35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan: Hasil penelitian mengenai: 1 prosedur pengembangan prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung
dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan, 2 deskripsi kualitas prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan. Pembahasan yang berkaitan dengan hasil penelitian. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
4.1 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai prosedur pengembangan prototipe buku cerita dan mewarnai, serta akan dijelaskan pula mengenai deskripsi
kualitas prototipe buku cerita dan mewarnai.
4.1.1 Prosedur pengembangan prototipe buku cerita dan mewarnai
Prototipe buku cerita dan mewarnai “Tradisi Nglarung” yang peneliti kembangkan mengadopsi enam dari sepuluh langkah pengembangan milik
Sugiyono 2012:298. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah pengembangan yang dilakukan oleh peneliti:
1. Potensi dan masalah
Potensi yang peneliti lihat dari tradisi nglarung yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi nglarung. Tradisi nglarung merupakan tradisi yang
masih dilakukan oleh masyarakat di sekitar pantai. Dalam tradisi nglarung masyarakat memberikan sesaji kepada roh halus yang berkuasa di laut selatan,
atau yang biasa dikenal sebagai Kanjeng Ratu Kidul. Tradisi tersebut dilakukan
36
satu tahun sekali pada bulan Sura. Bulan Sura merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa. Upacara tersebut memiliki tujuan yaitu untuk mengucapkan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang telah dilimpahkan berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, disamping sebagai bentuk
persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul Sunjata, 2013:117. Kanjeng Ratu Kidul merupakan tokoh mitos yang dipercaya oleh
masyarakat sebagai penguasa Laut Selatan. Dalam tradisi nglarung terdapat nilai etos kerja, nilai gotong royong, dan nilai ketuhanan. Apabila disoroti dalam
konteks pendikan karakter kebangsaan, nilai gotong royong dan etos kerja memiliki kaitan dengan olah rasa dan karsa. Nilai ketaqwaan memiliki kaitan
dengan olah hati. Dari potensi tersebut, peneliti menyoroti masalah yang terdapat di
masyarakat, khususnya anak-anak di daerah Yogyakarta. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap anak usia 8-9 tahun peneliti mendapat hasil
bahwa anak-anak kurang memahami tentang tradisi nglarung tersebut. Kemudian ketika melakukan analisis kebutuhan dengan membagikan kuesioner kepada anak
kelas III di SD 1 Bantul, Yogyakarta terlihat bahwa anak-anak tidak mengetahui tentang tradisi nglarung yang memiliki nilai etos kerja, nilai gotong royong, dan
nilai ketuhanan.
37
2. Pengumpulan Data
Berdasarkan pada kuesioner yang peneliti bagikan kepada 28 anak kelas III di SD 1 Bantul, didapatkan data bahwa: 1 39 anak tidak memahami bahwa
setelah membersihkan lingkungan, nelayan bergotong royong memasang tenda di tepi pantai, 2 39 anak tidak memahami bahwa pada tradisi nglarung, para
nelayan merefleksikan diri untuk menambah motivasi nelayan dalam mengarungi kehidupan, 3 29 anak tidak memahami bahwa setelah menghias perahu, para
nelayan membersihkan lingkungan pantai, dan 4 89 anak menyatakan bahwa mereka memerlukan buku tentang tradisi nglarung berupa buku cerita dan
mewarnai. Berikut ini akan disajikan hasil rekap kuesioner untuk anak dalam bentuk tabel.
Tabel 2. Hasil Rekapan Kuesioner Pra-Penelitian untuk Anak
No Pernyataan
Jumlah Responden
Persentase Jawaban
Ya Tidak
Ya Tidak
1 Tradisi nglarung adalah kegiatan budaya yang dilakukan
masyarakat nelayan setiap satu tahun sekali pada bulan Sura dengan menghanyutkan sesuatusesaji ke dalam air
sungai atau laut.
24 4
86 14
2 Tujuan dari tradisi nglarung adalah untuk mengucap
syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang didapat para nelayan.
26 2
93 7
3 Sebelum melaksanakan tradisi nglarung para nelayan
menghias perahu.
26 2
93 7
4 Setelah menghias perahu, para nelayan membersihkan
lingkungan pantai.
22 8
79 29
5 Setelah membersihkan lingkungan, nelayan bergotong
royong memasang tenda di tepi pantai.
17 11
61 39
6 Menjelang pelaksanaan tradisi nglarung para nelayan
bersama-sama membuat tempat sesaji. 26
2 93
7 7
Para nelayan menyiapkan kelengkapan sesaji di mana segala macam sesaji tidak boleh basi dan harus baru.
26 2
93 7
8 Para nelayan mendoakan sesaji yang akan dilarung yang
dipimpin oleh pemuka agama. 25
3 89
11 9
Para nelayan dengan gigih mendorong perahu yang digunakan untuk melarung.
25 3
89 11
38
10 Para nelayan melarung sesaji di tengah laut dan
memperebutkan sesaji. 24
4 86
14
11 Pada tradisi nglarung, para nelayan merefleksikan diri
untuk menambah motivasi nelayan dalam mengarungi kehidupan.
17 11
61 39
12 Saya perlu buku yang berisi penjelasan tentang tradisi
nglarung. 24
4 86
14
13 Buku tentang tradisi nglarung sebaiknya berupa buku
cerita bergambar.
