Uji coba prototipe di Dusun Kauman, Klaten, Jawa Tengah.

47

a. Uji coba prototipe di Dusun Kauman, Klaten, Jawa Tengah.

Uji coba prototipe yang pertama dan kedua dihadiri oleh 27 anak di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten pada tanggal 28-29 Desember 2015. Uji coba dilaksanakan disalah satu rumah warga. Penelitian ini dilakukan disalah satu rumah warga agar suasananya terasa lebih santai dan anak-anak tidak merasa ada tekanan karena tidak ada tuntutan nilai. Mereka terlihat sangat antusias, dan menunjukkan sikap positif untuk kegiatan mewarnai. Hal ini ditunjukan dengan mereka datang lebih awal dari waktu yang ditentukan, berpenampilan rapi dan mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB dan diawali dengan bernyanyi, bermain dan berkenalan. Kemudian peneliti mengajak anak untuk mewarnai gambar-gambar yang ada di buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung. Kegiatan uji coba dibantu oleh pendamping PIA-PIR dari sekolah minggu namun peneliti belum melibatkan pendamping secara penuh dan hal ini membuat anak-anak menjadi sedikit tidak terkondisikan. Selesai mewarnai anak-anak mengumpulkan kembali gambar-gambar kepada peneliti. Kemudian peneliti mengajak anak untuk menyimak gambar-gambar yang sudah diwarnai sambil peneliti menceritakan isi cerita yang terdapat dalam gambar. Setelah membacakan cerita tentang tradisi nglarung peneliti mengingatkan kembali kepada anak-anak untuk datang lagi keesokan harinya di tempat dan waktu yang sama. Setelah kegiatan uji coba hari pertama selesai, peneliti melakukan evaluasi agar hari kedua menjadi lebih lancar. Pada hari kedua peneliti mengawali kegiatan dengan berdoa dan bernyanyi bersama dengan anak-anak serta pendamping PIA-PIR. Kegiatan dimulai pukul 48 10.00 di tempat yang sama disalah satu rumah warga di Dusun Kauman, Klaten. Peneliti mengajak anak bertanya jawab mengenai apa yang sudah mereka lakukan dihari sebelumnya. Dari hasil tanya jawab peneliti mengetahui bahwa sebagian anak lebih tertarik untuk mewarnai gambar-gambar yang ada di buku cerita daripada membaca cerita, beberapa anak lainnya sudah bisa memahami tentang tradisi nglarung melalui buku cerita dan mewarnai. Kegiatan dilanjutkan dengan mewarnai dan bernyanyi didampingi oleh pendamping PIA-PIR. Anak-anak terlihat antusias hal itu terbukti dengan mereka meminta gambar lagi untuk bisa diwarnai di rumah mereka masing-masing. Uji coba prototipe hari kedua bisa dibilang lebih berhasil daripada uji coba hari pertama, karena peneliti bisa lebih dekat dengan anak-anak dan hasil yang didapat lebih memuaskan. Dalam melakukan uji coba yang pertama dan kedua ada beberapa hambatan yang peneliti temui. Hambatan tersebut antara lain: Pertama, anak-anak yang hadir dalam uji coba prototipe yang pertama dan kedua lebih didominasi oleh anak-anak usia 5-6 tahun. Hal ini kurang sesuai dengan subjek uji coba yang ditargetkan oleh peneliti yaitu anak usia 8-9 tahun. Kedua, peneliti kurang menguasai bahasa Jawa yang menjadi bahasa sehari-hari di Dusun Kauman, sehingga mengalami sedikit kesulitan dalam hal komunikasi dengan anak.

b. Uji coba prototipe di Dusun Kopenrejo, Daerah Istimewa Yogyakarta.