Informan Persiapan Penelitian Secara Keseluruhan

menurut Informan umur jauh Tinggal Bersama dengan Ibu, anak kandung, saudara laki- laki Ibu, bapak, adik informan Ayah Pada penelitian ini menggunakan Personal Experience Story. Pengalaman yang diambil adalah pengalaman tahap respon penerimaan diri pada pelaku perkawinan katolik yang berpisah. Guna menunjukkan pengalaman tahap respon penerimaan diri, proses penceritaan kembali akan menggunakan kerangka waktu yang secara kronologis akan dinarasikan lewat a. sebelum berpisah beginning, b. ketika perpisahan middle, c. pasca berpisah end.

3. Analisis Hasil Wawancara Informan 1

A. Sebelum Berpisah beginning

Informan memaparkan bila awal keretakan rumah tangga dengan suami adalah karena informan cemburu pada salah satu rekan kuliah suaminya. Informan menyadari bila berasal dari desa dan tidak ingin dibanding-bandingkan dengan teman suaminya. Informan menyadari kekurangannya dan merasa rendah diri. Namun, memang suami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI informan tidak memiliki hubungan khusus dengan teman kuliahnya. Dugaan yang informan takutkan ternyata tidak ada buktinya. “Kalau nggak salah ada satu namanya R ya agak dekat sekali makanya saya kan cemburu begitu lho awal-awalnya. Saya bilang, saya jangan dibanding-bandingkan dengan temenmu pak saya kan cuma orang desa saya ya bilang begitu ya saya kan cemburu tapi ya nggak taunya ternyata nggak ada apa-apa gitu lho.” informan 1, 11-19 Informan memaparkan bahwa awal mengetahui situasi suami memiliki hubungan khusus dengan perempuan lain adalah dari orang lain. Dan informan merupakan istri yang tidak mudah percaya kata orang lain. Informan ingin membuktikan kebenarannya sendiri namun kenbenarannya suami informan memiliki hubungan perempuan lain. Perempuan yang memiliki hubungan khusus dengan suami informan adalah teman informan. Informan mengenal dekat teman khusus dari suaminya. Relasi informan dengan temannya juga tergolong dekat, mereka kerap saling bertukar makanan. “Pak Y kan suami saya namanya Pak Y itu suaminya tadi saya lihat di Purworejo, di Gesing mboncengin teman saya itu terus saya bilang gini, kalau saya belum lihat dengan mata kepala saya sendiri saya nggak percaya saya bilang begitu. Tapi ya slentingan-slentingan ternyata benar gitu lho.” informan 1, 27- 32 Informan memaparkan pengalaman ketika mengetahui kebenaran kabar perselingkuhan suaminya dan teman dekatnya. Informan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendapat kabar dari adik mertuanya oleh karena bekerja satu tempat dengan suaminya. Informan mengungkapkan rasa sakit hatinya. Informan mendapatkan informasi bila teman dekatnya secara sembunyi-sembunyi sering menemui suaminya di tempat kerja. ”Tapi ya slentingan-slentingan ternyata benar gitu lho. Lha mulai retaknya itu benar-benar retak waktu itu suami saya masih bekerja di IKIP PGRI di kembang itu, dia kan jadi biro tiga waktu itu satpam, biro kemahasiswaan, terus sama TU. Lha si teman saya itu, sering ke sana. Nha kebetulan, adiknya mertua saya kan rektor di situ sama dosen gitu lho. Terus ya ngomong sama ngomong artinya ya siapa to yang nggak sakit hati ada orang bilang gitu sama aku. “ informan 1, 32-42 B. Ketika Berpisah middle Hubungan informan dengan suaminya semakin memburuk. Informan mendapat ajakan dari suaminya untuk ikut ke balai desa, dan di tempat tersebut informan diminta untuk mengungkapkan apabila hubungan rumah tangga yang mereka bina sudah tidak ada kecocokan lagi. Informan memenuhi ajakan suaminya oleh karena informan masih menyukai suaminya dan menurut apa kata suaminya. Pada pernyataan informan bagian ini, informan meminta kepada peneliti untuk menghentikan sementara wawancara. Hal ini informan lakukan karena informan tidak dapat menahan air matanya. “Tapi kan suami saya, katanya waktu itu sudah tidak srek lagi gitu lho udah nggak ada kecocokan saya kan tambah sakit hati terus waktu itu kan dia mengajak saya ke balai desa. Di sana saya diajak disuruh ngomong kalau ditanya pak lurah suruh bilang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI