Pendidikan Berbasis Fransiskus Charitas

mau berbagi. Orang yang murah hati tidak berusaha menumpuk kekayaan atau harta miliknya, tetapi berusaha menggunakkannya untuk maksud terbaik. Ujian terbesar kemurahan hati adalah membalas kejahatan dengan kebaikan. Perbuatan kongkrit peserta didik memberikan waktu, talenta dan sumber daya tidak mengharapkan imbalan.

b. Nilai-nilai penghayatan Muder Theresia Saelmaekers

1 Nilai Menghargai perlu terlebih dahulu kita menghargai orang lain, agar orang lain merasa penting dan berharga. Peserta didik menghargai guru maupun teman, menghargai karya orang lain serta menghargai sesama. 2 Nilai Kepedulian Pengertian kata peduli mempunyai maksud turut ambil bagian secara nyata dalam kegiatan dalam memperhatikan dan mengasihi sesama. Kita biasanya berbuat sesuatu hanya dimulai dari kesadaran kita untuk peduli. Sebagai warga masyarakat dan bangsa, kita dapat berbuat dan terlibat dalam lingkungan rumah dan lingkungan sekitar rumah. Kepedulian ini yang dapat dilakukan oleh peserta didik sebagai berikut; 1 merapikan tempat tidur dan kamar masing-masing dirumah. 2 menaruh sampah pada kotak sampah dengan benar. 3 memisahkan sampah plastik, kertas, kotak makanan, dan sampah sisa makanan dengan tempat yang berbeda. 4 membersihkan saluran air di sekeliling rumah yang tertutup sampah.5 menanam tanaman di sekeliling rumah, atau dengan pot bila tidak memungkinkan untuk menanam tanaman di pekarangan rumah. 3 Nilai Keberanian Keberanian adalah suatu kualitas yang hanya dapat dirasakan dan dialami bukan melalui kata-kata atau rumusan pikiran dalam bertindak. Namun dapat didefinisikan bahwa keberanian sebagai mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya. Keberanian merupakan sebuah sikap bertahan atas prinsip kebenaran yang dipercayainya meskipun mendapat berbagai tantangan atau tekanan yang meembuat tidak popular dan kehilangan. Keberanian itu sifatnya subyektif artinya tumbuh dari dalam diri seseorang dan bukan dibentuk dari luar. Keberanian selalu erat hubungannya dengan kebenaran. 4 Nilai Pengampunan Rasa sakit hati itu biasanya diakibatkan oleh orang tua, teman dekat, teman sekolah ataupun orang lain yang tidak kita kenal. Rasa sakit itu memang menyedihkan dalam bahasa rohani sakit hati disebut luka batin . Salah satu kekuatan yang dapat menghentikan rasa sakit hati itu tidak lain adalah mau memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Memaafkan adalah memberi ampun atas kesalahan orang yang telah menyakiti hati kita, membuat kita kecewa dll. Dalam memaafkan dibutuhkan sikap berani dan rela berkorban untuk kembali membuka diri terhadap orang lain. Memaafkan juga membuka kesempatan bagi kita untuk berdamai dengan teman, orang tua, terutama dengan diri sendiri. Dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita akan berdamai dengan diri sendiri dan hidup bersama orang lain. Pengampunan merupakan pembebasan dari beban berat yang menindih jiwa kita. Pengampunan dari Tuhan menimbulkan rasa syukur, dan rasa syukur atas pengampunan Tuhan ditunjukkan dalam sikap berbuat kebaikan, memberi derma dan doa syukur. Ada kesan bahwa jika kita mengampuni berarti kita kalah dan lebih rendah, kesan itu adalah salah justru jika kita berani memberikan maaf kepada semua yang telah menyakiti dan bersalah kepada kita, berarti kita hidup seperti Yesus. Keinginan memaafkan dan mengampuni itu telah menjadi modal besar bagi peserta didik untuk maju dan berkembang sebagai anak-anak Allah. Balas dendam selalu lebih kejam, sedangkan pengampunan selalu menyejukkan. Dari hasil penelitian tentang pengampunan sudah terwujud teori peserta didik mampu mengampuni orang yang menyakiti hatinya 41.67. Dalam teori, peserta didik SMP Charitas kurang begitu memahami tentang pendidikan ke-Charitasan yang sudah dilaksanakan di sekolah dalam kurikulum tersendiri, tetapi peserta didik mampu mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan-kegiatan yang ada yang tujuannya untuk mengembangkan nilai karakter ke-Charitasan peserta didik yang didasari oleh kasih. Kegiatan yang dilakukan; Charitas Friendly Match CFM, peduli lebaran, bakti sosial, sembako murah, orientasi Charitas Oschar, pramuka, Latihan Dasar Kepemimpinan LDK dll. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut tidak lepas dari visi dan misi sekolah SMP Charitas. Dalam bab IV ini di bahas tentang implementasi kurikulum pendidikan Charitas berbasis Fransiskus kedalam Pendidikan Agama Katolik, ada dalam silabus PAK yang sudah diolah kembali oleh penulis dan dalam contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam silabus dari materi pokok nomer satu 1, Kerajaan Allah sebagai pokok pewartaan Yesus. Pewartaan Fransiskus pun untuk mewartakan Kerajaan Allah yaitu membawa damai dan mewartakan pertobatan, apa yang menjadi kompetensi dasar bagi peserta didik adalah kompetensi PAK dan menghayati semangat pertobatan Fransiskus Asisi. Implementasi tersebut bisa dilihat sebagai berikut:

B. Implementasi dalam PAK

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK Satuan Pendidikan : SMP CHARITAS JAKARTA Kelas : VIII Mata pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK Kompetensi inti : KI 1 : Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru. KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya serta benda-benda dan makhluk hidup yang dijumpainya dirumah dan disekolah. KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual secara logis, seni yang menggambarkan keindahan karya yang kreatif, dan tindakan atau gerakan yang mencerminkan perilaku hidup sehat. KI 5 : Memahami dan meneladani spiritualitas St.Fransiskus Asisi. KI 6 : Memahami dan meneladani keutamaan pelayanan suster-suster kongregasi Santo Fransiskus Charitas. KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.1 Menghayati nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus melalui sabda dan tindakan 2.1 Bersedia mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah melalui kata dan perbuatan 3.1 Menemukan aktualisasi tugas Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari 4.1. Menceritakan pengalaman keterlibatan dalam mewartakan Kerajaan Allah melalui kata dan perbuatan 5.1Menghayati semangat pertobatan St.Fransiskus Asisi 1.Kerajaan Allah sebagai Pokok Pewartaan Yesus Mengamati  Membaca kisah riwayat hidup Fransiskus Asisi yg mencermin - kan kehadi- ran Kerajaan Allah Menanya  Menyampai - kan pertanyaan sehubungan dengan gagasan teman tentang pandangan mengenai kerajaan Allah  Menyampai- kan pertanyaan kepada guru tentang hal- hal yang belum dimengerti tentang pokok Tes tertulis 2x40’ menit  Pengal aman siswa dan guru.  Kitab Suci  Dr. C. Groene n, OFM, 1998 Peristi wa- Yesus, Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI, 2007 Perse- kutuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar pewartaan Yesus Pengumpulan Data  Mencari perikop dalam Kitab Suci yang berbicara tentang pewartaan Kerajaan Allah yang disampaikan Yesus. Asosiasi  Menemukan pesan Injil Luk 18:18-27, yaitu Kerajaan Allah yang diwartakan kehadirannya dalam diri Yesus sendiri.  Membandingk an pandangan Kerajaan Allah dalam Fransiskus dan Yesus Komunikasi  Mempresenta sikan secara lisan hasil pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah dimasa Yesus  Menuliskan hasil refleksi tentang Pandangan tentang Katolik untuk SMP, Buku Guru 2, Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI,2 007 Persek utuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama Katolik untuk SMP, Buku Siswa 2A, Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI,2 012 Pendidi kan Agama Katolik, untuk SMP kelas VIII, Yogyak arta:Ka nisius  Dr.C.Gr oenen, KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Kerajaan Allah yang disampaikan Yesus 2000 OFM,ki sah 3 sahaba t Riwaya t Hidup St.Fran siskus Asisi, Jakarta , SEKAF I  Paul Suparn o dkk,20 02Pen didikan Budi pekerti di sekolah , Yogyak arta, Kanisiu s 2.Yesus Mewartakan Kerajaan Allah Melalui Perumpama an Mengamati  Mendengarka n cerita tentang kisah perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus Menanya  Menyampaika n pertanyaan sehubungan dengan pandangan siswa lain tentang pewartaan Tes tertulis Unjuk kerja: Mencari teks Kitab Suci tentang mukjizat yang dibuat oleh Yesus. Menemukan pesan pokok dari kutipan tersebut. 2x40 menit  Pengala man siswa dan guru.  Kitab Suci  Dr.C.Gr oenen, OFM, 1988 Peristi wa Yesus, Yogyak arta: Kanisiu KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Yesus melalui perumpamaan  Menyampaika n pertanyaan tentang makna perumpamaan yang disampaikan Yesus Pengumpulan Data  Mencari bacaan Kitab Suci yang berisi perumpamaan - perumpamaan yang disampaikan Yesus Asosiasi  Menemukan makna dari perumpamaan Yang disampaikan Yesus  Membandingk an pemahaman mereka tentang perumpamaan Yesus dengan ajaran Gereja Komunikasi  Mempresenta sikan secara lisan pemahaman tentang makna perumpamaan yang s  Komkat KWI,2 007 Persek utuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama Katolik untuk SMP, Buku Guru 2, Yogyak arta: Kanisiu s,  Komkat KWI, 2007 Persek utuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama Katolik untuk SMP, Buku Siswa 2A, Yogyak arta: Kanisiu s,  Komkat KWI, 2002 Pendidi KOMPETENSI DASAR Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar disampaikan Yesus  Menuliskan hasil refleksi tentang pewartaan Yesus melalui perumpamaan . kan Agama Katolik, untuk SMP kelas VIII, Yogyak arta: Kanisiu s 3.Yesus Mewartakan Kerajaan Allah Melalui Tindakan dan Mujizat Mengamati  Melihat kembali pengalaman yang dihayati sebagai pengalaman luar biasa  Mengamati gambar- gambar Yesus yang membuat mujizat Menanya  Menyampaikn pertanyaan sehubungan dengan alasan pewartaan Yesus menggunakan tindakan mujizat  Menyampaika n pertanyaan tentang makna Mujizat Yesus Pengumpulan Data  Mencari perikop dalam Kitab Suci Tes lisan Unjuk kerja: Melakukan tindakan nyata peduli sesama terutama yang miskin, lemah, tersingkir dan difabel secara pribadi.  Menuliskn perasaan- nya setelah melakukn tindakan peduli sesama tersebut. x40’ menit  Pengala man siswa dan guru.  Kitab Suci  Dr. C. Groene n, OFM,1 988 Peristi wa Yesus, Yogyak arta: Kanisiu s  Komkat KWI,2 007 Persek utuan Murid- murid Yesus: Pendidi kan Agama Katolik untuk SMP, Buku Guru 2,