25 3
89 11
Tabel tersebut menunjukkan pemahaman awal anak mengenai tradisi nglarung. Dari data yang diperoleh, peneliti memilih aitem nomor 4, 5, 11, dan 13
karena pada item tersebut menunjukkan bahwa anak-anak masih belum memahami mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi nglarung dan
anak-anak memerlukan buku dalam bentuk buku cerita dan mewarnai, sehingga penelitian ini relevan untuk diteliti. Buku cerita dan mewarnai tentang tradisi
nglarung dapat dijadikan sebagai panduan bagi anak-anak di daerah Yogyakarta supaya dapat memahami makna tradisi nglarung dan menanamkan nilai-nilai
karakter kebangsaan. 3.
Desain Prototipe Prototipe buku cerita dan mewarnai yang peneliti kembangkan berjudul
“Tradisi Nglarung”. Peneliti menuangkan ide dan gagasan mengenai gambar yang akan digunakan dalam prototipe buku cerita dan mewarnai dengan membuat
sketsa awal. Berikut adalah gambar sketsa awal yang dibuat oleh peneliti.
39
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 1. Sketsa Awal Prototipe Buku Cerita dan Mewarnai
Dalam penyempurnaan sketsa gambar, peneliti dibantu oleh seorang ahli desain grafis dan menghasilkan 13 gambar rangkaian kegiatan tradisi nglarung.
13 gambar tersebut yang akan digunakan oleh peneliti untuk mendukung cerita yang disajikan dalam prototipe buku cerita dan mewarnai. Gambar 1 dan 4
memuat percakapan antara Kakek dan Andi sebagai tokoh dalam cerita. Gambar 2 memuat gambar masyarakat sedang menyaksikan tradisi nglarung. Gambar 3
memuat tentang seorang nelayan sedang melihat kalender. Gambar 5 memuat
40
gambar nelayan mendapat hasil tangkapan ikan yang melimpah. Gambar 6 memuat gambar nelayan sedang mengecat perahu. Gambar 7 memuat gambar
nelayan dan masyarakat sekitar pantai sedang membersihkan lingkungan pantai dan memasang tenda. Gambar 8 memuat gambar para nelayan dan pemuka agama
sedang mendoakan sesaji. Gambar 9 memuat nelayan dan masyarakat berjalan beriringan menuju pantai. Gambar 10 memuat gambar nelayan secara bergotong
royong mendorong perahu ke tengah laut. Gambar 11 memuat nelayan sedang menghanyutkan sesaji di tengah laut. Gambar 12 memuat gambar nelayan dan
warga memperebutkan sesaji yang dilarung. Gambar 13 memuat gambar nelayan dan warga membawa sesaji yang mereka dapat sewaktu kegiatan nglarung di
tengah laut. Berikut adalah 13 gambar yang telah didesain oleh ahli desain grafis.
41
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
42
Gambar 5 Gambar 6
Gambar 7 Gambar 8
43
Gambar 9 Gambar 10
Gambar 11 Gambar 12
44
Gambar 13
Gambar 2. Gambar Sketsa setelah Didesain oleh Ahli Desain Grafis
4. Validasi Prototipe
Validasi prototipe dilakukan satu kali oleh seorang ahli bahasa dan sastra program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Hasil yang peneliti dapat setelah melakukan validasi desain yaitu 4.9 dan berdasarkan pada tabel kelayakan, prototipe yang dikembangkan peneliti
masuk dalam kategori “sangat baik” menurut pada tabel skala Likert sehingga layak diuji cobakan. Berikut adalah data hasil validasi prototipe buku cerita dan
mewarnai yang peneliti sajikan dalam bentuk tabel.
45
Tabel 3. Lembar Validasi Prototipe Buku Cerita dan Mewarnai Tradisi Nglarung
Kami mohon Bapak untuk memberikan penilaian terhadap prototipe Buku Cerita dan Mewarnai Tradisi Nglarung caranya dengan memberi tanda centang
dengan rentang nilai 1 – 5.
No. Item yang dinilai
Skor Saran
1 2
4 5
1.
Bahasa
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan
yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh
anak-anak.
2.
Format Penulisan
a. Sesuai dengan kaidah penulisan buku
cerita dan mewarnai.
b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai
dengan teori kebudayaan Jawa yaitu nglarung yang diintegrasikan dengan
pendidikan karakter kebangsaan.
3.
Isi
a. Memuat cerita tentang salah satu tradisi
Jawa.
b. Memuat nilai-nilai pendidikan karakter
yang terdapat dalam cerita tentang tradisi nglarung.
c. Memuat gambar-gambar yang berkaitan
dengan alur cerita tentang tradisi nglarung.
Kreatif, menggunakan cerita
berbingkai
d. Memuat gambar-gambar yang harus
diwarnai anak usia 8-9 tahun.
Total 39:8 = 4.9
Yogyakarta, 7 Desember 2015 Validator
5. Revisi Prototipe
46
Peneliti melakukan revisi pada prototipe buku cerita, yaitu: Pertama, peneliti memperbaiki judul buku pada cover dan mengganti dengan ukuran huruf
yang lebih besar. Kedua, peneliti memperbaiki tanda baca dan kesalahan pengetikan pada cerita. Berikut adalah desain cover buku cerita dan mewarnai:
Gambar 3. Cover sebelum direvisi
Gambar 4. Cover sesudah direvisi
6. Uji Coba Prototipe
Peneliti melakukan uji coba prototipe sebanyak empat kali ditiga tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda.
47
a. Uji coba prototipe di Dusun Kauman, Klaten, Jawa Tengah.