63
Penghargaan kepada anak ketika berbicara adalah penting untuk membangun hubungan baik antara orang tua dan anak.
c. Pola Komunikasi dan Interaksi Dalam Keluarga.
Menurut Wursanto sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah 2014: 107 dikatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung setiap saat, di mana
saja, kapan saja, oleh siapa saja dan dengan siapa saja. Semenjak lahir, seorang anak sudah tinggal dan ada bersama bahkan mengalami ketergantungan dengan
kelompok masyarakat sekelilingnya. Kelompok pertama yang dialami oleh indidvidu yang baru lahir adalah keluarga, di mana individu dapat membangun
hubungan dengan ibunya, bapaknya dan anggota keluarga lainnya. Kemudian setelah bertumbuh dewasa hubungan individu semakin luas. Hubungan ini sangat
penting dalam rangka pembinaan kepribadian dan pengembangan bakat seseorang. Bakat memerlukan dorongan, pendidikan, pengajaran, serta latihan;
dan kesemuanya itu membutuhkan hubungan yang baik dengan semua pihak Syaiful Bahri Djamarah, 2014: 108
d. Fungsi Komunikasi Dalam Keluarga
Berbicara mengenai komunikasi dalam keluarga, ada dua fungsi komunikasi yang dibangun dalam keluarga, sebagaimana yang dipaparkan oleh
Syaiful Bahri Djamarah 2014: 108 yakni: a.
Pertama, fungsi komunikasi sosial. Fungsi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, untuk menghindarkan diri dari berbagai macam tekanan. Melalui komunikasi juga seseorang dapat bekerja
64
sama dengan anggota masyarakat, terlebih dalam keluarga untuk mencapai tujuan bersama.
b. Kedua, fungsi komunikasi kultural. Menurut para sosiolog komunikasi dan
budaya mempunyai hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi. Peranan atau fungsi komunikasi ini adalah turut
menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Menurut pandangan Alfonsus Sutarno 2013: 20 jika berbicara tentang
dinamika dalam keluarga, dikatakan bahwa: dalam rangka pendidikan anak, perlu disadari bahwa bahasa cinta adalah bahasa yang paling tepat untuk diterapkan
dalam dinamika keluarga. Keluarga perlu mendasari interaksi dan komunikasi antaranggota keluarga dengan nilai-nilai kasih, seperti sopan dan hormat kepada
sesama terutama kepada mereka yang lebih tua dan pantas dihormati, kepekaan dan kepedulian terhadap sesama terutama kepada mereka yang membutuhkan
bantuan, kepatuhan pada nilai-nilai atau norma yang berlaku, kesadaran akan tanggungjawab, dan ketakwaan kepada Tuhan
Berbicara mengenai komunikasi dalam keluarga tentu tidak terlepas dari relasi antaranggota keluarga. Menurut Sri Lestari 2012: 11 ditegaskan bahwa:
Komunikasi merupakan aspek yang paling penting, karena berkaitan dengan hampir semua aspek dalam hubungan pasangan. Hasil dari semua
diskusi dan pengambilan keputusan di keluarga, yang mencakup keuangan, anak, karier, agama bahkan dalam setiap pengungkapan perasaan, hasrat,
dan kebutuhan akan tergantung pada gaya, pola, dan ketrampilan berkomunikasi.
Melalui komunikasi yang terbuka dan jujur, keluarga dapat hidup harmoni. Kebutuhan dasar setiap anggota keluarga seperti kebutuhan dicintai, kebutuhan
65
dimengerti, kebutuhan untuk dipahami, kebutuhan untuk diterima apa adanya, kebutuhan untuk dipercaya, kebutuhan untuk keterlibatan, dan kebutuhan-
kebutuhan dasar lainnya akan menentukan tingkat keharmonisan dalam keluarga J. Hardiwiratno, 1994: 12. Dalam keluarga terdapat interaksi dan komunikasi,
baik verbal maupun nonverbal antaranggota keluarga. Keharmonisan keluarga bisa sangat tergantung dari cara dan intensitas anggota keluarga berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain Alfonsus Sutarno, 2013: 20. Kemudian dalam buku yang berjudul “Catholic Parenting” Alfonsus Sutarno, 2013: 30 jelas
dikatakan bahwa: Kondisi khas dari kepribadian keluarga seimbang adalah adanya interaksi
dan komunikasi dalam keluarga secara luwes. Wewenang dan tanggung jawab keluarga diperankan secara seimbang oleh bapak dan ibu. Di antara
bapak dan ibu, berkembang sikap saling menggantikan. Anak pun bisa mendengarkan dan menuruti kehendak orang tuanya. Demikian juga orang
tua rela mendengar, bahkan belajar dari anak-anaknya. Kemandirian dan kebersamaan berkembang secara seimbang dan sehat. Semua anggota
keluarga dapat bekerja sama dengan baik. Anggota keluarga dapat menghargai keunikan sikap dan pola pikir masing-masing.
e. Tujuan Komunikasi Orang Tua-Anak Dalam Keluarga Katolik