Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Menurut Jogiyanto 2008:77, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sebenarnya merupakan angka indeks harga saham yang sudah disusun dan dihitung sehingga menghasilkan trend, di mana angka indeks adalah angka yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan membandingkan kejadian yang dapat berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Dalam perhitungan angka indeks ini digunakan waktu dasar base period dan waktu yang sedang berjalan givenparent period. Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut: dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai Dasar. Rata-Rata IHSG = ℎ � � ℎ � ℎ � � IHSG memiliki nilai return indeks yang merupakan nilai keuntungan yang didapat para pelaku investor dalam melaksanakan perdagangan melalui IHSG. Nilai return indeks dapat dihitung menggunakan metode penghitungan sebagai berikut : Ri = Pit – Pit-1 Pit-1 Ket : Ri = Return indeks pasar IHSG Pit = Indeks pasar IHSG pada periode t. Pit – 1 = Indeks pasar IHSG pada periode t -1 tahun sebelumnya. Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasarbursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD right issue, partialcompany listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini dikali harga pasar hari ini kapitalisasi pasar, sedangkan nilai dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali harga dasar pada hari dasar Thobarry, 2009.

C. Inflasi

a. Menurut Boediono 2000:97 Inflasi yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. b. Ekonom Parkin dan Bade Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang rupiah untuk memperoleh barang tersebut. c. Menurut Nopirin 1987:25 Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. d. Samuelson 1995: 572 menyatakan bahwa tingkat inflasi adalah meningkatnya arah harga secara umum yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi sangat terkait dengan penurunan kemampuan daya beli, baik individu maupun perusahaan. Di dalam perekonomian ada kekuatan tertentu yang menyebabkan tingkat harga melonjak sekaligus, tetapi ada kekuatan lain yang menyebabkan kenaikan harga berlangsung terus menerus secara perlahan. Secara keseluruhan laju inflasi yang sedang berlangsung tergantung pada permintaan, seperti yang ditunjukkan oleh senjang inflasi atau senjang resesi, kenaikan biaya yang diharapkan dan serangkaian kekuatan luar yang datang terutama dari sisi penawaran Thobarry, 2009:48.

1. Macam-macam Inflasi

a. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu: a. Inflasi Ringan Inflasi ringan atau inflasi merangkak creeping inflationadalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan. b. Inflasi Sedang Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10 sampai 30 per tahun. Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi. Perlu diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga. Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh, mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga. c. Inflasi berat Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30 sampai 100. Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi. d. Inflasi liar hyperinflation Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100 per tahun. Inflasi ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali Hyperinflation. b. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya 1 Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan demand full inflation. Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. 2 Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi cost push inflation Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

PENGARUH INFLASI,SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)DI BURSA EFEK INDONESIA

2 27 51

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

4 27 32

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008 - 2012.

0 0 24

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8