71
heterogen.  Untuk  menjangkau  tapak  Gereja  ini  dapat  di  tempuh  melalui  empat arah jalan masuk
2. Keadaan Umat di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan
a. Data Keluarga di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan
Paroki  Administratif  Santo  Paulus  Pringgolayan  terus  bertumbuh  dan berkembang  secara  dinamis.  Pertambahan  jumlah  umat  setiap  tahun  terus
meningkat  dan bertambah. Hal  ini terjadi karena  kelahiran bayi,  pendatang baru, dan juga baptis dewasa. Menurut data statistik Paroki Administratif Santo Paulus
Pringgolayan  tahun  2015,  dikatakan  bahwa  jumlah  umat  per-31  Desember  2015 berjumlah 3.070 jiwa Statistik Paroki, 2015: 1 yang didata dari 913 KK Kepala
Keluarga dan 22 Lingkungan yang tersebar di 5 wilayah. Jumlah  keluarga  muda  terus  bertambah,  hal  ini  tentu  memberikan
kelahiran  baru  yang  cukup  besar.  Dengan  bertambahnya  tingkat  kelahiran  yang cukup tinggi sehingga banyak baptisan baru, membuat Paroki Administratif Santo
Paulus Pringgolayan disebut sebagai “Gereja muda”. Hal ini tentu memberi rasa optimisme  yang  tinggi  akan  perkembangan  Paroki  di  masa  depan,  sekaligus
menjadi tantangan untuk karya pastoral bagi “Gereja muda.”
a. Kondisi Iman Umat
Sejak  tanggal  1  Mei  2013,  pelayanan  atau  karya  pastoral  dilayani  secara penuh  oleh  Rm.  BYL  Subaggio,  Pr  yang  resmi  berdomisili  di  Pastoran
Pringgolayan, tetapi  masih  dalam kerja sama dengan para  Imam  di  Paroki  induk yakni  Paroki  Santo  Yusuf  Bintaran.  Kunjungan  Pastoral  secara  khusus  misa
lingkungan  berjalan  dengan  baik  dan  terprogram  seperti  misa  pesta  nama
72
lingkungan.  Selain  itu  ada  juga  misa  dengan  ujub  khusus  seperti  pemberkatan rumah, misa arwah, misa ulang tahun, dll.
Program  pendampingan  dan  pembinaan  iman  umat  dijangkau  melalui berbagai  program  Dewan  paroki  Administratif  Santo  Paulus  Pringgolayan,  baik
bersifat  rutin  maupun  program  visioner.  Selain  itu  siraman  rohani  melalui renungan-renungan  dan  khotbah  semakin  dihidupkan  dengan  terselenggaranya
pelayanan misa harian di Gereja pada pkl 06.00 pagi. Setiap Jumad pertama dalam bulan  misa  diadakan  dua  kali  yakni  pada  pagi  hari  pkl  06.00  dan  pada  sore  hari
pkl  17.00 dan dilanjutkan dengan penyembahan  sakramen. Setiap hari kamis  pkl 18.00 diadakan adorasi kurang lebih setengah jam di Gereja.
b. Keterlibatan Umat Dalam Hidup Menggereja dan Masyarakat
Perkembangan  dan  dinamika  Paroki  Administratif  Santo  Paulus Pringgolayan  tergantung  dari  kiprah  umat  dalam  mengambil  peran  dalam
membangun kehidupan menggereja secara internal di Paroki Administratif  Santo Paulus  Pringgolyan  dan  di  tengah  masyarakat.  Keterlibatan  umat  juga  nampak
dalam  berbagai  bentuk  seperti  prodiakon,  lektor,  organis,  koor,  dirigen, persembahan  tata  laksana,  tim  kerja  pengutusan  lingkunganParoki  Administratif
Santo  Paulus  Pringgolayan.  Umat  juga  melibatkan  diri  dalam  wadah-wadah kategorial seperti PIA, PIR, Mudika, Lansia, Worosemedi, dan Legio Maria. Bibit
panggilan  menjadi  imam,  biarawani  masih  sangat  terbatas,  hal  ini  terlihat  dari jumlah  calon  imam  atau  biarawani  dari  ke  22  lingkungan.  Untuk  program
pendampingan bagi “Gereja Muda” perlu mendapat perhatian. Pemberdayaan para
73
pendamping  PIA,  Remaja  dan  Mudika  sangat  diperlukan,  baik  di  tingkat  Paroki administratif maupun di lingkungan.
Hal  lain  yang  sangat  menggembirakan  adalah  bahwa  sebagian  umat  mau membuka  diri  terlibat  aktif  dan  berpartisipasi  dalam  kepengurusan  tingkat  RT,
RW  dan  Kelurahan.  Umat  yang  terlibat  dalam  kepengurusan  ini  berjumlah  97 orang.  Selain  itu  umat  juga  terlibat  aktif  dalam  perkumpulan  yang  ada  di  RT  di
mana umat tinggal.
