Definisi perkawinan Katolik menurut Ajaran Gereja Katolik
Kanon 1142 Perkawinan non-consummatum antara orang-orang
yang telah dibabtis atau antara pihak dibabtis dengan pihak tidak dibabtis, dapat diputus oleh Paus atas alasan yang wajar, atas
permintaan kedua pihak atau salah seorang dari antara mereka, meskipun pihak yang lain tidak menyetujuinya.
Kanon 1143 Perkawinan yang dilangsungkan oleh dua orang tidak
dibabtis diputus berdasarkan privilegium paulinum demi iman pihak yang telah menerima babtis, oleh kenyataan bahwa ia yang
telah dibabtis tersebut melangsungkan perkawinan baru, asalkan yang tidak dibabtis pergi.
Kanon 1145 1. Interpelasi hendaknya pada umumnya dilakukan
atas otoritas Ordinaris wilayah dari pihak yang bertobat; kepada pihak yang lain, Ordinaris itu dapat memberikan tenggang waktu
untuk menjawab, jika ia memintanya, tetapi dengan peringatan bahwa jika tenggang waktu itu lewat tanpa dimanfaatkan, maka
sikap diam itu dianggap sebagai jawaban negatif.
Artikel 2 Berpisah dengan tetap Adanya Ikatan Perkawinan Kanon 1151-1155 membicarakan perpisahan perkawinan secara
tidak sempurna, dalam arti bahwa ikatan perkawinan sendiri masih tetap ada karena yang dipisahkan hanyalah kebersamaan pasangan
menyangkut soal ranjang, meja, dan tempat tinggal.
Kanon 1151 Suami-istri mempunyai kewajiban dan hak untuk
memelihara hidup bersama perkawinan, kecuali ada alasan legitim yang membebaskan mereka.
Kanon 1152 1. Sangat dianjurkan agar pasangan, tergerak oleh
cintakasih kristiani dan prihatin akan kesejahteraan keluarga, tidak menolak mengampuni pihak yang berzinah dan tidak memutus
kehidupan perkawinan. Namun jika ia tidak mengampuni kesalahannya secara jelas atau diam-diam, ia berhak untuk
memutus hidup bersama perkawinan, kecuali ia menyetujui perzinahan itu atau menyebabkannya atau ia sendiri juga berzinah.
Kanon 1153 1. Jika salah satu pasangan menyebabkan bahaya
besar bagi jiwa atau badan pihak lain atau anaknya, atau membuat hidup bersama terlalu berat, maka ia memberi alasan legitim
kepada pihak lain untuk berpisah dengan keputusan Ordinaris wilayah, dan juga atas kewenangannya sendiri, bila penundaan
membahayakannya.
Kanon 1154 Bila terjadi perpisahan suami-istri, haruslah selalu
diperhatikan dengan baik sustentasi dan pendidikan yang semestinya bagi anak-anak.
Kanon 1155 Terpujilah bila pasangan yang tak bersalah dapat
menerima kembali pihak yang lain untuk hidup bersama lagi; dalam hal demikian ia melepaskan haknya untu berpisah.