Faktor-faktor yang Mempengaruhi Insentif

1. Dapat mencegah hal-hal yang tidak atau kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat. 2. Menjamin kepastian penerimaan insentif secara periodik. 3. Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia. 3. Senioritas Sistem insentif ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas karyawan yang bersangkutan dalam suatu organisasi. Dasar pemikiranya adalah karyawan senior, menunjukan adanya kesetiaan yang tinggi dari karyawan yang bersangkutan pada organisasi di mana mereka bekerja. Semakin senior seorang karyawan semakin tinggi loyalitasnya pada organisasi, dan semakin mantap dan tenangnya dalam organisasi. Kelemahan yang menonjol dari cara ini adalah belum tentu mereka yang senior ini memiliki kemampuan yang tinggi dan menonjol, sehingga mungkin sekali karyawan muda junior yang menonjol kemampuanya akan dipimpin oleh karyawan senior, tetapi tidak menonjol kemampuanya. Mereka menjadi pimpinan bukan karena kemampuannya tetapi masa kerjanya.Dalam situasi demikian dapat timbul di mana para karyawan junior yang energik dan mampu tersebut keluar dari perusahaaninstansi. 4. Keadilan dan Kelayakan a. Keadilan Dalam sistem insentif bukanlah harus sama rata tanpa pandang bulu, tetapi harus terkait pada adanya hubungan antara pengorbanan input dengan output, makin tinggi pengorbanan semakin tinggi insentifyang diharapkan, sehingga oleh karenanya yang harus dinilai adalah pengorbanan yang diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu jabatan ditunjukan oleh spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi pula output yang diharapkan. Output ini ditunjukan oleh insentifyang diterima para karyawan yang bersangkutan, di mana di dalamnya terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan sekali oleh setiap karyawan penerima insentif tersebut. b. Kelayakan Disamping masalah keadilan dalam pemberian insentif tersebut perlu pula diperhatikan masalah kelayakan. Layak pengertiannya membandingkan besarnya insentif dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha sejenis. Apabila insentif didalam perusahaan yang bersangkutan lebih rendah dibandingkan perusahaan lain, maka perusahaaninstansi akan mendapatkan kendala yakni berupa menurunya kinerja karyawan yang dapat diketahui dari berbagai bentuk akibat ketidak puasan karyawan mengenai insentif tersebut.

d. Indikator-Indikator Insentif

Penetapan dan pemberian insentif oleh perusahaan harus sesuai dengan asas-asas yang berlaku, sejalan dengan pandangan Ranupandojo dikutip oleh Mangkunegara 2005:90, mengemukakan indikator digunakan pemberian insentif bagi karyawan adalah : 1. Penbayaran sederhana Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dapat dihitung oleh karyawan itu sendiri 2. Penghasilan yang diterima Pengahasilan yang diterima pegawai hendaknya langsung menaikkan output. 3. Pembayaran cepat Pembayaran hendaknya dilakukan secepat mungkin 4. Standar kerja Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati, standar yang terlalu tinggi dan terlalu rendah tidak ada baiknya. 5. Upah Normal Besarnya upah normal dengan standar kerja hendaknya cukup merangsang pekerja untuk bekerja lebih giat

2. Motivasi

Motivasi didalam pribadi orang, akan berpengaruh langsung terhadap tindakan yang akan dilakukannya, karena motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu yang dapat memuaskan keinginannya, hal ini sejalan dengan pandangan Sperling dalam Mangkunegara, 2009:93 mengemukakan bahwa “motive is defined as tendency to activity, started by a drive and ended by an adjustment. The adjustment is said to statisfy the motive ” motif didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam diri drive dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif.. Encyclopedia dalam Hasibuan, 2009:142 mengemukakan “motivation that predisposition it self the subject of much controvency withen the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such factor as biological and emotional need that can only be inferred from observation behavior ”motivasi adalah suatu kecenderungan suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan dalam diri seseorang yang dibangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Stanton dalam Mangkunegara, 2009:93 mendefinisikan bahwa “a motive is a stimulated need which a goal-oriented individual seeks to satisty ” suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas. Strooner dalam Notoatmojo, 1998:115 mendefinisikan bahwa motivasi adalah suatu hal yang menyebabkan dan mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat seseorang dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

a. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis motivasi menurut Hasibuan 2009:150 Ada dua jenis motivasi yaitu motivasi positif dan motivasi negatif

1. Motivasi positif Insentif Positif

Motivasi positif maksudnya manejer memotivasi merangsang bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar. Dengan motivasi positif,