Filosofi dan Paradigma Pembelajaran
proses asimilasi dan akomodasi. Tahap asimilasi muncul ketika ada kesan baru yang sesuai dengan skema kognitif seorang anak.
Sedangkan tahap akomodasi muncul ketika seorang anak mengubah skema kognitif yang dimiliki sehimgga pembelajaran
menjadi meningkat ke yang lebih tinggi.
c. Pembelajaran sebagai konstruksi sosiokultural Teori ini didasari pembelajaran yang terkait konstruksi
pengetahuan yang terjalin antar individu dan masyarakat. Menurut Vygotsky, sejak lahir individu merupakan makhluk sosial sehingga
sangat bergantung pada kondisi sekitarnya. Saat berada di dalam keluarga, orang tua menjadi pembimbing utama dalam proses
pembelajaran agar dapat lebih memahami ilmu yang diperoleh. Setiap ilmu yang diterimanya sebagai informasi dapat diolahnya
tanpa bantuan guru dan meminta bantuan orang tua. Bila bantuan yang diberikan orang tua masih dirasa kurang dapat meminta
bantuan teman yang lebih kompeten.
d. Pembelajaran sebagai pembelajaran ekologis Menurut Bronfenbrenner 1979 komponen-komponen
ekologis mencakup beragam aspek yang dapat mempengaruhi proses belajar manusia. Teori pembelajaran Bronfenbrenne
menekankan pada analisis proses perkembangan yang kompleks dan dinamis. Bronfenbrenne pun juga mendefinisikan proses
ekologis sebagai sesuatu yang progresif dari suatu adaptasi timbal- balik antara perkembangan individu dan lingkungan yang
mengitarinya seperti keluarga, sekolah, agama, tetangga, kondisi politik atau media masa.
e. Pembelajaran sebagai kolaborasi individu-individu Wenger 1998 menyatakan bahwa interaksi dengan orang
lain dapat membantu individu menjalani proses pembelajaran yang lebih
positif. Artinya,
individu dapat
mengembangkan pengetahuannya lebih luas melalui interaksi. Sehingga dalam
proses pembelajaran formal, terkadang dilakukan metode pembelajaran dengan cara diskusi kelompok agar terjalin interaksi
dan lebih mudah mengembangkan pengetahuan tiap individu.
f. Pembelajaran sebagai representasi gaya belajar individu
Suatu kasus membuktikan bahwa gaya belajar antara individu satu dengan yang lainnya berbeda, seperti cara belajar
anak yang satu perlu kondisi yang tenang sedangkan anak yang lain butuh suasana dengan alunan musik. Hal tersebut menjadi
tuntutan guru agar mampu memahami gaya belajar siswanya. Menurut Schiering 1999 gaya belajar demikian merupakan
campuran karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikologis yang menjadi indikator kondisi belajar siswa.
g. Pembelajaran sebagai perkembangan efektifitas diri Bandura 1977 menyatakan secara khusus membahas
berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang saat berada dalam kondisi tertentu. Efektifitas diri membawa individu
untuk terus berjuang mengontrol peristiwa-peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupannya. Hal tersebut dapat dipicu oleh
tingkat motivasi, keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki.
h. Pembelajaran sebagai pemberdayaan Pemahaman pemberdayaan disini terkait cara individu
untuk memperkuat diri dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, bagaimana kebutuhan dan minat individu dapat tercapai. Dalam hal
ini guru diminta untuk berusaha menempatkan siswa dalam situasi yang memungkinkan mereka agar memiliki
semangat dan kepercayaan diri.
Berdasarkan dua pemahaman diatas yang diambil dari sudut pandang filosofis dan paradigmanya, pembelajaran memiliki artian
bahwa setiap individu memiliki cara tersendiri untuk berproses dalam pembelajaran dan membangun pemahamannya sendiri baik secara
rasional, empiris, atau metodelogi yang berlaku. Selanjutnya pemahaman yang terbangun dapat meningkatkan kemampuan
individu, seperti: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Kemampuan untuk mengkaitkan antar pengalaman yang pernah dialami
secara reflektif
dan merekonstruksinya
menjadi pemahaman baru untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
2. Kemampuan kongnitif yang lebih berkembang secara asimilasi dan akomodasi.
3. Kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat dengan pengetahuan yang dimiliki.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar.
5. Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. 6. Kemampuan untuk membangun gaya belajar yang dimiliki individu
7. Kemampuan untuk mengontrol diri atas peristiwa-peristiwa yang dialami sehingga individu dapat mengelola permasalahannya.
8. Kemampuan untuk memperkuat diri dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sehingga kebutuhan dan minat individu dapat tetap tercapai.
Pembelajaran adalah penunjang suatu proses belajar manusia yang melibatkan pengalaman atau pendidik sebagai pendamping dalam
pengembangan diri
individu menjadi
pribadi yang
dapat merekonstruksi pengalaman, berkongnitif, berinteraksi, memperkuat
diri, membangun gaya belajar dan mengontrol diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI