Persen Perpanjangan Elongasi Hasil Analisa Edible Film

Hal ini sesuai dengan pernyataan Cowd 1991, komposisi bahan dasar pada edible film yang berasal dari hidrokoloid akan menentukan tingkat kekuatan gel yang dihasilkan, dengan adanya penambahan plastisizer juga dapat mengurangi kerapuhan ikatan-ikatan yang membentuk polimer film karena plastisizer dapat mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler, sehingga dapat menaikkan kekuatan fisik film yang dihasilkan Kekuatan peregangan merupakan kemampuan edible film untuk menahan suatu beban gaya dari luar yang diberikan terhadap edible film. Bila nilai kekuatan peregangan tinggi menunjukkan bahwa edible film tersebut mempunyai kecenderungan sulit patah Gontard, 1993. Nilai kekuatan peregangan menurut Krochta Johnston 1997, berkisar antara 10-100 N. Edible film dengan kekuatan peregangan tinggi, akan mampu melindungi produk yang dikemasnya dari gangguan mekanis dengan baik. Dalam penelitian ini kekuatan peregangan masih tergolong jelek dibandingkan dengan standar yang ada.

4. Persen Perpanjangan Elongasi

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 6, menunjukan bahwa antara perlakuan konsentrasi tepung semirefine carrageenan dan konsentrasi sorbitol terdapat interaksi yang nyata p ≤0.05 dan masing-masing perlakuan berpengaruh nyata p ≤0.05 terhadap persen perpanjangan edible film dari semirefine carrrageenan. Nilai rata-rata persen perpanjangan edible film dari semirefine carrageenan ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai rerata persen perpanjangan edibe film dari semirefine carrageenan dengan perlakuan konsentrasi tepung dan konsentrasi sorbitol. Perlakuan Tepung SRC Sorbitol Rerata Persen Perpanjangan Notasi DMRT 5 1,5 1,5 1,5 1,5 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 2,5 3 5 7 3 5 7 3 5 7 11 14 28 43 13 25 35 51 18 23 36 64 ,997 ,828 ,746 ,613 ,694 ,146 ,495 ,381 ,631 ,637 ,771 ,413 a a c e a b cd f d bc b ab - 6,588 7,079 7,138 6,301 6,895 7,099 7,140 7,120 7,038 6,977 6,772 Keterangan: Nilai rata-rata dengan notasi yang berbeda menyatakan adanya perbedaan yang nyata p ≤0,05. Berdasarkan Tabel 7. terlihat bahwa persen perpanjangan edible film dari semirefine carrageenan tertinggi yaitu 64,413 didapatkan pada perlakuan konsentrasi tepung 2 dan konsentrasi sorbitol 7 sedangkan persen perpanjangan terendah yaitu 11,997 diperoleh dari perlakuan konsentrasi tepung 1,5 dan konsentrasi sorbitol 0. Persen perpanjangan merupakan perubahan panjang maksimum yang dialami edible film pada saat mulai sobek Krochta, 1992 Grafik hubungan antara konsentrasi tepung dan konsentrasi sorbitol terhadap persen perpanjangan edible film dari semirefine carrageenan ditunjukkan pada Gambar 13. y = 454,45x + 7,7542 R 2 = 0,8729 y = 527,66x + 11,64 R 2 = 0,9689 y = 626,96x + 12,352 R 2 = 0,833 10 16 22 28 34 40 46 52 58 64 1 2 3 4 5 6 7 Penambahan Sorbitol P er sen P er p an jan g an 1,5 semirefine carrageenan 2 semirefine carrageenan 2,5 semirefine carrageenan Gambar 13. Hubungan antara konsentrasi tepung SRC dan konsentrasi sorbitol terhadap persen perpanjangan edible film . Gambar 13. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tepung semirefine carrageenan dan konsentrasi sorbitol maka nilai persen perpanjangan edible film dari SRC semakin meningkat. Hal ini disebabkan konsentrasi SRC dan sorbitol mampu membentuk struktur double heliks. Sorbitol larut dalam tiap-tiap rantai polimer dan mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler sehingga mempermudah gerakan molekul polimer yang dapat meningkatkan elastisitas film yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Gontard et al. 1993, adanya gugus polar -OH pada rantai pemlastis akan menghasilkan ikatan polimer-pemlastis menggantikan interaksi polimer-polimer dalam biopolimer film, dimana gugus polar dapat mengabsorpsi dan mengikat air. Ukuran molekul, susunan dan jumlah gugus hidroksil dari pemlastis dan juga kesesuaian pemlastis dengan biopolimer dapat berpengaruh terhadap interaksi flesibilitas film. Gennadios 2002, menjelaskan bahwa persen perpanjangan adalah kemampuan perpanjangan film saat diberikan gaya tarik. Semakin tinggi persen perpanjangan edible film maka edible film tersebut mempunyai fleksibilitas yang baik karena mampu melakukan perpanjangan secara maksimum. Persen perpanjangan edible film akan semakin besar nilai dan kemampuannya dengan adanya penambahan plasticizer pada konsentrasi yang sesuai. Penggunaan plasticizer dapat bersumber pada monosakarida, disakarida dan oligosakarida, yang berfungsi untuk menurunkan gaya intermolekul dalam mengatasi kerapuhan serta meningkatkan elastisitas Banker,1996. Persentase perpanjangan edible film dikatakan baik jika nilainya lebih dari 50 dan dikatakan jelek jika nilainya kurang dari 10 Krochta dan Johnston, 1997 dalam Suryaningrum, 2005. Hasil penelitian pembuatan edible film dari tepung SRC ini menunjukkan rerata nilai persen perpanjangan masih berada diatas 10, sehingga dapat dikatakan tidak jelek.

5. Laju Transmisi Uap Air