2. Penelitian  Tentang  Model  Komunikasi  Dalam  Rangka  Pembentukan
Karakter  dan  Iman  Anak  di  Paroki  Administratif  Santo  Paulus Pringgolayan
1. Latar Belakang Penelitian
Dalam  keluarga,  komunikasi  adalah  sebuah  kegiatan  yang  sangat  penting untuk  membangun  sebuah  relasi  yang  baik.  Tanpa  komunikasi  tentu  kehidupan
keluarga akan terasa sepih dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran dan sebagainya  Syaiful  Bahri  Djamarah,  2014:  109.  Dengan  membangun  sebuah
komunikasi yang baik maka situasi keluarga akan terasa hidup. Namun sebaliknya jika komunikasi tidak berjalan sesuai harapan maka besar kemungkinan keluarga
akan mengalami berbagai macam konflik dan masalah. Relasi  personal  antara  orang  tua  dan  anak  yang  dibangun  melalui
komunikasi  yang  baik  akan  mempengaruhi  perkembangan  karakter  dan kepribadian  anak.  Anak  akan  belajar  banyak  hal  dari  keluarga  khususnya  dari
kedua  orang  tuanya,  karena  orang  tualah  yang  meletakkan  dasar  pembentukan kepribadian  itu  melalui  komunikasi  yang  baik  dan  benar.  Komunikasi  ini
74
melibatkan bahasa Verbal yang bermakna yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh  anak,  tetapi  juga  melibatkan  sikap  atau  perilaku  Non  Verbal  yang  terjadi
berupa  pelukan,  dekapan  yang  membuat  anak  merasa  nyaman.  Kesaksian  hidup orang  tua  yang  tercermin  dalam  perilakunya  akan  juga  berpengaruh  bagi  anak,
karena  anak  akan  melihat  dan  belajar  dari  apa  yang  diperlihatkan  oleh  orang tuanya.
Memang  untuk  membangun  komunikasi  yang  baik  dan  benar  dalam keluarga, tidaklah mudah. Karena pengalaman membuktikan bahwa banyak orang
tua  yang  cukup  mengalami  kesulitan  dalam  mendidik  anak-anak  mereka.  Situasi dunia saat ini yang ditandai dengan proses perkembangan Ilmu Pengetahuan  dan
Tekonologi  IPTEK  yang  cukup mempengaruhi sikap dan  cara berpikir  seorang anak.  Selain  itu  kesibukan  orang  tua  menjadi  sebuah  alasan  untuk  kurang
memberi  waktu  ada  bersama  anak  di  dalam  keluarga.  Anak  akan  cenderung mencari hiburan di luar keluarga dan asyik dengan dirinya sendiri.
Situasi  umum  yang  digambarkan  di  atas,  terjadi  pula  dalam  keluarga- keluarga  di  Paroki  Administratif  Santo  Paulus  Pringgolayan.  Tak  bisa  disangkal
bahwa  keluarga-keluarga  Katolik  di  Paroki  ini  sedang  menghadapi  tantangan aktual,  yang  sebagian  besar  berasal  dari  masyarakat  luas,  sedang  sebagian  yang
lain  berasal  lingkungan  keluarga  katolik.  Ada  beberapa  tantangan  dan keprihatinan yang sedang terjadi saat ini yakni: pertama, rapuhnya nilai kesetiaan
dan  perkawinan,  yang  diwarnai  dengan    adanya  sebagian  keluarga  yang mengalami  persoalan  di  dalam  menghayati  nilai-nilai  dasar  perkawinan  katolik.
Kedua,  kurangnya  penanaman  dan  penghayatan  nilai  religiusitas  dalam  keluarga
75
akibat  perkembangan  IPTEK  yang  membawa  pengaruh  negatif  bagi  penananam nilai  iman  dalam  keluarga.  Irama  hidup  keluarga  hanya  disibukkan  dengan
kegiatan  yang  jauh  dari  hal-hal  rohani.  Ketiga,  beban  ekonomi  dan  biaya  hidup yang tinggi yang menyebabkan orang tua sibuk mencarai nafkah dengan bekerja,
sehingga kurang memberi waktu untuk anak dan keluarga. Menanggapi persoalan tersebut  di  atas  maka  tentu  ada  harapan  agar  orang  tua  di  paroki  ini  hendaknya
mengambil  tindakan  konkrit  untuk  mengatasinya.  Tindakan  ini  perlu  didukung dengan  kesadaran  penuh  sebagai  orang  tua  yang  bertanggung  jawab  atas
perkembangan  kepribadian  dan  iman  anak.  Orang  tua  harus  menyadari  bahwa keluarga  adalah  lingkungan  pertama  dan  utama  dalam  mengarahkan  anak-anak
untuk menghadapi kehidupannya. Atas  dasar  ini  maka  peneliti  terdorong  untuk  mencari  dan  menemukan
masalah-masalah  yang  dihadapi  oleh  orang  tua  di  Paroki  Administratif  Santo Paulus Pringgolayan dalam membangun komunikasi untuk pembentukan karakter
dan  iman  anak  dalam  keluarga.  Melalui  penelitian  ini  juga  diharapkan  agar keluarga-keluarga  Katolik  di  Paroki  ini  teristimewa  orang  tua  dibantu  untuk
mengetahui  pola  komunikasi  yang  baik  demi  kepentingan  pembentukan  karakter dan iman anak dalam keluarga.
