memilih untuk diam. Sikap tersebut dia ambil karena dirinya tidak ingin menjadi pembicaraan orang lain dan tetap menjaga kerukunan. Bahkan Ibu Tnt 64 tidak
menanggapi kritikan yang diberikan padanya. Ketika mendapatkan kritikan baik maupun buruk dia lebih memilih tidak menghiraukannya.
Sikap diam yang dilakukan oleh Ibu Tnt 64 kepada orang lain merupakan bentuk dari self-silencing. Hal tersebut dikarenakan Ibu Tnt 64 memendam
perasaan, pikiran serta sikapnya agar sesuai dengan harapan orang lain yaitu kerukunan. Bahkan sikap akhir yang ibu Tnt 64 ambil adalah “dipupus”, dimana
ia lebih memilih bersikap biasa kembali dan memaksa masalah yang ada untuk hilang.
2. Ytm 48
Ibu Ytm 48 adalah sosok yang sederhana. Kehidupan yang dijalani jauh dari kemewahan secara material. Kegiatan Ibu Ytm 48 sehari-hari pun
berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain kegiatan tersebut, Ibu Ytm 48 mengisi kehidupannya dengan mengikuti perkumpulan di
masyarakat. Melalui kegiatan tersebut Ibu Ytm 48 mampu bertukar pengalaman dengan teman-temannya. Hal tersebut membuatnya merasa senang.
Relasi Ibu Ytm 48 dengan orang-orang di sekitarnya diakuinya rukun meski terkadang muncul selisih pendapat. Ketika selisih pendapat muncul dan
mendapatkan kritikan yang tidak sesuai kenyataan Ibu Ytm 48 memilih untuk diam meski dirinya merasa marah dan kecewa. Selama Ibu Ytm 48 diam, dia
bersikap acuh kepada orang yang membuatnya marah. Melalui sikap diam ini Ibu Ytm 48 mencoba untuk berpikir dan merefleksikan sikap yang telah diambilnya.
Selain merenung Ibu Ytm 48 juga mengungkapkan perasaannya pada seseorang yang dekat dengan dirinya. Ketika kemarahannya sudah reda Ibu Ytm 48
cenderung akan meenghilangkan perasaan marah dan sikap acuhnya. Bagi Ibu Ytm 48 sikap diam baik dilakukan karena dapat digunakan
untuk merenungkan perbuatan yang telah dilakukan. Selain hal tersebut Ibu Ytm 48 menganggap bahwa pertengkaran merupakan hal yang tidak baik. Sehingga
dengan sikap diam Ibu Ytm 48 akan mampu berdamai kembali dengan orang lain dan kerukunan tetap terjaga. Sikap diam ini merupakan bentuk dari self-
silencing. Hal ini dikarenakan ibu Ytm 48 menekan dan memendam perasaannya yang sesungguhnya demi menjaga kerukunan.
3. Dkh 50
Ibu Dkh 50 adalah orang Jawa yang mengutamakan kerukunan. Kerukunan adalah hal yang paling utama agar tidak terjadi pertengkaran terutama
kerukunan beragama. Hal tersebut menyebabkan Ibu Dkh 50 menjadi sosok yang memiliki toleransi. Hal tersebut diwujudkan dalam kegiatan yang bersifat
gotong royong seperti kerja bakti. Ibu Dkh 50 meneladani orangtua dan mertuanya yang mengajarkan untuk saling menjaga kerukunan.
Berdasarkan nilai tersebut ketika Ibu Dkh 50 tidak suka dengan orang lain dan mendapatkan kritikan tidak sesuai kenyataan dia akan memilih untuk
memendam perasaan marah. Hal tersebut juga dilakukan ketika Ibu Dkh 50 mendapatkan kritikan atau dibicarakan orang lain tidak sesuai dengan kenyataan.
