Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memperhatikan penjelasan guru dan masih ada siswa yang berada diluar kelas. Siswa tidak menunjukan kesadarannya untuk belajar dan
mau mengikuti pembelajaran, sama seperti yang dirasakan guru dalam hasil angket bahwa siswa sulit diatur tabel 1.3 dan hasil wawancara
guru yang mengatakan bahwa siswa kurang termotivasi untuk belajar lampiran a.1.
Peneliti :
Apa yang
anda rasakan
saat melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan pendekatan saintifik dan metode yang diberikan?
Guru :
. . . Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang, lebih cenderung main dan ngobrol sehingga tidak maksimal
dalam mengomunikasikan atau menanya. Terlihat kurang termotivasi untuk belajar.
Permasalahan tersebut sangat bertolak belakang dengan hasil angket siswa tabel 1.4 yang menunjukan bahwa mereka minat
dengan matematika. Jika siswa minat dengan matematika maka seharusnya siswa sadar untuk belajar dan mau mengikuti proses
pembelajaran. Jika ditinjau dari hasil angket siswa tabel 1.4 no 3 dan wawancara siswa lampiran a.2.1-a.2.5 yang menunjukan bahwa cara
guru mengajar menyenangkan dan tidak banyak aturan maka tidak salah jika siswa mengambil sikap untuk tidak mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
Peneliti :
Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran dengan guru kalian tadi?
Siswa 1 :
Senang mas Peneliti
: Senangnya bagaimana? Mungkin bisa dijelaskan
Siswa 1 :
Ga banyak aturan dan enak Peneliti
: Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran
dengan guru kalian tadi? Siswa 2
: Senang mas
Peneliti :
Senangnya bagaimana? Siswa 2
: Ga ada halangan, bisa bebas
Peneliti :
Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran dengan guru kalian tadi?
Siswa 3 :
Senang mas Peneliti
: Senangnya bagaimana?
Siswa 3 :
Gurunya enak Peneliti
: Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran
dengan guru kalian tadi? Siswa 4
: Senang mas
Peneliti :
Senangnya bagaimana? Siswa 4
: Gurunya asik, lucu
Peneliti :
Apa yang dirasakan selama proses pembelajaran dengan guru kalian tadi?
Siswa 5 :
Senang Peneliti
: Senangnya bagaimana?
Siswa 5 :
Guru menyenangkan
Jadi peranan guru dalam kegiatan pembuka sangat diperlukan, terlebih dapat mengarahkan siswa secara tegas untuk tetap fokus pada
proses belajar dan pembelajaran. Dengan begitu proses pembelajaran yang terjadi diawal akan selaras dengan proses selanjutnya dan sesuai
dengan pengertian Miarso 1993 dalam Siregar dan Nara 2010:3-4 bahwa pembelajaran adalah usaha pendidik secara sadar untuk
mengendalikan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan dan mampu membuat siswa belajar.
2. Kegiatan inti Pada kegiatan inti guru melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Guru tidak mengalami permasalahan dan merasa yakin dalam pelaksanaannya dan yakin
dapat berjalan sesuai tujuan pembelajaran hasli angket guru, tabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3. Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi dan wawancara siswa menunjukan adanya permasalahan dalam menjalankan tahapan
pendekatan saintifik sebagai berikut:
a. Permasalahan dalam tahapan mengamati Pada tahapan mengamati, guru menggunakan papan tulis
sebagai media untuk menjelaskan materi relasi hasil observasi pembelajaran. Penggunaan media papan tulis terkesan minimal
dan menyebabkan siswa kesulitan dalam mengamati dan memilih untuk berbicara dengan teman, ada yang merasa bingung, dan
mengantuk hasil wawancara siswa tahapan mengamati.
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, kamu diminta untuk mengamati persoalan yang diberikan,
Apakah kamu ikut mengamati? Apa yang kamu rasakan?
Siswa 1 :
Tidak ikut mas karena ngantuk, lapar belum sarapan
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, kamu diminta untuk mengamati persoalan yang diberikan,
Apakah kamu ikut mengamati? Apa yang kamu rasakan?
Siswa 2 :
Ikut mengamati, kadang bingung Peneliti
: Saat proses pembelajaran tadi, kamu diminta
untuk mengamati persoalan yang diberikan, Apakah kamu ikut mengamati? Apa yang
kamu rasakan?
