5. Memahami pelajaran PAK dengan mudah
Tabel 8.5 Peranan guru PAK N=60
No soal
pernyataan SS
S RR
T S
STS
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
10 Materi yang
diberikan guru
PAK mudah saya
pahami 30
50 20
33. 33
10 16.
66
Sebanyak 30 responden yang merasa sangat setuju bahwa materi yang diberikan guru PAK mudah dipahami oleh peserta didik 50 .
6. Hubungan PAK dan nilai ke Charitasan
Tabel 9.6 Hubungan PAK dan ke Charitasan N= 60
No soal
pernyataan SS
S RR
T S
ST S
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
11 Saya semakin
saling mengasihi
dan menghargai
adanya pluralitas
agama 17
28. 33
32 53.
33 10
16. 67
1 1.6 7
Sebanyak 32 responden yang setuju bahwa ada hubungan PAK dan nilai ke Charitasan bagi peserta didik 53.33
2. Hasil Penelitian penghayatan nilai-nilai ke Charitasan kelas VIII SMP
Charitas , Lebak Bulus Jakarta selatan
Untuk mengetahui hal tersebut maka dapat dilihat dari hasil Skala Likert
yang disebarkan kepada peserta didik kelas VIII B dan VIII C SMP Charitas,
Lebak Bulus, Jakarta Selatan sebagaimana dalam tabel berikut:
1. Memahami arti Charitas
Tabel 10.1 Arti Charitas N=60
No soal
Pernyataan S
S S
RR T
S ST
S
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
12 Menolong
orang lain
tanpa membeda-
bedakan dengan
dasar kasih 1
6 26.
67 31
51. 67
9 15
3 8.
33 1
1. 67
31 responden setuju peserta didik suka menolong orang lain tanpa membeda-bedakan dengan dasar kasih 51.67
2. Mampu memahami nilai-nilai ke Charitasan
Tabel 11.2 Pemahaman nilai-nilai ke Charitasan N= 60
No soal
Pernyataan SS
S RR
T S
ST S
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11
13 Saya sudah terbiasa
hidup sederhana 12
20 26
43. 33
18 30
3 5
1 1
. 6
7
14 Saya
mampu mengampuni teman
yang telah
menyakiti hati 13
21. 67
25 41.
67 20
33. 33
2 3.3
3
15 Siswa yang tidak
mengerjakan PR
diberikan sanksi
yang sesuai bukan dengan kekerasan
fisik 41
23. 34
26 43.
33 13
21. 67
5 8.3
3 2
3 .
3 3
Sebanyak 26 responden setuju sudah terbiasa hidup sederhana 43.33, Sebanyak 25 responden menyatakan setuju bahwa peserta didik mampu
mengampuni teman yang telah menyakiti 41.67 , Sebanyak 41 responden yang sangat setuju bahwa peserta didik yang tidak mengerjakan
PR diberikan sanksi yang sesuai, bukan dengan kekerasan fisik 68.33.
3. Menghayati nilai-nilai ke Charitasan
Tabel 12.3 Penghayatan nilai-nilai ke Charitasan N= 60
No pernyataan SS S
R R
TS S
T S
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
16 Saya tidak
iri hati jika teman saya
mendapat nilai bagus
14 23.34
26 43.33
13 21.67
5 8.33
2 3.33
26 responden menjawab setuju bahwa peserta didik tidak iri hati jika temannya mendapat nilai yang bagus 43.33 .
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data-data diatas, diperoleh hasil tentang Peranan Pendidikan Agama katolik dan penghayatan nilai-nilai ke Charitasan kelas VIII, SMP
Charitas Lebak Bulus, Jakarta Selatan sebagai berikut:
1. PAK bagi peserta didik kelas VIII SMP Charitas, Lebak Bulus Jakarta
Selatan
a. Tujuan Pendidikan Agama Katolik bagi peserta didik
sedangkan sebanyak 33 responden 55 menjawab setuju. Dari tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa peserta didik mengetahui PAK banyak membantu
peserta didik mencapai kematangan hidup sebagai orang kristiani menurut pola hidup Yesus kristus.
b. Peranan Pendidikan Agama Katolik
Dari Tabel 5.2 juga dapat dilihat bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 33 responden 55 bahwa peranan PAK secara holistik untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta didik . hal ini ditegaskan kembali pada item no 2 bahwa peserta didik mengetahui peranan
PAK, yakni untuk mengembangkan secara serentak baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Bentuk kegiatan yang mendukung Pendidikan Agama Katolik
Dari Tabel 6.3 tersebut dapat dilihat sebanyak 27 responden merasa setuju bahwa peserta didik mengikuti jalan salib setiap hari Jumaat selama masa
prapaskah 45. Ini berarti peserta didik tahu bentuk kegiatan yang mendukung PAK salah satunya yaitu Jalan Salib, hal ini ditunjukkan pada
item no 3. sejumlah 37 responden 61.66 menjawab setuju. Dari Tabel 6.3 tersebut terlihat bahwa banyak peserta didik telah mengikuti kegiatan yang
mendukung PAK yaitu rekoleksi, bahwa rekoleksi membuat peserta didik semakin mengenal Tuhan. sebanyak 26 responden yang menyatakan tidak
setuju bahwa renungan pagi sebelum pelajaran mengganggu konsentrasi siswa 43,33. Hal ini berarti bahwa renungan pagi sebelum pelajaran tidak
mengganggu konsentrasi peserta didik tetapi menyiapkan hati untuk menerima pelajaran yang akan diterima dari guru, Pada Tabel 6.3 dapat dilihat sebanyak
40 responden yang menjawab setuju bahwa peserta didik semakin menemukan Tuhan dalam pergumulan hidup 66.67 hal ini menunjukkan
peserta didik menyadari dan merasakan kehadiran Tuhan dalam pergumulan hidup sehari-hari.
d. Peran guru Pendidikan Agama Katolik
Dari Tabel 7.4 dapat dilihat sebanyak 29 responden yang menjawab setuju bahwa guru PAK memiliki hati yang tulus dalam mengajar peserta didik
48.33. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik bisa belajar bersama dan peran guru PAK dianggap penting dalam pembelajaran PAK. Pada tabel 7.4
item no 7 diperoleh gambaran guru PAK memiliki hati yang tulus dalam mengajar. Dari data yang diperoleh, guru PAK penuh perhatian dan mau
membantu siswa yang mempunyai masalah. Dalam Tabel 7.4 dapat diketahui 27 responden yang setuju bahwa metode
yang digunakan dalam mengajar sangat membantu peserta didik 45 hal ini menunjukkan peserta didik dapat memahami peran guru PAK dalam
memberikan metode dalam mengajar tidak membosankan sehingga peserta didik dapat terbantu dan termotivasi dalam belajar karena metode yang
digunakan tidak monoton. Pada Tabel 7.4 dapat dilihat sebanyak 21 responden yang menjawab setuju bahwa suasana yang dijiwai kebebasan injili
dalam kelas sangat menggembirakan peserta didik 35 hal ini menunjukkan suasana didalam kelas kondusif,
e. Memahami materi dalam pembelajaran PAK
Dalam Tabel 8.5 dapat dilihat sebanyak 30 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa materi yang diberikan guru PAK mudah dipahami
peserta didik 50 Hal ini bahwa lebih banyak peserta didik mampu
memahami materi PAK ,ini berarti PAK memiliki peranan dalam pengembangan bagi iman peserta didik.
f. Hubungan PAK dan nilai ke Charitasan
Dalam Tabel 9.6 dapat diketahui sebanyak 32 responden yang setuju bahwa peserta didik semakin saling mengasihi dan menghargai adanya pluralitas
agama 53.33 , hal tersebut banyak peserta didik mengetahui hubungan PAK dan nilai-nilai ke Charitasan, dapat diketahui pada item no 11. Baik
dalam pendidikan Agama Katolik maupun ke Charitasan didasari oleh kasih yang dari Tuhan.