Ibu Dkh 50 memilih untuk mengalah jika menghadapi situasi tersebut. Salah satu cara untuk mengalah adalah dengan diam. Bagi Ibu Dkh 50 dengan diam
akan lebih baik karena tidak menimbulkan pertengkaran. Diam juga akan mengurangi pembicaraan yang tidak baik atau menghindari membicarakan orang
lain. Hal tersebut terwujud dari sikap Ibu Dkh 50 yang tidak suka membicarakan kejelekan orang lain ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya. Ketika
sudah tenang maka Ibu Dkh 50 akan mengungkapkan perasaannya. Setelah mengungkapkan perasaannya Ibu Dkh 50 akan mencoba berpikir tindakan apa
yang sebaiknya diambil. Selama ini Ibu Dkh 50 cenderung akan memaafkan orang tersebut sehingga dapat rukun kembali dan tidak menjadi pembicaraan
orang lain. Terkadang pula Ibu Dkh 50 masih merasa marah dan kecewa meski sudah berdamai dengan orang yang membuatnya marah. Ibu Dkh 50 selalu
memendam perasaanya karena tidak ingin menunjukkan perasaan marah dan kecewanya pada orang lain.
Sikap diam yang dipilih Ibu Dkh 50 merupakan bentuk dari self- silencing karena meski Ibu Dkh 50 merasa marah dan kecewa dia tetap memilih
untuk tidak menunjukkan perasaan yang sebenarnya kepada orang lain. 4.
Tp 44
Ibu Tp 44 adalah seorang perempuan Jawa pada umumnya yang menjunjung kehormatan. Orangtua, suami, dan pimpinan adalah sosok yang selalu
dia hormati. Meski Ibu Tp 44 adalah seorang perempuan yang mandiri namun dirinya tetap menghormati suaminya. Bahasa Jawa adalah sebuah cara untuk
menghormati orang lain menurut Ibu Tp 44. Kepada anak-anaknya Ibu Tp 44 mengajarkan selalu menggunakan Bahasa Jawa Krama ketika berkomunikasi
dengan orangtua. Ibu Tp 44 sendiri selalu menggunakan Bahasa Jawa Krama
kepada orang yang dia hormati termasuk suaminya. Selain menjunjung nilai hormat, bagi Ibu Tp 44 perempuan Jawa tetap harus mandiri dan menjadi
seseorang yang patut dibanggakan. Kritikan adalah hal yang membangun bagi Ibu Tp 44 apabila
disampaikan dengan baik. Baginya kritikan akan membantunya menyadari kesalahan yang dilakukannya. Hal inilah yang membuat Ibu Tp 44 sangat tidak
suka jika dibicarakan di belakang. Ibu Tp 44 yang merasa dirinya masih mudah marah cenderung akan menanggapi ketika seseorang memperlakukannya dengan
tidak baik, dihina dan dibicarakan di belakang. Ibu Tp 44 memiliki prinsip bahwa dia akan membalas lebih perlakuan seseorang kepadanya baik perlakuan
baik ataupun buruk. Meski Ibu Tp 44 memiliki sifat mudah marah, namun dirinya juga
memiliki sifat tepa slira. Segala sesuatu yang dilakukannya selalu dilihat kembali kepada dirinya sendiri. Hal tersebut membuat Ibu Tp 44 tidak tega jika ingin
menyakiti orang lain. Ketika Ibu Tp 44 sedang merasa marah pada seseorang hingga dirinya merasa tidak sampai hati dia akan memilih untuk diam. Perasaan
marah seperti itu Ibu Tp 44 menyebutnya sebagai nesu. Bagi Ibu Tp 44 ketika dirinya memarahi seseorang akan menyakiti orang tersebut. Sikap diam pun
diambil ketika Ibu Tp 44 tidak suka dengan seseorang. Ibu Tp 44 berusaha tidak memperlihatkan ketidaksukaannya. Ketika menghadapi seseorang yang
tidak bisa menempatkan diri pun Ibu Tp 44 akan memilih diam. Ibu Tp 44 tidak akan menanggapi seseorang yang tidak tahu situasi. Sikap tersebut dipilih
agar dirinya tidak dibicarakan oleh orang lain.
Diam adalah salah satu cara bagi Ibu Tp 44 untuk mencegah rasa marah. Baginya diam akan lebih baik karena tidak akan mengeluarkan kata-kata yang
tidak baik. Meski ketika diam dirinya merasa marah dan sakit hati. Ketika kemarahannya sudah mereda dan merasa tenang Ibu Tp 44 akan membicarakan
dan menjelaskan permasalahan yang ada. Satu hal yang Ibu Tp 44 tekankan bahwa sikap diam adalah marah.
5. P 48