Implementasi dalam PAK Peranan pendidikan Agama Katolik bagi penghayatan nilai-nilai ke Charitasan siswa kelas VIII tahun ajaran 2014/2015 SMP Charitas Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar disampaikan Yesus  Menuliskan hasil refleksi tentang pewartaan Yesus melalui perumpamaan . kan Agama Katolik, untuk SMP kelas VIII, Yogyak arta: Kanisiu s 3.Yesus Mewartakan Kerajaan Allah Melalui Tindakan dan Mujizat Mengamati  Melihat kembali pengalaman yang dihayati sebagai pengalaman luar biasa  Mengamati gambar- gambar Yesus yang membuat mujizat Menanya  Menyampaikn pertanyaan sehubungan dengan alasan pewartaan Yesus menggunakan tindakan mujizat  Menyampaika n pertanyaan tentang makna Mujizat Yesus Pengumpulan Data  Mencari perikop dalam Kitab Suci Tes lisan Unjuk kerja: Melakukan tindakan nyata peduli sesama terutama yang miskin, lemah, tersingkir dan difabel secara pribadi.  Menuliskn perasaan- nya setelah melakukn tindakan peduli sesama tersebut. x40’ menit  Pengala man siswa dan guru.  Kitab Suci  Dr. C. Groene n, OFM,1 988 Peristi wa Yesus, Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI,2 007 Persek utuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama Katolik untuk SMP, Buku Guru 2, KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar yang berisi mujizat- mujizat yang diperbuat oleh Yesus.  Mencari informasi tentang makna mujizat Yesus baik melalui internet atau buku di perpustakaan. Asosiasi  Menemukan makna dari mujizat yang dibuat oleh Yesus  Menyimpulkan latarbelakang Yesus mewartaakan Kerajaan Allah melalui Mujizat. Komunikasi  Mempresenta sikan secara lisan pemahaman tentang makna mujizat Yesus  Menuliskan hasil refleksi tentang pewartaan Yesus tindakan nyata melalui mujizat Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI, 2007 Persek utuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama Katolik untuk SMP, Buku Siswa 2A, Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI, 2012 Pendidi kan Agama Katolik, untuk SMP kelas VIII, Yogyak arta: Kanisiu s, RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas Semester : VIII Ganjil Materi Pokok Pembelajaran : Bertobat Membawa Damai Alokasi Waktu : 2 X 40

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami dan meneladani spiritualitas St.Fransiskus Asisi.

B. KOMPETENSI DASAR

2.1 Menghayati semangat pertobatan Bapa St.Fransiskus Asisi. 2.2 Mengembangkan ketertiban menjadi suatu kebiasaan yang baik. 2.3 Menunjukkan kemampuan memahami prinsip dasar dari pengertian hukum dan norma-norma di masyarakat.

C. INDIKATOR

Peserta didik : 3.1 Memiliki semangat pertobatan Bapa Fransiskus Asisi dalam kehidupan sehari-hari dengan bersikap jujur. 3.2 Berani mengakui kesalahan, meminta maaf serta menyadari bahwa Tuhan Maha Rahim sehingga mampu mengubah diri pribadi. 3.3 Membiasakan segala sesuatu secara rapi dan teratur. 3.4 Menjaga ketertiban merupakan disiplin yang harus dijalani secara teratur. 3.5 Menunjukkan sikap tertib dalam lingkungan sekolah dan rumah.

