Kekuatan Peregangan Tensile strenght

semakin banyak polimer penyusun edible film yang terlarut, maka akan meningkatkan ketebalan edible film tersebut.

3. Kekuatan Peregangan Tensile strenght

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 5, menunjukan bahwa antara perlakuan konsentrasi tepung semirefine carrageenan dan konsentrasi sorbitol terdapat interaksi yang nyata p ≤0.05 dan masing-masing perlakuan berpengaruh nyata p ≤0.05 terhadap kekuatan peregangan edible film dari semirefine carrrageenan. Nilai rata-rata kekuatan peregangan edible film dari semirefine carrageenan ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rerata kekuatan peregangan edible film dari semirefine carrageenan dengan perlakuan konsentrasi tepung dan konsentrasi sorbitol. Perlakuan Tepung SRC Sorbitol Rerata Kekuatan Peregangan N Notasi DMRT 5 1,5 1,5 1,5 1,5 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 2,5 3 5 7 3 5 7 3 5 7 1,195 2,581 4,193 6,279 3,323 3,870 4,884 5,671 4,284 6,109 6,568 7,395 a ab bc c b b bc c bc c c d - 1,465 1,603 1.656 1,532 1.575 1,637 1,646 1,622 1,651 1,660 1,660 Keterangan: Nilai rata-rata dengan notasi yang berbeda menyatakan adanya perbedaan yang nyata p ≤0,05. Berdasarkan Tabel 6. terlihat bahwa kekuatan peregangan edible film dari semirefine carrageenan tertinggi yaitu 7,395 N didapatkan pada perlakuan konsentrasi tepung 2,5 dan konsentrasi sorbitol 7 sedangkan kekuatan peregangan terendah yaitu 1,195 N diperoleh dari perlakuan konsentrasi tepung 1,5 dan konsentrasi sorbitol 0. Kekuatan peregangan merupakan tekanan regangan maksimum yang dapat diterima film hingga putus. Grafik hubungan antara konsentrasi tepung dan konsentrasi sorbitol terhadap kekuatan peregangan edible film dari semirefine carrageenan ditunjukkan pada Gambar 12. y = 80,303x + 1,0006 R 2 = 0,9057 y = 34,288x + 3,1512 R 2 = 0,9573 y = 43,353x + 4,4633 R 2 = 0,9681 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 1 2 3 4 5 6 7 Penambahan Sorbitol K e k ua ta n pe re ga nga n N 1,5 semirefine carrageenan 2 semirefine carrageenan 2,5 semirefine carrageenan Gambar 12. Hubungan antara konsentrasi tepung SRC dan konsentrasi sorbitol terhadap kekuatan peregangan edible film. Gambar 12. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tepung semirefine carrageenan dan konsentrasi sorbitol maka kekuatan peregangan edible film dari SRC akan meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan sorbitol maka dapat membentuk matrik gel tiga dimensi yang kuat dan elastis yang dapat meningkatkan kekuatan peregangan film yang dihasilkan. Semakin banyak molekul dalam larutan, maka matriks film yang dibentuk semakin banyak, selain itu sorbitol juga mampu merangsang terbentuknya film yang lebih kompak dan padat sehingga edible film yang dihasilkan semakin kuat Thomas 1992. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cowd 1991, komposisi bahan dasar pada edible film yang berasal dari hidrokoloid akan menentukan tingkat kekuatan gel yang dihasilkan, dengan adanya penambahan plastisizer juga dapat mengurangi kerapuhan ikatan-ikatan yang membentuk polimer film karena plastisizer dapat mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler, sehingga dapat menaikkan kekuatan fisik film yang dihasilkan Kekuatan peregangan merupakan kemampuan edible film untuk menahan suatu beban gaya dari luar yang diberikan terhadap edible film. Bila nilai kekuatan peregangan tinggi menunjukkan bahwa edible film tersebut mempunyai kecenderungan sulit patah Gontard, 1993. Nilai kekuatan peregangan menurut Krochta Johnston 1997, berkisar antara 10-100 N. Edible film dengan kekuatan peregangan tinggi, akan mampu melindungi produk yang dikemasnya dari gangguan mekanis dengan baik. Dalam penelitian ini kekuatan peregangan masih tergolong jelek dibandingkan dengan standar yang ada.

4. Persen Perpanjangan Elongasi