rantai menyebabkan masuknya molekul sorbitol antara rantai polimer dan meningkatnya difusitas transmisi uap air melalui film sehingga mempercepat
transmisi uap air. GontardGuilbert, 1994.
6. Uji Skoring Warna
Warna merupakan salah satu parameter fisik yang penting dari suatu bahan pangan. Kesukaan konsumen terhadap suatu bahan pangan juga sangat ditentukan
oleh warna. Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 8 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrsasi tepung semirefine carrageenan dan konsentrasi sorbitol
berpengaruh nyata terhadap skor warna edible film yang dihasilkan. Nilai rata-rata skor warna edible film dengan perlakuan konsentrasi tepung SRC dan konsentrasi
sorbitol dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai rata-rata uji skoring warna pada edible film dengan Konsentrasi tepung SRC dan konsentrasi sorbitol
Perlakuan Tepung
Sorbitol Rata-rata
Skor
1,5
2
2,5 3
5 7
3 5
7 3
5 7
3,90 4,30
4,00 3,00
4,45 3,60
3,85 4,20
3,25 4,10
4,15 3,40
Pada Tabel 9. menunjukkan bahwa rata-rata skor warna edible film antara 3,00 - 4,45. Nilai rata-rata skor tertinggi terdapat pada edible film dengan
perlakuan konsentrasi tepung SRC 2 dan konsentrasi sorbitol 0 yaitu sebesar 4,45 dengan warna film bening, sedangkan nilai rata-rata skor terendah terdapat
pada edible film dengan perlakuan konsentrasi tepung SRC 1 dan konsentrasi sorbitol 7 yaitu sebesar 3,00 dengan warna film yang dihasilkan agak keruh.
Menurut Poppe 1999, warna dari edible film tergantung dari bahan baku, proses yang digunakan dan lamanya pengeringan. Standart mutu warna edible film adalah
tidak berwarna. Hal ini berarti edible film dengan warna putih jernih dapat memenuhi standart mutu edible film.
7. Uji Skoring Tekstur
Tekstur dari suatu bahan pangan khususnya edible film merupakan salah satu parameter yang penting. Kesukaan konsumen terhadap suatu bahan pangan
juga sangat ditentukan oleh tekstur dari bahan pangan tersebut. Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 9 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi tepung
SRC dan sorbitol berpengaruh nyata terhadap skor tekstur edible film yang dihasilkan. Nilai rata-rata skor tekstur edible film dengan perlakuan konsentrasi
tepung SRC dan sorbitol dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Nilai rata-rata uji skoring tekstur pada edible film dengan perlakuan konsentrasi tepung SRC dan sorbitol.
Perlakuan Tepung
Sorbitol Rata-rata
Skor
1,5
2
2,5 3
5 7
3 5
7 3
5 7
3,35 4,20
4,70 3,80
3,85 3,95
3,75 4,65
3,45 4,55
4,05 4,00
Keterangan : Semakin tinggi skor, maka tekstur semakin baik
Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa rata-rata skor tekstur edible film berkisar antara 3,35 - 4,70. Nilai rata-rata skor tertinggi terdapat pada edible film
dengan perlakuan konsentrasi tepung SRC 1,5 dan konsentrasi sorbitol 5 yaitu sebesar 4,70 sedangkan nilai rata-rata skor terendah terdapat pada perlakuan
konsentrasi tepung SRC 1,5 dan konsentrasi sorbitol 0 yaitu sebesar 3,35. Semakin sedikit konsentrasi tepung SRC dan konsentrasi sorbitol, edible
film yang dihasilkan mempunyai tekstur yang rapuh dan mudah sobek. Tekstur yang jelek pada edible film ini dapat disebabkan karena jumlah padatan terlarut
yang lebih sedikit dan konsentrasi plastisizer yang relatif sedikit, sehingga dapat menggangu permeabilitas atau daya elastisitas pada edible film yang dihasilkan.
C. Analisis Keputusan