Kesulitan Belajar KAJIAN PUSTAKA
adalah tidak berfungsinya sistem saraf pusat. Selanjutnya Smith menjabarkan gangguan tersebut sesuai hasil penelitian para ahli sebagi
berikut: 1. Masalah-masalah bahasa
Penelitian Gibbs dan Cooper: 1989 pada siswa sekolah dasar, ditemukan bahwa hampir 90 dari 242 siswa yang telah
diklasifikasikan sebagai berkesulitan belajar ternyata mempunyai kesulitan bahasa pada tingkat ringan sampai dengan sedang.
Terrel: 1990 mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa hambatan bahasa mampu mempengaruhi prestasi akademis
seorang siswa. Masalah-masalah bahasa seringkali menyangkut kesulitan dalam memahami orang lain, berbicara dengan jelas,
menentukan kata yang benar untuk mengungkapkan ide dan kurangnya
kemampuan dalam
mengatur bahasa
untuk berkomunikasi secara efektif.
2. Masalah-masalah perhatian dan aktivitas Para psikolog perkembangan telah mencatat bahwa
kemampuan anak-anak
memfokuskan perhatiannya
akan bertambah seiring dengan usianya. Anak-anak yang masih kesil
tidak dapat diharapkan memfokuskan perhatiannya pada suatu benda, peristiwa atau orang dalam waktu yang lama. Mereka
mudah terganggu oelh setiap stimulus yang baru. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zukier dan Hagen 1978, anak-
anak lebih mampu untuk mengabaikan informasi yang kurang menonjol dan berkonsentrasi pada tugas yang dipelajari. Oleh
sebab itu guru yang efektif harus memiliki kepekaan terhadap sifat anak-anak. Selain itu Epstein 1985 mengungkap bahwa
pada umumnya para siswa dengan kategori berkesulitan belajar mempunyai masalah perhatian dan meyakini permasalahan
tersebut akan mengalami kontroversial yang terus berlanjut.
3. Masalah-masalah daya ingat Penelitian Swanson dkk. 1990 terkait masalah daya ingat
ditemukan bahwa dari hasil tes kemampuan memori ditemukan siswa yang mempunyai hambatan belajar dan yang tidak. Siswa
yang mengalami hambatan belajar menunjukan berkurangnya fungsi memori dengan tidak adanya strategi memori yang efektif.
Ketika anak diberikan angka untuk dihafalkan, anak berkesulitan belajar tidak dapat secara spontan melakukan strategi-strategi
untuk mengingan.
4. Masalah-masalah kognisi Istilah kognisi digunakan dalam menggambarkan proses
analisis masalah, membuat perencanaan, dan pengaturan yang diperlukan bagi solusi masalah tersebut. Anak-anak berkesulitan
belajar sering memunculkan sikap di dalam kelas yang
menunjukan kurang kemampuan dalam menganalisis, membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perencanaan dan pengaturan suatu masalah. Mereka cenderung tergesa-gesa dan sangat tidak menyadari pentingnya suatu
perencanaan, menganalisis dan pengaturan. Kesadaran yang membentuk suatu strategi tersebut dinamakan metakognisi. Reid
dan Hresko 1981 berpendapat bahwa tidak adanya kesadaran tersebut merupakan ciri utama sebagai penyandang kesulitan
belajar.
5. Masalah sosial dan emosi Menurut Pearl 1992 siswa berkesulitan belajar ada pada
resiko memiliki permasalahan sosial dan emosional. Licht 1987 menemukan pengalaman kegagalan yang berulang menciptakan
suatu hubungan di mana si anak mengembangkan kepercayaan dirinya yang mengarah pada perilaku adaptasi yang salah.
Kesulitan belajar yang dialami individu adalah akibat dari kondisi fisik atau psikologis sejak lahir dan proses pembentukan
individu selama proses pembelajaran. Permasalahan fisik dan psikolgis sejak lahir menyebabkan individu mengalami kendala dalam
keterampilan dan kesulitan dalam memahami materi yang diberikan. Kesulitan belajar adalah permasalahan individu dalam proses
belajar akibat dari kondisi fisik atau psikologis sejak lahir dan proses pembentukan individu selama proses pembelajaran