Deskripsi Subjek 3 Analisis dan Pembahasan

3. Deskripsi Subjek 3

a Identitas Subjek Nama : PWJ Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 7 tahun Pendidikan : Kelas 2 SD Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara kandung Alamat rumah : Pingit b Latar Belakang PWJ Subjek merupakan pelajar kelas 2 di SD Kyai Maja. Saat ini subjek berusia 8 tahun. Menurut penuturan ibu, subjek merupakan anak yang cengeng. Jika tidak menuruti permintaan anak, sering menangis. Anak kurang bertanggung jawab. Anak juga kurang mandiri, selalu butuh dibantu. Subjek merupakan anak yang sangat manja. Subjek menyukai pelajaran matematika dan Bahasa Jawa. Subjek menyukai materi pelajaran Bahasa Jawa tentang hewan-hewan. Subjek tidak menyukai pelajaran agama. Subjek bercita-cita menjadi seorang TNI AU karena salah satu temannya ada yang bercita-cita menjadi anggota TNI. Subjek memilih Angkatan Udara karena dapat terbang di udara. Kegiatan subjek setelah pulang sekolah adalah bermain di balai YSS hingga sore hari. Subjek juga senang bermain sepak bola di lapangan RT 4 atau bermain burung merpati di dekat Kali Winongo. Setiap Senin-Kamis malam, subjek mengikuti pembelajaran di YSS. Subjek tinggal bersama ibu, nenek, dan kakak tirinya di Kampung Pingit, sedangkan ayah dan adiknya tinggal di kampung sebelah, Badran. Subjek memiliki hubungan yang akrab dengan ibu. Saat ibu pulang dari bekerja di sore hari, subjek menjadi manja dengan ibu. Subjek minta dikeloni ketika tidur. Subjek dan ibu sering melempar canda saat sedang bersama. Subjek cukup dekat dengan neneknya. Nenek yang menyiapkan makan siang untuk subjek. Subjek juga memiliki hubungan yang akrab dengan kakak tirinya. Subjek sering bermain bersama. Akhir-akhir ini subjek senang bermain yoyo dengan kakaknya. Subjek dan ayahnya tidak dekat secara lokasi, namun ayah sering mengajak subjek untuk makan malam. Tidak jarang juga ayah mengajak jalan-jalan, seperti ke pasar malam. Subjek tidak pernah bepergian bersama ibu. Subjek mengingat suatu kejadian tentang ayahnya. Dulu, subjek pernah meminta uang untuk jajan namun ayah memarahi dan tidak memberikan uang. Subjek dan adik jarang bertemu. Subjek dan adik sering bertengkar memperebutkan ibu jika bertemu. Menurut penuturan pendamping YSS, subjek termasuk anak yang mudah marah. Jika subjek tidak mau menurut arahan pendamping, subjek langsung terdiam menahan marah. Subjek juga pernah menangis saat bermain dengan teman-temannya. Contoh, saat bermain kelitik-kelitikan, subjek menangis. Pada saat mengerjakan tugas, subjek kerap meminta bantuan kepada pendamping, dan ketika pendamping meminta anak untuk mencoba mengerjakan sendiri, subjek merengek tetap meminta pendamping yang mengerjakan. c Penyajian Data Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan PWJ No. Subjek Kebutuhan yang Muncul Dari Kartu 1-10 Kemunculan Tema Kebutuhan 1. PWJ Kebutuhan afiliasi 2 dengan figur teman 1, figur ibu 1 2. Kebutuhan untuk bermain 3 3. Kebutuhan untuk makan 2 4. Kebutuhan untuk agresi 2 destruktif 1, terhadap figur kuat 5. Kebutuhan untuk menghindar daari bahaya 1 6. Kebutuhan untuk pasif 1 7. Kebutuhan untuk buang air 1 8. Kebutuhan untuk ditolong 6 figur ayah 2, ibu 1, figur orang dewasa 2, orang lain 1 9. Kebutuhan untuk otonom 5 resisten pada figur ayah 3, ibu 2, figur orang dewasa 1 10. Kebutuhan untuk mendominasi 1 d Dinamika Kebutuhan PWJ Menurut CAT Hasil CAT menggambarkan bahwa subjek memiliki tiga kebutuhan dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki subjek. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur ayah, ibu, figur orang dewasa, dan orang lain, kebutuhan untuk otonom resisiten pada figur ayah, ibu, dan figur orang dewasa, serta kebutuhan untuk bermain. Kebutuhan subjek untuk ditolong oleh figur ayah tampak dalam suatu kejadian saat subjek meminta uang untuk jajan kepada ayah namun ayah tidak memberikan uang. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur ibu. Subjek merupakan anak yang manja kepada ibu dan selalu membutuhkan bantuan dari ibu. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orang lain dan figur orang dewasa. Subjek sering meminta bantuan kepada kakak pendamping belajar di YSS saat mengerjakan tugas lalu subjek merengek apabila kakak pendamping meminta anak untuk mengerjakan sendiri. Anak usia 6-12 tahun berada pada tahap perkembangan kognisi operasional kongkrit. Pada masa ini anak mulai memahami operasi logis ke dalam peristiwa yang kongkrit. Anak memiliki tugas perkembangan untuk mengembangkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung Nurihsan Agustin, 2011. Tugas perkembangan yang ada pada masa usia pertengahan dan akhir ini merupakan tugas yang memerlukan pertolongan dari orang lain agar anak berhasil melakukan tugasnya. Subjek membutuhkan pertolongan dari figur ayah, ibu, figur yang lebih kuat, dan orang lain dalam menjalani tugas perkembangan. Subjek memiliki kebutuhan dominan yang lain, yaitu kebutuhan untuk otonom resisten pada figur orang dewasa. Subjek memiliki kebutuhan untuk otonom dengan cara resisten kepada figur orang dewasa, yaitu pendamping belajar di YSS. Subjek tidak menuruti arahan pendamping YSS saat belajar di kelas kemudian marah. Menurut Murray, marah adalah ungkapan emosi dari agresi Murray, 1938. Selain dua kebutuhan di atas, subjek memiliki kebutuhan untuk bermain. Pada anak seusia subjek, anak mulai belajar untuk berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi motorik halus dan kasar Santrock, 1995. Subjek mengasah keterampilan fisiknya dengan bermain sepak bola, yoyo, dan menerbangkan burung dara. Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman dan ibu. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi subjek yang lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Orangtua subjek yang bercerai menyebabkan subjek tinggal bersama dengan ibunya namun hanya dapat bertemu dengan ibu setelah ibu pulang kerja, yaitu pada waktu malam hari. Subjek memiliki kebutuhan primer yang berkaitan dengan kepuasan fisik, yaitu kebutuhan untuk makan. Subjek memiliki kebutuhan agresi, yaitu kebutuhan untuk menghadapi perlwawanan dari pihak lain dengan cara melawan figur dewasa, seperti pendamping belajar YSS dengan kemarahan. Subjek juga memiliki kebutuhan agresi dalam bentuk merusak barang. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari bahaya. Subjek melarikan diri dari situasi-situasi yang berbahaya bagi dirinya. Subjek juga memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu kebutuhan untuk bersantai, tidur, maupun istirahat. Kebutuhan primer lain yang dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk buang air. Murray dalam Bherm 1996 menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha Antariksi, 2004. Subjek berperilaku agresif karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan frustrasi yang mengarahkan pada perilaku agresif.

4. Deskripsi Subjek 4