Hasil Analisa Bahan Baku

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari analisa bahan baku pembuatan edible film, yaitu tepung semirefine carrageenan kemudian dilanjutkan dengan analisa produk edible film yang dihasilkan yang terdiri dari analisa fisik, kimiawi dan organoleptik. Analisa dilanjutkan dengan analisa keputusan dan finansial yang didasarkan pada segi ekonomis apabila produk ini digunakan sebagai produk industri.

A. Hasil Analisa Bahan Baku

Tepung semirefine carrageenan yang digunakan dalam pembuatan edible film pada penelitian ini adalah tepung semirefine carrageenan yang tidak lolos pada ayakan 40 mesh. Hasil analisa tepung semirefine carrageenan dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Hasil analisa tepung semirefine carrageenan per 100 gr bahan Komponen Kandungan Menurut Dian 2007 Rendemen Kadar Air bb Kadar Abu bb Kadar Dietary fiber 45,80 8,20 17,22 6,81 37,22 10,97 20,08 - Rendemen suatu produk sangat penting dihitung untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan maupun pengolahan terhadap hasil akhir suatu produk. Pada pembuatan tepung SRC ini diperoleh rendemen sebesar 45,80 , hasil analisa rendemen pada penelitian ini berbeda dengan hasil analisa menurut penelitian Dian 2007. Hal ini disebabkan karena dalam pengolahan SRC penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain saring yang ukuran mesh nya sangat kecil. Hal ini dimaksudkan agar filtrat yang tersaring semakin banyak sehingga rendemen yang dihasilkan tinggi. Sedangkan pada penelitian Dian 2007, proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan alat saring biasa. Semakin tinggi teknologi proses penyaringan yang digunakan, maka akan semakin tinggi rendemen yang dihasilkan. Dalam industri biasanya penyaringan dilakukan dengan menggunakan filter press. Hal ini dimaksudkan agar filtrat yang tersaring semakin banyak dan tidak tercampur dengan kotoran lainyang dapat mengganggu pembentukan gel. Selain itu jumlah rendemen yang maksimum juga dipengaruhi oleh konsentrasi KOH yang digunakan. KOH mempunyai dua fungsi yaitu membantu ekstraksi polisakarida menjadi lebih sempurna dan mempercepat eliminasi 6-sulfat dari unit monomer menjadi 3,6-anhydro-D-galaktosa sehingga dapat meningkatkan kekuatan gel Towle, 1973. Tepung semirefine carrageenan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film pada penelitian ini mempunyai kadar air sebesar 8,20, persentase kandungan kadar air tersebut lebih kecil dari hasil penelitian Dian 2007. Namun persentase kadar air yang diperoleh dari kedua penelitian ini telah memenuhi standart yang dikeluarkan oleh FAO yaitu maksimal sebesar 12. Basmal, dkk 2003, menjelaskan bahwa kation K + yang berasal dari KOH mampu mengikat gugus sulfat yang mempunyai sifat hidrofilik sehingga polimer tidak banyak menyerap air dan proses pengeringan bahan menjadi lebih cepat. Kadar abu yang dihasilkan selama penelitian yaitu 17,22 . Hasil ini juga lebih rendah dari hasil yang diperoleh Dian 2007. Menurut Anonymous 2004, kadar abu yang terkandung dalam tepung semirefine carrageenan merupakan bagian dari kandungan mineral yang berasal dari rumput laut. Kadar abu ini menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar dan menjadi zat yang tidak dapat menguap selama pengabuan, contohnya seperti sulfat. Kadar abu yang baik berkisar antara 15-40. Banyaknya mineral pada Eucheuma cottonii yang merupakan bahan dasar dari tepung SRC ini antara lain yaitu: chlor, kalium, natrium, magnesium, belerang, silicon, fosfor, kalsium, besi, dan iod Winarno, 1990. Komposisi kimia dietary fiber atau serat makanan bervariasi tergantung dari komposisi dinding sel tanaman penghasilnya. Pada dasarnya komponen komponen penyususn dinding sel tanaman terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, gum, mucilage yang kesemuanya ini termasuk ke dalam serat makanan Tensiska, 2008. Kadar serat larut hasil penelitian sebesar 6,81. Menurut Winarno 1990, komposisi utama dari rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan pangan adalah karbohidrat, akan tetapi karena kandungan karbohidrat sebagian besar terdiri dari senyawa gumi yakni polimer polisakarida yang berbentuk serat , maka hanya sebagian kecil saja dari kandungan karbohidrat tersebut yang dapat diserap dalam pencernaan manusia.

B. Hasil Analisa Edible Film