Kesulitan Belajar Matematika KAJIAN PUSTAKA

Linguistik berhubungan dengan mengerti istilah matematika, 2 keterampilan perseptual kemampuan mengenali dan mengerti simbol dan mengurutkan angka, 3 keterampilan matematika penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan urutan operasi dasar, 4 keterampilan atensional menyalin angka dan mengamati simbol dengan benar. Disamping itu beberapa peneliti telah mengklarisifikasikan permasalahan dalam matematika menjadi beberapa kategori, yaitu: 1 kesulitan belajar menghitung dengan arti, 2 kesulitan menguasai sistem kardinal dan ordinal, 3 kesulitan melakukan operasi aritmatika, 4 kesulitan dalam membayangkan objek. Menurut Lerner ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar yaitu: 1. Gangguan hubungan keruangan Hubungan keruangan seperti depan-belakang, atas-bawah, tinggi-rendah, awal-akhir, dan jauh dekat seharusnya sudah dikuasai oleh anak pada saat belum masuk SD. Hubungan keruangan tersebut diperoleh dari pengalaman mereka dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosial atau melalui permainan. Permasalahan lain muncul ketika anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan lingkungan sosial juga tidak memberi dukungan untuk terselenggaranya suatu situasi kondusif agar dapat terjadi situasi. Gangguan fungsi otak dapat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan dalam memahami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan keruangan, sehingga dapat mengganggu pemahaman anak tentang sistem bilangan. Contohnya seorang anak yang tidak tahu bahwa angka 3 lebih dekat ke angka 4. 2. Abnormalitas Persepsi Visual Kesulitan persepsi visual adalah kesulitan untuk melihat berbagai objek dalam hubungannya dengan kelompok atau set. Anak yang mengalami kesulitan tersebut merupakan salah satu gejala adanya abnormalitas persepsi visual. Contohnya seorang anak yang kesulitan ketika mereka diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing-masing terdiri dari lima dan empat anggota. Mereka akan menghitung satu-persatu anggota pada tiap kelompok terlebih dahulu sebelum menjumlahkannya. Anak yang mengalami abnormalitas persepsi visual juga sering tidak mampu membedakan bentuk-bentuk geometri. 3. Asosiasi visual-motor Kesulitan belajar matematika karena tidak dapatnya anak untuk menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebut bilangannya. Contohnya saat proses menghitung, anak baru memegang benda keempat tetapi telah mengucapkan “enam”. Permasalahan tersebut terkesan hanya menghafal bilangan tanpa memahami maknanya. 4. Kesulitan mengenali dan memahami simbol Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan dalam mengenal simbol dan menggunakan simbol- simbol matematika seperti =, -, +, , dan sebagainya. Kesulitan seperti ini dapat disebabkan oleh gangguan memori tetapi juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan persepsi visual. 5. Kesulitan dalam bahasa dan membaca Gangguan bahasa dan membaca berpengaruk terhadap kemampuan anak saat memecahkan permasalahan matematika berbentuk cerita, sehingga berpengaruh di bidang matematika. 6. Performance IQ lebih rendah daripada skor verbal IQ Berdasarkan hasil tes intelegensi dengan menggunakan WISC Wechsler Intelligence Scale for Children menunjukan bahwa anak berkesulitan belajar matematika memiliki skor PIQ Performance Intelligence Quotien yang jauh lebih rendah daripada skor VIQ Verbal Intellegence Quotient. Tes intelegensi memiliki dua subtes, tes verbal dan tes kinerja. Hasil tes yang diperoleh menunjukan adanya kesulitan dalam memahami konsep keruangan, gangguan persepsi visual, adanya gangguan asosiasi visual-motor. kesulitan belajar matematika adalah kesulitan belajar yang dialamai oleh anak didik karena kesalahan proses pembelajaran matematika yang berlangsung dan keterbatasan yang ada dalam diri siswa untuk memahami matematika.

F. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik atau pendekatan ilimiah scientific approach adalah pendekatan yang ada di dalam Kurikulum 2013 dan disarankan oleh pemerintah Kemendikbud 2013 untuk menerapkannya ke dalam pembelajaran. Berikut kriteri dalam menjalankan pembelajaran dengan saintifik: 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira. 2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukati guru- peserta didik terbebas dari penyimpangan berfikir logis. 3. Mendorong siswa berfikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah, dan mengaplikasikannya. 4. Mendorong siswa agar dapat melihat perbedaan atau kesamaan dari permasalahan yang ada. 5. Mendorong siswa agar mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berfikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran 6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Tujan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik dalam penyajiannya. Berdasarkan kriteria yang ada, pendekatan ilmiah dilaksanakan melalu kegiatan atau tahapan mengamati observasing, menanya questioning, menalar associating, mencoba experimenting, dan membentuk jejaring networking. Peraturan dari Kemendikbud nomor 103 tahun 2014 lampir B hal 27 menjelaskan bahwa tahapan dalam pendekatan ilimiah terdiri dari: 1. Mengamati Peserta didik diajak untuk mengamati dengan indra seperti melihat, mendengar atau meraba terkait materi pembelajaran yang disajikan dengan atau tanpa alat peraga 2. Menanya Peserta didik diajak untuk membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. 3. Menalar Peserta didik diajak untuk menalar dengan cara berfikir dan mengkaitkan antar konsep atau teori terkait persoalan yang sudah disajikan 4. Mencoba Peserta didik diajak untuk mencoba mengerjakan persoalan secara mandiri atau kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Mengkomunikasikan Peserta didik diajak untuk menyimpulkan secara materi yang sudah dipelajari, menyusun laporan atau menyajikan laporan Secara skema tahapan dalam pendekatan saintifik dapat digambarkan alur pelaksanaanya di dalam proses pembelajaran matematika. Berikut skema yang dapat dibentuk: Gambar 2.2: Skema alur tahapan Pendekatan Saintifik Pada tahapan awal, anak didik diajak untuk mengamati suatu permasalahan yang ada. Anak didik menggali informasi dari permasalahan tersebut dan akan diolah sekaligus disimpannya menjadi sebuah pemahaman atau konsep. Berdasarkan hasil pengamatan dan pemahaman yang diperoleh, anak didik diharapkan dapat mengajukan pertanyaan pada tahapan kedua dan jawaban dari pertanyaan tersebut akan disimpannya dan direkonstruksi menjadi sebuah pemahaman baru. Selanjutnya pada tahapan ketiga anak didik diajak untuk menalar dari kasus yang tidak jauh dari permasalahan yang diamati. Saat ANAK DIDIK PERMASALAHAN 1.Mengamati PEMAHAMAN KONSEP 2.Menanya 3.Menalar 4.Mencoba 5.Menyimpulkan KASUS BERTINGKAT LATIHAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS VII C SMPN 11 MALANG

0 6 19

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DENGAN MULTIMEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 8 237

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Mo

0 2 13

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN SAINTIFIK Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Siswa Kelas VIII

0 2 16

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK Peningkatan Keaktifan siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan pendekatan Saintifik(PTK Pada Siswa Kelas VII C Semester Genap SMP Al-Irsyad Al

0 1 10

MOTIVASI BELAJAR SISWA SISWA DI SMPN 15 YOGYAKARTA.

0 1 104

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII.

5 14 168

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP.

0 1 64

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 1 KRIAN SKRIPSI

0 0 16