11
nglarung merupakan tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa khususnya di daerah pesisir pantai dengan melarung sesaji ke laut agar
memperoleh rejeki dan keselamatan. Tujuan pelaksanaan upacara tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang telah
dilimpahkan berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, disamping bentuk persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul Sunjata, 2013:
117. Kanjeng Ratu Kidul merupakan tokoh mitos yang dipercaya masyarakat sebagai penguasa laut selatan.
2.1.1.3.1 Tata Cara Tradisi Nglarung
Tradisi nglarung dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada bulan Suro. Tradisi tersebut berlangsung dua tahap tata cara, yaitu kegiatan-kegiatan yang
bersifat persiapan dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan upacara Purwadi, 2005:86.
1. Kegiatan-kegiatan yang bersifat persiapan
Kegiatan yang bersifat persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum upacara tradisi nglarung dimulai. Pamong desa bertugas sebagai
penanggung jawab acara bertugas menyiapkan tempat dan tenda untuk menampung pengunjung yang datang pada saat pelaksanaan tradisi
nglarung serta menyiapkan pertunjukkan dan sebagainya. Pamong desa memimpin warga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai
nelayan untuk membersihkan dan mendirikan tenda di sekitar lingkungan pantai. Warga lain saling melakukan pemberitahuan antar sesama warga
dan mengingatkan bahwa kegiatan nglarung sudah semakin dekat. Kemudian beberapa nelayan lain yang memiliki perahu mengecat perahu
12
mereka yang nantinya akan digunakan untuk membawa sesaji yang akan dilarung.
Masyarakat nelayan dan warga sekitar dengan suka rela menyumbang bahan-bahan sesaji, baik yang berupa hewan kurban maupun
bumbu masak dan peralatan untuk keperluan upacara nglarung. Isi dari sesaji yang akan dilarung antara lain beras dan beras ketan yang
kemudian diolah menjadi jenang dan nasi tumpeng, kelapa, gula pasir, kopi, teh, daun sirih, tembakau, pinang, injet, gambir, ayam, kerbau,
kambing, seikat kayu bakar, bunga-bunga, sayuran, dan bumbu masak. Setiap sesaji dalam tradisi nglarung memiliki makna tersendiri.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai makna dari sesaji, antara lain 1 Pisang sanggan, sebagai lambang bahwa raja dan ratu adalah yang
tertinggi, dalam tradisi sedekah laut ini pisang sanggan mempunyai makna sebagai lambang raja atau ratu penguasa laut selatan. 2
Ambengan nasi ambeng, sebagai lambang permohonan keselamatan dari Yang Maha Agung. 3 Ingkung ayam, diletakkan di atas nasi wudhuk.
Ingkung ayam dimaksudkan untuk menyucikan penduduk atau warga daerah setempat atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat baik disengaja
atau tidak. 4 Alat kecantikan dan pakaian wanita, melambangkan kesukaan wanita dalam berdandan, sesaji alat kecantikan dan pakaian
wanita dipersembahkan untuk Kanjeng Ratu Kidul. 5 Bunga, sebagai lambang permohonan dan keharuman. 6 Jenang merah, dibuat dari beras
yang diberi garam dan gula Jawa, merupakan harapan kedua orang tua
13
agar memberi maaf kepada putra-putranya. Sedangkan warna merah melambangkan keberanian para nelayan dalam mengarungi lautan. 7
Jajan pasar, melambangkan pengharpan masyarakat selalu mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. 8 Nasi tumpeng, sebagai ucapan
terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. 9 Hasil pertanian berupa buah-buahan melambangkan kemakmuran yang dilimpahkan Tuhan
kepada warga masyarakat. 10 Kepala kerbau, melambangkan kebodohan. Dalam tradisi nglarung, kepala kerbau dilarung agar nelayan dijauhkan
dan dihilangkan dari kebodohan. Setelah menyumbang bahan-bahan sesaji, warga melakukan kegiatan selanjutnya.
Kegiatan persiapan selanjutnya yaitu malam tirakat. Kegiatan ini berlangsung pada malam hari sebelum kegiatan nglarung dilaksanakan
pada keesokan harinya. Dimalam ini masyarakat nelayan dan warga berbincang-bincang dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar
upacara nglarung berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan. Doa dipimpin oleh pemimpin upacara nglarung hingga fajar menyingsing.
2. Kegiatan-kegiatan Pada saat Pelaksanaan Upacara Nglarung