D. Pemikiran Dasar

Manusia tidak lepas dari kesalahan dan dosa, dan ini harus disadari sepenuhnya. Karena dosa membuat hati tidak damai. Dosa manusia dapat merusak hubungan manusia dengan sesama, dan manusia dengan Tuhan. Kerusakan yang disebabkan oleh dosa bagaikan penyakit yang merusak jaringan- jaringan hubungan manusia disekelilingnya. Manusia tidak lagi mencari terang yang agung, Sang Kebenaran sejati. Manusia puas dengan cahaya-cahaya kecil yang memberi terang sesaat, yang terbukti tidak mampu menunjukkan jalan. Dalam ketiadaan cahaya, segalanya jadi membingungkan; tidak mungkin untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, tidak bisa mendengarkan suara hati, cahaya iman mulai redup. Sehingga tidak ada cinta yang berkobar, situasi dunia yang tidak manusiawi; dimana banyak pembunuhan, pemerkosaan, penindasan, korupsi, tawuran antar pelajar, mencontek, memanfaatkan teman, tidak peduli kepada sesama. Ada kesan bahwa Allah tidak memerintah dibumi. Hal demikian terjadi pada siswa SMP Charitas ketika jatuh dalam dosa, mencontek, berbohong, berkelahi, memanfaatkan teman dan lain-lain. tidak segera bangkit kembali untuk bertobat, namun hanya sebatas menyesali, perkataan tobat sering kita dengar dari orang yang melakukan kesalahan. Banyak orang yang telah mengatakan tobat, tetapi sering pula lagi melakukan perbuatan yang telah ia sesali. Belum sungguh-sungguh bertobat. Sebagai orang yang beriman, kita perlu menyadari bahwa kehancuran selama ini berasal dari dosa kita. kita telah jauh dari Tuhan, kehancuran demi kehancuran yang telah terjadi bukan Tuhan yang membuatnya, melainkan akibat dosa manusia sendiri. Tuhan menciptakan manusia agar hidup bahagia baik didunia maupun di akhirat, karena kelemahan manusia dalam dosa, Tuhan tetap merangkul manusia kembali dengan mengampuni memberi pengampunan. Tuhan Yesus tidak pernah mengingat-ingat dosa kita namun Tuhan menunggu keterbukaan hati kita dengan bertobat. Tobat bukan hanya kata-kata tetapi nyata dalam perbuatan, berbalik kepada Tuhan. Sebagaimana pengalaman Fransiskus yang mau jujur terhadap dirinya. Ia mengakui bahwa dirinya selalu hidup boros, tidak peduli pada orang lain, orang miskin yang minta bantuan ditolak. Ia jujur pada dirinya yang telah bersalah, setelah bertobat ia merasakan kebahagiaan dan kedamaian hati. Hidup dalam pertobatan terus-menerus itu suatu rahmat , suatu anugerah dari Tuhan yang diterima dengan menghayati perubahan total dalam hidup secara batiniah dan lahiriah. Maka perlu diusahakan keterbukaan hati, iman yang tangguh agar tidak mudah terbawa arus zaman akan tawaran yang menggiurkan, mendekatkan diri kepada Tuhan dan membaharui diri terus menerus, membawa damai bagi sesama. Dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan peduli kasih, melakukan kebiasaan- kebiasaan yang baik.

E. ISI

1. Cerita tentang Pertobatan St.Fransiskus Asisi 2. Menggali nilai-nilai karakter melalui sebuah ilustrasi 3. Sikap Fransiskus dengan orang kaya yang sukar masuk Kerajaan Allah. 4. Buah-buah pertobatan St.Fransiskus dalam hidup 5. Penerapan pertobatan dalam hidup sehari-hari.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menginventarisasikan berbagai hambatan dalam melakukan pertobatan. 2. Siswa mampu mengalami Allah yang Maha Rahim, sehingga mampu memaafkan kesalahan orang 3. Siswa terbiasa hidup rapi dan teratur. 4. Siswa mampu membandingkan dengan Injil Lukas 18: 18-27 tentang orang kaya yang sukar masuk Kerajaan Allah. 5. Mampu menghayati dan mewujudkan buah-buah pertobatan dalam hidup sehari-hari.

G. MATERI BAHAN KAJIAN

Kisah tentang Fransiskus Asisi, artikel “Menyimpan sebuah catatan, kutipan Kitab suci orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah

H. MODEL METODE PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran kontekstual, cerita, diskusi, refleksi. Permainan

I. ALAT SARANA

Teks cerita tentang kisah St. Fransiskus Asisi dan artikel menyimpan sebuah catatan, Kitab suci, korek api, meja, perlengkapan alat makan, makanan sederhana.

