Manfaat Penerimaan Diri Penerimaan Diri

Kanon 1087 tidak sahlah perkawinan yang dicoba dilangsungkan oleh mereka yang telah menerima tahbisan suci. Kanon 1088 tidak sahlah perkawinan yang dicoba dilangsungkan oleh mereka yang terikat kaul kekal publik kemurnian dalam suatu tarekat religious. Kanon 1089 antara laki-laki dan perempuan yang diculiknya atau sekurang-kurangnya ditahan dengan maksud untuk dinikahi, tidak dapat ada perkawinan, kecuali bila kemudian setelah perempuan itu dipisahkan dari penculiknya serta berada di tempat yang aman dan merdeka, dengan kemauan sendiri memilih perkawinan itu. Kanon 1090 Tidak sahlah perkawinan yang dicoba dilangsungkan oleh orang yang dengan maksud untuk menikahi orang tertentu melakukan pembunuhan terhadap pasangan orang itu atau terhadap pasangannya sendiri. Kanon 1091 Tidak sahlah perkawinan antara mereka semua yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan ke atas dan kebawah, baik yang sah maupun yang natural. Kanon 1092 Hubungan semenda dalam garis lurus menggagalkan perkawinan dalam tingkat manapun. Kanon 1093 Halangan kelayakan publik timbul dari perkawinan tidak sah setelah terjadi hidup bersama atau dari konkubinat yang diketahui umum atau publik, dan menggagalkan perkawinan dalam garis lurus tingkat pertama antara pria dengan orang yang berhubungan darah dengan wanita dan sebaliknya. Kanon 1094 tidak dapat menikah satu sama lain dengan sah mereka yang mempunyai pertalian hukum yang timbul dari adopsi dalam garis lurus atau garis menyamping tingkat kedua.

3. PERPISAHAN PASANGAN

Menurut ajaran gereja, setiap perkawinan mempunyai sifat atau karakter tak-terceraikan indissolubilis. Namun dalam sejarah yurisprudensi kanonik, kelihatan bahwa dalam keadaan dan dengan syarat-syarat tertentu Gereja mengizinkan pemutusan ikatan nikah yang tidak sekaligus ratum dan consummatum. Dalam hal ini, Gereja menerapkan prinsip kanonik umum bahwa secara intrinsik perkawinan tidak dapat diputuskan atas kehendak dan keputusan pasangan sendiri; namun secara ekstrinsik- kecuali ratum et consummatum – dapat diputuskan oleh kuasa Gereja yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Artikel 1 Pemutusan Ikatan Kanon 1141 Perkawinan ratum dan consummatum tidak dapat diputus oleh kuasa manusiawi manapun dan atas alasan apapun selain kematian.