Tabel 13 Tempat Tinggal
Tempat Tinggal
Jumlah Persentase
Rumah 58
47,93 Kontrak
Kos TOTAL
8 55
121 6,61
45,45 100
Tabel 14 Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan Sampin
gan Jumlah Persentase
Tidak memiliki
pekerjaa n
samping an
47 28,83
Ast. Dosen Ast.
Perpustakaa n
Ast. Penerimaan
Mhs. Baru Ast.
Laboratoriu m
Shopkeeper WaiterWait
ers Guru Les
Ast. Ujian Dosen
Ast. Peneliti Guru
Honorer Guru
Gardep 23
10
7
17 2
5 8
9 1
1 1
2 1
14,11 6,13
4,29
10,42 1,22
3,06 4,9
5,52 0,61
0,61 0,61
1,22 0,61
Enterpreneu r
Consultant Penulis
Artikel Peraga
Ramayana Freelance
Drafter Ast. Kampus
MLM English
Tutor UKM
Kopma Jaga Kos
LC Saham
Ngo Veco Netherland
Indonesia Mural cafe
Lomba TOTAL
5 1
1
1 6
1 5
1 1
1 1
1 1
1
1 1
163 3,06
0,61 0,61
0,61 3,68
0,61 3,06
0,61 0,61
0,61 0,61
0,61 0,61
0,61
0,61 0,61
100
Tabel 15 Alasan melakukan Pekerjaan Sampingan
Alasan Jumlah Persentase
Memperoleh gaji
berupa uang
35 34,65
Menambah ilmu dan
pengalaman Mengisi
waktu luang Menambah
relasi 34
9 12
33,66
8,91 11,88
Sesuai minat Iseng-iseng
Adanya kesempatan
TOTAL 9
1
1 101
8,91 0,99
0,99 100
Peneliti menggunakan kategori ordinal dalam penelitian mengenai efikasi diri dan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir.
Kategori ordinal merupakan pengelompokkan subjek berdasarkan jenjang yang sangat tinggi hingga jenjang yang sangat rendah dengan rentang yang
tidak harus sama Hasan, 2008. Penelitian ini memberikan gambaran skor efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir.
Tabel 16 Deskripsi Statistik Data Penelitian
Variabel N
Maksimum Mean
Minimum SD
Teoritik Empirik
Teoritik Empirik Teoritik
Empirik Efikasi Diri
12 1
128 124
80 93,88
32 68
9,882 Kematangan
Karir 12
132 126
82,5 93,40
33 69
9,586
Pada Tabel 16, mean empirik pada variabel efikasi diri mean empirik= 93,88 dan kematangan karir mean empirik= 93,40 lebih besar
daripada mean teoritik variabel efikasi diri mean teoritik= 80 dan kematangan karir mean teoritik= 82,5. Berdasarkan besarnya mean
empirik daripada mean teoritik pada kedua variabel tersebut menunjukkan
bahwa efikasi diri dan kematangan karir yang dimiliki sebagian besar subjek penelitian tergolong tinggi.
Variabel efikasi diri dan kematangan karir dapat dikategorikan berda
sarkan standar deviasi σ dan mean teoritik µ. Penelitian ini menggunakan pengkategorian ordinal atau jenjang dengan tujuan untuk
menempatkan subjek pada kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang berdasarkan kontinum dari atribut yang diukur. Kontinum
jenjang yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah Azwar, 2007.
Norma kategorisasi skor terdapat dalam Tabel 17, yaitu sebagai berikut:
Tabel 17 Norma Kategorisasi Skor
Skor Kategori
X ≤ -1,5 σ Sangat rendah
- 1,5 σ X ≤ -0,5 σ
- 1,5 σ X ≤ +0,5 σ
+0,5 σ X ≤ +1,5 σ +1,5 σ X
Rendah Sedang
Tinggi Sangat tinggi
Rentang minimum pada skala efikasi diri adalah 1x32 = 32 dan rentang maksimum pada skala efikasi diri adalah 4x32 = 128, sehingga
jarak luas sebarannya adalah 128- 32 = 96. Standar deviasi σ yang
dimiliki oleh skala efikasi diri sebesar 96:6 = 16 dan mean teoritiknya µ
sebesar 80. Kategorisasi skor pada skala efikasi diri setelah dimasukkan ke dalam norma adalah sebagai berikut:
Tabel 18 Kategorisasi Skor Efikasi Diri
Skor Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
X ≤ 51,2 Sangat rendah
51,2 X ≤ 70,4
70,4 X ≤ 89,6
89,6 X ≤ 108,8
108,8 X Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi TOTAL
2 36
71 12
121 2
36 71
12
100
Berdasarkan kategorisasi skor pada skala efikasi diri dalam Tabel 18, terdapat 12 atau 12 subjek penelitian yang masuk dalam kategori
sangat tinggi, 71 atau 71 subjek penelitian yang berada dalam kategori tinggi, 36 atau 36 subjek penelitian yang termasuk dalam kategori
sedang, dan 2 atau 2 subjek penelitian yang berada pada kategori rendah. Setelah diperoleh hasil kategorisasi skor subjek penelitian untuk
skala efikasi diri, selanjutnya peneliti akan melakukan pengkategorian skor subjek penelitian terhadap skala kematangan karir.
Rentang minimum pada skala kematangan karir adalah 1x33 = 33 dan rentang maksimum pada skala efikasi diri adalah 4x33 = 132,
sehingga jarak luas sebarannya sebesar 132- 33 = 99. Standar deviasi σ
skala kematangan karir adalah 99:6 = 16,5 dan mean teoritik µ sebesar
82,5. Kategorisasi skor pada skala kematangan karir yang diperoleh setelah dimasukkan ke dalam norma adalah sebagai berikut:
Tabel 19 Kategorisasi Skor Kematangan Karir
Skor Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
X ≤ 52,8 Sangat rendah
52,8 X ≤ 72,6
72,6 X ≤ 92,4
92,4 X ≤ 112,2
112,2 X Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi TOTAL
1 62
53 5
121 1
62 53
5 100
Data yang diperoleh berdasarkan kategorisasi skor pada skala kematangan karir dalam Tabel 19 menunjukkan bahwa 5 atau 5 subjek
penelitian yang masuk dalam kategori sangat tinggi, 53 atau 53 subjek penelitian yang berada dalam kategori tinggi, 62 atau 62 subjek
penelitian yang termasuk dalam kategori sedang, dan 1 atau 1 subjek
penelitian yang berada pada kategori rendah.
C. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya penyebaran skala penelitian mengenai efikasi diri dan kematangan
karir. Uji normalitas dilakukan dengan pengujian Kolmogorov- Smirnov Test
melalui program SPSS for windows version 16.00. Data penelitian tergolong normal apabila memiliki probability
value atau p-value sig lebih dari 0,05 p0,05 Santosa, 2010.
Nilai p yang diperoleh pada skala efikasi diri sebesar 0,000, sedangkan nilai p yang diperoleh pada skala kematangan karir
adalah 0,001. Hasil uji normalitas yang diperoleh dari skala efikasi diri dan kematangan karir menunjukkan bahwa distribusi sebaran
data kedua skala tersebut tergolong tidak normal karena nilai p tidak lebih dari 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Efikasi Diri Kematangan
Karir
Kolmogorov- Smirnov
0,000 0,001
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel efikasi diri dan variabel kematangan karir pada mahasiswa
S1 tingkat akhir apakah mengikuti garis lurus atau tidak. Uji linearitas dengan garis regresi dilakukan dengan menghitung nilai
F dan menggunakan hipotesis nol Ho. Apabila nilai F kurang dari nilai p p 0,05, maka garis regresi tergolong linear. Berdasarkan
uji linearitas yang menggunakan program SPSS for windows version 16.00
ini, diperoleh hasil bahwa hubungan antara variabel efikasi diri dan variabel kematangan karir linear. Taraf signifikansi
linearitas pada kedua variabel tersebut di bawah 0,05 p 0,05, yaitu F= 140,180, p= 0,000. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 21 Hasil Uji Linearitas
F Sig
Efikasi DiriKematangan
Karir Combined
Linearity Deviation
from Linearity
5,517 140,80
1,669 0,000
0,000 0,029
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa
S1 tingkat akhir pada beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Uji hipotesis non parametrik digunakan pada penelitian ini. Analisis
korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Spearman Rho
dengan uji satu ekor one-tailed karena data penelitian ini
merupakan data ordinal atau jenjang dan berdistribusi tidak normal Sugiyono, 2008. Taraf signifikansi pada pengujian hipotesis ini
adalah 0,05. Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi yang positif
antara efikasi diri dan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir. Besarnya koefisien korelasi r antara kedua variabel tersebut
adalah 0,663, koefisien determinasinya adalah 0,439, dan nilai signifikansinya adalah 0,000 p 0,05. Berdasarkan hasil analisis data
tersebut, maka Hipotesis nol Ho dalam penelitian ini ditolak, sehingga Hipotesis alternatif Ha dalam penelitian ini diterima. Ha
yang diterima menyatakan bahwa adanya hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir, yaitu
semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa S1 tingkat akhir, maka semakin tinggi pula kematangan karir yang dimilikinya.
Besarnya kontribusi yang diberikan variabel tergantung kematangan karir terhadap variabel bebas efikasi diri tercermin dalam koefisien
determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi r = 0,663, yaitu sebesar 0,439. Besarnya kontribusi skala
efikasi diri terhadap kematangan karir adalah 43,9, sedangkan 56,1 merupakan besarnya kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
Hasil analisis data terhadap variabel efikasi diri dan kematangan karir melalui uji hipotesis menggunakan uji korelasi Spearman Rho, nilai
koefisien korelasinya adalah 0,663 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil uji korelasi Spearman Rho pada penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian diterima, sehingga ada hubungan yang positif antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir pada beberapa
perguruan tinggi di Yogyakarta. Nilai koefisien korelasi yang positif juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara efikasi diri dan
kematangan karir pada mahasiswa S1 tingkat akhir. Hipotesis penelitian ini sudah dirumuskan menuju arah positif, sehingga uji anova one-tailed
digunakan untuk menentukan taraf signifikansinya. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis non parametrik. Oleh karena itu, meskipun
hasil analisis data terhadap efikasi diri dengan kematangan karir menunjukkan hubungan yang positif, akan tetapi hasil tersebut tidak dapat
digeneralisasikan pada mahasiswa S1 tingkat akhir secara menyeluruh di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Namun, hasil analisis tersebut
hanya dapat digeneralisasikan pada beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta.
Subjek yang terlibat dalam penelitian adalah mahasiswa S1 tingkat akhir karena termasuk dalam kelompok dewasa awal yang berusia antara
21-24 tahun. Super dalam Santrock, 1997 menyatakan bahwa mahasiswa S1 tingkat akhir berada pada fase implementation, yaitu mahasiswa mulai
menyelesaikan pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Mahasiswa S1 tingkat akhir mulai menyadari dan
merencanakan kebutuhan untuk mengimplemetasikan pilihan karir sebelum masuk dalam dunia kerja Super dalam Osipow, 1973.
Masa dewasa awal merupakan masa individu mencari suatu kemantapan dalam hidupnya. Individu harus mulai menunjukkan sikap
yang mandiri karena nantinya akan memiliki tugas yang baru Jahja, 2011. Pemilihan karir merupakan salah satu tugas individu yang dituntut
pada masa dewasa awal. Individu akan berusaha untuk memanfaatkan kemampuannya dalam memperoleh karir dan bertanggung jawab terhadap
pilihan karirnya Goodman dalam Craig, 1980. Secara kognitif, Piaget menyatakan bahwa individu yang termasuk
dalam masa dewasa awal termasuk dalam fase pemikiran operasional formal. Pada fase ini, individu memiliki pengetahuan yang lebih luas,
sehingga mampu menyusun rencana yang lebih sistematis. Pada masa dewasa awal ini, individu diharapkan mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh, terutama bagi usaha individu untuk memperoleh kesuksesan dalam berkarir Santrock, 2011.
Berdasarkan norma kategorisasi pada skala efikasi diri, 12 subjek penelitian 12 memiliki efikasi diri dalam kategori sangat tinggi, 71
subjek penelitian 71 memiliki efikasi diri yang tinggi, 36 subjek penelitian 36 memiliki efikasi diri dalam kategori sedang, dan 2
subjek penelitian 2 memiliki efikasi diri yang rendah. Hasil