B. Hasil Analisa Edible Film
1. Kadar Air
Hasil analisis ragam Lampiran 3 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi tepung semirefine carrageenan dan konsentrasi sorbitol tidak terdapat
interaksi yang nyata terhadap kadar air edible film dari tepung semirefine carrageenan. Namun masing-masing perlakuan konsentrasi tepung dan
konsentrasi sorbitol berpengaruh nyata terhadap kadar air edible film. Hasil rata-rata kadar air pada edible film dari tepung semirefine
carrageenan dengan perlakuan konsentrasi tepung dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai rata-rata kadar air edible film berdasarkan perlakuan
konsentrasi tepung semirefine carrageenan. Perlakuan
Konsentrasi Tepung SRC Rata-rata
Kadar Air Notasi DMRT
5
1,5 2
2,5 5,316
6,675 7,144
a a
b -
1,666 1,742
Keterangan: Nilai rata-rata dengan notasi yang berbeda menyatakan adanya perbedaan yang nyata p
≤0,05. Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya konsentrasi
tepung SRC akan meningkatkan kadar air edible film secara nyata. Hal ini disebabkan karena molekul tepung semirefine carrageenan bersifat hidrofilik.
Menurut Towle 1973, air merupakan pelarut utama bagi carrageenan dan semirefine carrageenan. Kelompok yang mempunyai sifat hidrofilik yaitu ester-
sulfat dan unit galaktopironosa. Dengan adanya air, akan terjadi penggabungan atau pengikatan silang rantai-rantai polimer sehingga membentuk suatu jala tiga
dimensi bersambungan. Selanjutnya jala ini dapat menangkap atau mengimobilisasikan air didalamnya.
Hasil rata-rata kadar air pada edible film dari tepung semirefine carrageenan dengan perlakuan konsentrasi sorbitol dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai rata-rata kadar air edible film berdasarkan perlakuan konsentrasi sorbitol.
Perlakuan Konsentrasi Sorbitol
Rata-rata Kadar Air
Notasi DMRT 5
3 5
7 5,021
5,552 7,054
7,886 a
a ab
b -
1,666 1,742
1,791
Keterangan: Nilai rata-rata dengan notasi yang berbeda menyatakan adanya perbedaan yang nyata p
≤0,05. Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar air edible film dari tepung semirefine
carrageenan akan semakin meningkat seiring dengan tingginya konsentrasi sorbitol. Hal ini disebabkan karena kadungan kadar air pada bahan baku awal
memang sudah tinggi. Menurut Fennema 1996, sorbitol bersifat mudah larut dalam air, meningkatkan viskositas air, dapat berfungsi sebagai humektan dan
menurunkan Aw suatu bahan.
2. Ketebalan