Siswa 3 :
Ikut mengamati, tapi sulit memahami Peneliti
: Saat proses pembelajaran tadi, kamu diminta
untuk mengamati persoalan yang diberikan, Apakah kamu ikut mengamati? Apa yang
kamu rasakan?
Siswa 4 :
Ikut mengamati, sempat kesulitan dan bingung
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, kamu diminta
untuk mengamati persoalan yang diberikan, Apakah kamu ikut mengamati? Apa yang
kamu rasakan? Siswa 5
: Ikut mengamati, sempat kesulitan
Permasalahan tersebut disadari oleh guru yang terbukti dari hasil angket guru yang menunjukan bahwa guru merasa tidak
mempersiapkan pelaksanaanya secara lengkap dengan perolehan persentase 40 . Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami
kesulitan mengikuti proses tahapan mengamati akibat kurangnya persiapan guru dalam pelaksanaannya.
Secara aturan tahapan mengamati dalam pendekatan saintifik menjadi dasar siswa untuk membangun pemahaman dari
hasil pengamatannya sesuai dengan skema alur tahapan saintifik. Pada tahapan awal pendekatan saintifik siswa diajak untuk
mengamati suatu bentuk permasalahan yang ada. Cara dalam mengamati dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk melihat,
mendengar, atau meraba. Tujuannya adalah mengajak anak untuk melakukan proses mengolah informasi dari hasil pengamatannya.
Jika guru tidak mempersiapkan pelaksanaan tahapan mengamati secara maksimal maka informasi yang diperoleh siswa pun tidak
dapat disimpan dengan baik. Secara paradikma tahapan mengamati sesungguhnya menjadi dasar proses pembelajaran agar siswa dapat
mengembangkan kemampuan
kognitifnya Piaget
serta merekonstruksi pengalaman Bogner: 2008 yang dimilikinya,
sesuai dengan penjelasan Huda 2014:37-70 terkait paradikma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran. Selanjutnya, jika pada tahapan mengamati siswa sudah terkendala maka pada tahapan selanjutnya siswa juga akan
mengalami kendala, sehingga dalam prosesnya tidak boleh terjadi miss saat mengamati skema alur tahapan saintifik. Permasalahan
dalam tahapan mengamati dapat juga muncul dari diri siswa seperti mengalami kesulitan belajar dan tidak tahu gaya belajar yang
dimiliki, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih memilih berbicara dengan temannya. Oleh sebab itu peranan guru dalam
mendampingi dan mengarahkan siswa sangat dibutuhkan.
b. Permasalahan dalam tahapan menanya Tahapan menanya padas pembelajaran tidak nampak
dilakukan oleh guru. Akan tetapi, permasalahan dalam tahapan menanya dapat digali melalui hasil wawancara guru lampiran a.1
yang mengatakan bahwa siswa sulit diarahkan untuk menanya, dengan kata lain siswa mengalami kesulitan dalam menanya.
Peneliti :
Apa yang anda rasakan saat melaksanakan pembelajaran di
kelas dengan pendekatan saintifik dan metode yang diberikan?
Guru :
Siswa susah diarahkan untuk menanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan pembelajaran . . .
Akan tetapi, hal tersebut tidak sesuai dengan hasil angket siswa yang menyatakan bahwa siswa tahu apa yang ingin
ditanyakan, tahu cara bertanya, berani bertanya, tidak takut dikatakan bodoh dan merasa paham sehingga tidak bertanya. Jika
ditinjau dari hasil wawancara, maka diperoleh pengakuan bahwa sisiwa mengalami kesulitan untuk bertanya karena tidak tahu cara
bertanya. Siswa bingung dengan apa yang ingin ditanyakan, siswa takut salah dan takut dipermalukan.
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, jika kamu diminta untuk bertanya dari persoalan yang
diberikan, apa yang kamu rasakan? Siswa 1
: Tidak tau mas
Peneliti :
Tapi kamu bisa bertanya? Siswa 1
: Bisa kalau tau
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, jika kamu diminta untuk bertanya dari persoalan yang
diberikan, apa yang kamu rasakan? Siswa 2
: Bingung mau tanya apa.