2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  permasalahan  di  atas,  maka permasalahan pokok yang mau digali dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pola  komunikasi  macam  apa  yang  diterapkan  orang  tua  terhadap  anak  dalam
rangka pembentukan karakter dan iman anak?
76
b. Apa peranan fungsi komunikasi orang tua terhadap pembentukan karakter dan
iman anak? c.
Faktor Pendukung dan penghambat apa saja yang dialami oleh orang tua dalam berkomunikasi dalam rangka pembentukan karakter dan iman anak.
d. Sejauh  mana  usaha  orang  tua  dalam  membangun  komunikasi  dalam  rangka
pembentukan karakter dan iman anak?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: a.
Menguraikan  beberapa  fungsi  komunikasi  orang  tua  terhadap  anak  dalam rangka pembentukan karakter dan iman anak.
b. Memaparkan  peranan  fungsi  komunikasi  orang  tua  terhadap  pembentukan
karakter dan iman anak? c.
Mengungkapkan  faktor  pendukung  dan  penghambat  yang  dialami  oleh  orang tua dalam berkomunikasi dalam rangka pembentukan karakter dan iman anak.
d. Mengetahui  sejauh  mana  usaha  orang  tua  dalam  membangun  komunikasi
terhadap pembentukan karakter dan iman anak?
4. Jenis Penelitian
Dalam  penelitian  ini,  penulis  menggunakan  metode  penelitian  kualititaif yang  bermaksud  untuk  memahami  fenomena  tentang  apa  yang  dialami  oleh
subjek  penelitian  misalnya  perilaku,  persepsi,  motivasi,  tindakan,  dll  Moleong, 2008:  6.  Dengan  metode  penelitian  ini  diharapkan  peneliti  mendapat  informasi
mengenai  pola  komunikasi  orang  tua  dan  peranannya  terhadap  pembentukan
77
karakter  dan  iman  anak  dalam  keluarga  Katolik  di  Paroki  Administratif  Santo Paulus Pringgolayan.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a.
Membantu  menyadarkan  dan  meyakinkan    orang  tua  akan  pentingnya membangun komunikasi yang benar bagi pembentukan karakter dan iman anak
dalam keluarga Katolik b.
Memberi  gambaran  kepada  orang  tua  tentang  berbagai  pola  komunikasi  yang efektif dalam rangka pembentukan karakter dan iman anak.
c. Membantu orang tua untuk menemukan berbagai masalah yang dihadapi dalam
proses pembentukan karakter dan iman anak. d.
Membantu  Gereja  khususnya  seksi  pewartaan  paroki  dalam  bidang pendampingan keluarga.
6. Tempat dan Waktu
Penelitian  ini  dilakukan  di  Paroki  Administratif  Santo  Paulus Pringgolayan mulai dari tanggal 05 sampai 14 Desember 2016
7. Teknik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi menurut Sutrisno Hadi Sugiyono, 2014: 203 merupakan suatu proses  yang  kompleks  yang  tersusun  dari  pelbagai  proses  biologis  dan
psikhologis.  Hal  yang  penting  dalam  observasi  ini  adalah  tindakan  pengamatan dan  ingatan.  Dalam  penelitian  ini,  peneliti  mengobservasi  melalui  kunjungan
78
keluarga-keluarga  Katolik  untuk  mengetahui  bagaimana  pola  komunikasi  dalam keluarga itu terjadi.
b. Wawancara
Untuk  mendapat  gambaran  yang  lengkap  mengenai  fungsi  pola komunikasi  dalam  pembentukan  kepribadian  dan  iman  anak  dalam  keluarga,
maka  dilakukan  pengumpulan  data  primer  dengan  menggunakan  wawancara mendalam  yang  diarahkan  untuk  menggali  informasi  secara  mendalam  dan
mendasar. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan  oleh  dua  pihak,  yaitu  pewawancara  interviewer  yang  mengajukan
pertanyaan  dan  terwawancara  interviewee  yang  memberikan  jawaban  atas pertanyaan  itu  Moeleong,  2006:  186.  Teknik  ini  digunakan  untuk
mengeksplorasi  informasi  yang  terkait  dengan  fungsi  pola  komunikasi  dalam pembentukan kepribadian dan iman anak dalam keluarga. Wawancara mendalam
akan  dilakukan  pada  keluarga  Katolik  di  Paroki  Administratif  Santo  Paulus Pringgolayan. Informan yang akan diwawancarai adalah; Keluarga Katolik.
c. Analisis data Study dokumen