2. Penghayatan nilai-nilai ke Charitasan SMP Charitas, Lebak Bulus,
Jakarta Selatan
a. Memahami arti Charitas
Pada tabel 10.1 dapat di lihat sebanyak 31 responden yang menyatakan setuju bahwa peserta didik suka menolong orang tanpa membeda-bedakan
dengan dasar kasih 51.67. Hal ini bahwa peserta didik memahami arti Charitas, dapat di lihat dari item no 12.
b. Memahami nilai-nilai ke Charitasan
Pada Tabel 10.2 dapat di ketahui ada 26 responden yang setuju bahwa peserta didik sudah biasa hidup sederhana 43.33 hal ini berarti peserta
didik memahami salah satu nilai-nilai ke Charitasan. Sebagaimana dapat di lihat pada item no 13. Pada Tabel 10.2 dapat diketahui sebanyak 25
responden yang setuju bahwa mampu mengampuni teman yang telah
menyakiti 41.67 Hal ini berarti belum semua peserta didik mampu mengampuni teman yang menyakiti namun sudah ada usaha untuk berbuat
kasih.dapat di lihat no 14. sebanyak 41 responden menyatakan sangat setuju bahwa peserta didik yang tidak mengerjakan PR diberikan sanksi yang
sesuai bukan dengan kekerasan fisik 68.33 Hal ini berarti bahwa peserta didik harus dilatih untuk bertanggung jawab bila melakukan
kesalahan dengan diberi sanksi yang sesuai dengan kesalahan yang dibuat peserta didik.
c. Menghayati nilai-nilai ke Charitasan bagi peserta didik
Dalam Tabel 11.3 ada sebanyak 26 responden yang setuju bahwa tidak iri hati jika teman mendapat nilai yang bagus 43.33 berdasarkan data
tersebut peserta didik memahami tindakan cinta kasih, mampu menyadari setiap orang memiliki kemampuan masing-masing, tindakan cinta kasih ini
telah ditanamkan di sekolah SMP Charitas, bahkan peserta didik sebagian besar menghidupi nilai-nilai karakter ke Charitasan seperti rendah hati
sebagaimana diteladankan oleh Santo Fransiskus Asisi dan Moeder Theresia Saelmaerkers.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengalami masih banyak keterbatasan penelitian, antara lain:
1. Penulis memiliki keterbatasan dan kekurangan dari segi pengetahuan dan
kemampuan dalam membuat pernyataan yang baik dalam membuat skala
Likert yang digunakan untuk memperoleh data, sehingga belum bisa menjelaskan secara singkat tentang peranan Pendidikan Agama Katolik bagi
perkembangan karakter siswa secara tepat, dalam arti menjelaskan semua indikator sesuai dengan bahasa responden.
2. Penulis memiliki keterbatasan waktu dalam penelitian sehingga pernyataan-
pernyataan yang ada dalam skala Likert belum dapat mencakup keseluruhan teori yang ada, namun hanya sebagian besar saja. Meskipun demikian penulis
sudah merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan data.
D. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian PAK di Sekolah SMP Charitas
Lebak Bulus, Jakarta
Masa remaja masa SMP merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya sering kali tidak terlalu jelas,
masa yang sering kali dianggap sebagai masa peralihan, yang disertai oleh perubahan fisik dan psikologis. dimana saat-saat ketika anak tidak mau
diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya mereka belum dapat dikatakan orang dewasa. Sebagaimana penulis melihat peserta didik
di SMP Charitas, Lebak Bulus Jakarta selatan, peserta didik memasuki fase remaja awal karena kebanyakan peserta didik SMP berusia antara 11-15 tahun.
Karakteristik anak remaja atau SMP dilihat dalam beberapa aspek, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan seksual, cara berpikir causalitas, emosi yang
meluap-luap, perkembangan sosial, perkembangan moral, kepribadian serta perkembangan kesadaran beragama. Beberapa aspek tersebut yang mempengaruhi