J. SUMBER BELAJAR

1. Kitab Suci Luk 18: 18-27 2. Paul Suparno dkk, 2002 Pendidikan Budi Pekerti di sekolah, Yogyakarta: Kanisius 3. Barbara A Lewis 1997 Riwayat Hidup St.Fransiskus Asisi, Jakarta: SEKAFI 4. Cletus Groenen OFM,1997 Fransiskus dari Asisi, Jakarta, SEKAFI, 5. __________________2000 Kisah 3 Sahabat Riwayat Hidup St. Fransiskus dari Asisi, Jakarta: SEKAFI 6. Komkat KWI, 2007 Persekutuan Murid-murid Yesus: Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Buku Guru 2, Yogyakarta: Kanisius 7. KWI Komkat, 2007 Persekutuan Murid-murid Yesus: Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Buku Siswa 2 A, Yogyakarta: Kanisius 8. Ilustrasi Menyimpan Sebuah Catatan 9. Pengalaman hidup siswa

K. PROSES PEMBELAJARAN

Kegiatan Siswa Kegiatan Guru Indikat or yang mau dicapai Alokasi waktu  1 PEMBUKAAN  a. Doa  siswa mengambil sikap yang baik untuk berdoa  b. Apersepsi siswa menyiapkan artikel yang berkaitan dengan tema dan nilai Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan doa terlampir  Guru meminta siswa untuk menyiapkan 2x40 2 menit karakter dalam kegiatan belajar mengajar  siswa berusaha menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan oleh guru 1. KEGIATAN INTI Langkah pertama Pengolahan kompetensi terkait dengan tema “bertobat membawa damai”

a. Mengamati siswa mendengarkan sebuah

ilustrasi dalam artikel “Menyimpan sebuah catatan” terlampir

b. Mengajukan

Pertanyaan Setelah mendengar cerita artikel yang berkaitan dengan tema dan nilai karakter yang sesuai dengan kegiatan belajar mengajar.  Guru menanyakan pembelajaran yang lalu dan menghubungkan nya dengan pelajaran hari ini. Pada pelajaran yang lalu kita telah mempelajari kisah tentang riwayat hidup St.Fransiskus Assi, hari ini kita akan mempelajari kisah tentang perjumpaan Fransiskus dengan orang kusta yang membawa pertobatan. Guru membacakan cerita tentang artikel menyimpan sebuah catatan Setelah menceritakan 4 tersebut siswa mengajukan pertanyaan dari artikel. 1. kebiasaan apa yang dilakukan Abe dalam cerita tersebut? 2. bagaimanakah sikap perangai Abe ketika bertemu dengan petugas Jawa post Amerika Serikat? 3. apa yang dilakukan Abe setelah mendengar maksud dan tujuan dari petugas jawa post Amerika Serikat? 4. benarkah bawa harta milik itu mempunyai fungsi sosial? 5. bagaimana sikapmu terhadap harta milik yang kamu miliki sekarang? c. Eksplorsi tahap 1  siswa berusaha untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya dengan membaca bukusumber bahan yang telah disediakan artikel, buku tentang riwayat hidup St.Fransiskus, Kitab suci  siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan itu lewat diskusi dengan teman.

d.Asosiasi

 siswa membandingkan jawaban eksplorasi 1 kisah tentang menyimpan sebuah catatan guru mengajak siswa megajukan pertanyaan sesuai dengan cerita.  Guru mengajak dan membimbing siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari berbagai pertanyaan yang diajukan dengan membaca buku sumber bahan yang telah disediakan. Artikel , buku tentang riwayat St.Fransiskus,KitabSu ci. Guru membimbing siswa dalam diskusi. Guru mengajak siswa untuk membandingkan jawaban dari eksplorasi 1 3.1 3.2 3.4 12 10 10