Peneliti :
Tapi kamu tahu cara bertanya? Siswa 2
: Tau mas, dengan angkat tangan kan mas
maksudnya? Peneliti
: Betul itu cara kalau kamu mau bertanya, tapi
apakah kamu berani bertanya? Siswa 2
: Takut sebetulnya
Peneliti :
Apa yang buat kamu takut? Siswa 2
: Malu mas kalau salah
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, jika kamu diminta untuk bertanya dari persoalan yang
diberikan, apa yang kamu rasakan? Siswa 3
: Ragu-ragu, takut pertanyaannya salah, malu
Peneliti :
Tapi kamu tahu cara bertanya? Siswa 3
: Tau mas
Peneliti :
Cara membuat pertanyaan dengan kalimat tanya apakah juga tahu?
Siswa 3 :
Tahu mas Peneliti
: Apa yang buat kamu tidak bertanya?
Siswa 3 :
Malu mas, takut kalau salah Peneliti
: Saat proses pembelajaran tadi, jika kamu
diminta untuk bertanya dari persoalan yang diberikan, apa kamu bisa bertanya? Apa yang
kamu rasakan?
Siswa 4 :
Tidak bisa tanya, rasanya deg-degan, takut dikira bodoh tu lho mas
Peneliti :
Tapi kamu tahu cara bertanya? Siswa 4
: Tau mas, cuma bingung
Peneliti :
Cara membuat pertanyaan dengan kalimat
tanya apakah juga tahu? Siswa 4
: Tahu mas
Peneliti :
Apa yang buat kamu tidak bertanya? Siswa 4
: Cuma bingung mas
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, jika kamu diminta untuk bertanya dari persoalan yang
diberikan, apa kamu bisa bertanya? Apa yang kamu rasakan?
Siswa 5 :
Tidak bisa tanya, takut salah Peneliti
: Tapi kamu tahu cara bertanya?
Siswa 5 :
Tau mas Peneliti
: Cara membuat pertanyaan dengan kalimat
tanya apakah juga tahu? Siswa 5
: Tahu mas
Peneliti :
Apa yang buat kamu tidak bertanya? Siswa 5
: Tidak tahu mau tanya apa
Siswa 1 yang merasa tidak tahu cara bertanya dan bingung dengan apa yang ingin ditanyakan adalah siswa yang pada saat
tahapan mengamati mengalami miss dalam mengamati karena pada saat tahapan mengamati tidak ikut mengamati.
Peneliti :
Saat proses pembelajaran tadi, kamu diminta untuk mengamati persoalan yang diberikan, Apakah kamu ikut
mengamati? Apa yang kamu rasakan? Siswa 1
: Tidak ikut mas . . .
Secara skema alur pendekatan saintifik, siswa yang tidak maksimal dalam mengamati tidak menyimpan sebuah pemahaman
atau konsep secara utuh. Dalam Smith 2013: 75-83 kesulitan menanya yang dialami siswa juga papat disebabkan karena siswa
mengalami gangguan bahasa. Gangguan bahasa yang dialami siswa berupa kesulitan untuk menentukan kata yang benar serta
kemampuan untuk menentuk berkomunikasi secara efektif Gibbs dan Cooper:1989. Untuk menanggulangi permasalahan yang
dihadapi siswa saat kesulitan menanya adalah dengan menjadikan guru sebagai pendamping sekaligus pengarah bagi siswa, agar
kedepannya siswa dapat bertanya, berani dan terampil. Dari hasil angket guru menunjukan bahwa guru merasa sudah melakukan
pengarahan untuk siswa, tetapi bagi peneliti pengarahan yang diberikan tidak nampak.
c. Permasalahan dalam tahapan menalar Pada tahapan menalar peneliti menemukan permasalahan
bahwa siswa kesulita untuk melakukan penalaran terkait permasalahan yang diberikan oleh guru. Siswa diminta untuk
menambahkan tanda panah yang menunjukan relasi A ke B.
Berdasarkan hasil observasi,
siswa tidak merespon permasalahan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru meminta
siswa yang terpilih untuk maju menyelesaikan permasalahan. Guru membantu siswa dalam membuat panah sehingga siswa dapat
A B
Satu kurangnya Dari dua kali A