Sikap mendiamkan sebagai bentuk kemarahan

perempuan Jawa lebih memahami segala sikap yang dambilnya dan secara sadar memilih sikap akhir menghadapi konflik yang dialaminya.

b. Sikap mendiamkan sebagai bentuk kemarahan

Dibalik sikap mendiamkan yang berusaha untuk menjaga harmonisasi tersebut, beberapa informan menyatakan bahwa diam sebagai ekspresi perasaan marah. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Tp 44 bahwa ketika dirinya bersikap diam maka hal tersebut pertanda bahwa dirinya sedang merasa marah. Hal tersebut juga dilakukan oleh Ibu N 44. Bagi Ibu N 44 pada situasi tertentu sikap diam yang diambilnya menunjukkan bahwa dirinya merasa marah dan tersinggung. Sikap diam yang dimaknai sebagai bentuk kemarahan terkadang menjadi bentuk dari agresi. Ketika seseorang memilih diam terkadang menjadikan orang lain merasa dirinya dihukum. Seperti yang dikatakan oleh Kenny 2011, bahwa terkadang diam mengekspresikan celaan kepada orang lain sehingga sikap tersebut menjadi sebuah bentuk hukuman bagi orang lain. “Silence sometimes expresses disapproval, and the “silent treatment” may even be used deliberately as a form of punishment.” Nakane 2007, juga mengatakan hal yang serupa bahwa melalui sikap diam memiliki fungsi sebagai hukuman. “…silence is used for punishment Nakane, 2007.” Bagi informan lain meskipun mengambil sikap diam namun sebenarnya perasaan marah dan sakit hati tetap muncul. Para informan memilih memendam perasaan marah dan sakit hati mereka. Seperti yang diungkapkan oleh semua informan bahwa ketika diam perasaan mereka adalah marah dan sakti hati. Bahkan Ibu Dkh 50 mengungkapkan bahwa meski dirinya memaafkan tapi hanya secara lahiriah saja. Ibu Dkh 50 tetap memendam perasaan marah dan sakit hatinya. Salah satu tujuan dari memendam perasaan marah dan sakit hati adalah untuk menjaga harmonisasi. Sikap diam menjadi salah satu cara untuk menghindari konflik secara terbuka. Seperti yang dijelaskan oleh Nakane 2007, bahwa salah satu fungsi dari diam secara sosial adalah sebagai kontrol sosial dengan cara menghindari interaksi verbal dengan seseorang. .”…means of social control through avoiding verbal interaction with specific individuals.” Pemaknaan sikap diam sebagai kemarahan merupakan bentuk bahwa perempuan Jawa tidak menjadikan sikap self-silencing sebagai hal yang depresif. Mereka menjadikan sikap diam sebagai bentuk dari ekspresi perasaan marahnya. Bahkan melalui sikap diam perempuan Jawa menunjukkan kekuatannya melalui sikap pasifnya tersebut.

2. Sikap Diam untuk Harmonisasi