarta: Erlangga. Irfa,A.
A. 2015.
Diakses 25
Maret 2015
dari http:www.academia.edu4631795Peran_dan_Fungsi_Mahasiswa.
Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Kamus Besar Bahasa Indonesia . 2015. Diakses 25 Maret 2015 dari
http:kbbi.web.idmahasiswa Kasmadi Sunariah, N. S. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta. Kristina, D. 2012. Self-employment sebagai Pilihan Karier: Sebuah Studi
mengenai Efikasi Diri terhadap Minat Karier Mahasiswa S1 UGM. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Lal, K. 2014. Career Maturity in Relation to Level of Aspiration Adolescents.
American International Journal of Research in Humanities, Arts, and Social Sciences,
5, 113-118. Lumakto, G. 2013. Mahasiswa adalah Jajanan di Masanya. Diakses pada 26
November 2014,
dari http:edukasi.kompasiana.com20131123mahasiswa-adalah-jajanan-di-
masanya-612377.html Megarani, P. W. Hubungan antara Efikasi Diri dengan Kematangan Karir Siswa
SMK Negeri 1 Karanganyar Kebumen. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Osipow, S. H. 1973. Theories of Career Development 2
nd
ed.. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Pati, S. P., Kumar, P. 2010. Employee Engagement: Role of Self Efficacy, Organizational Support Supervisor Support. Indian Journal of Industrial
Relations, 46, 126-137
Prasetyo, B., Jannah, L. M. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan.
2014. Diakses pada tanggal 6 Agustus
2015, dari
http:pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.idkuprovinsiprop62E6rptsmry. php?start=4
R., S., V. 21 Oktober, 2014. Mahasiswa S1 tingkat akhir. Komunikasi Pribadi.
Rachmawati, Y. E. 2012. Hubungan antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir di Universitas
Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.1 No.1. Randhawa, G. 2004. Self Efficacy and Work Performance: An Empirical Study.
Indian Journal of Industrial Relations, 39, 336-346.
Sangadji, E. M., Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Santosa, A. 2010. Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. 2011. Perkembangan Masa Hidup jilid II 13
th
ed.. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. 1997. Life-Span Development 6
th
ed.. USA : Times Mirror Higher Education Group, Inc.
Santrock, J. W. 1985. Adult Development and Aging. Doboque, Lowa: Wm.C. Brown
Sembiring, S. 2014. Pengelolaan Perguruan Tinggi Swasta. Diakses 25 Februari 2015 dari http:dikti.go.idblog20140924pengelolaan-perguruan-tinggi-
swasta Spector, P. E. 2008. Industrial and Organizational Psychology: Research and
Practice 5
th
ed.. United States of America: John Wiley Sons, Inc. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi 7
th
ed.. Jakarta: Erlangga. Supratiknya, A. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma. Supratiknya, A. 2007. Kiat Merujuk Sumber Acuan dalam Penulisan Karya
Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suryabrata, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Utami, Y. G. D., Hudaniah. 2013. Self Efficacy dengan Kesiapan Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan, Vol.01, No.01.