5. Deskripsi Subjek 5
a Identitas Subjek
Nama : OHP
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 9 tahun
Pendidikan : Kelas 3 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-2 dari 2 bersaudara Alamat rumah
: Pingit
b Latar Belakang OHP
Subjek merupakan anak yang terlalu aktif bergerak. Subjek selalu bergerak hingga ibu subjek mengatakan bahwa subjek tidak
bisa diam. Contoh, saat makan subjek yang belum menghabiskan makanan sudah pergi begitu saja. Subjek sulit makan tetapi subjek
sangat suka makanan jajan seperti camilan. Subjek anak yang kreatif. Subjek menjual mainan-mainan crazy bird miliknya yang sudah
berjumlah banyak kepada teman-temannya. Subjek pernah satu kali tidak naik kelas. Subjek memiliki nilai
raport yang pas-pasan. Subjek memiliki cara belajar yang tidak tertib, maksudnya subjek jarang belajar. Subjek sangat menyukai kesenian
tradisional jathilan. Ibu subjek berniat memasukkan subjek ke les musik spesialisasi drum. Subjek bercita-cita menjadi TNI AU seperti
tetangganya yang berprofesi sebagai TNI. Subjek mempunyai hobi bermain karambol dan kasti.
Orangtua subjek bekerja hingga sore sehingga subjek banyak menghabiskan waktu di siang hari untuk bermain bersama teman-
temannya. Meski begitu, subjek dan ibu memiliki hubungan yang dekat. Subjek kerap menempel dengan ibu, contoh saat duduk subjek
memilih duduk berdempetan dengan ibu. Subjek merupakan anak yang penurut. Ayah subjek merupakan orang yang keras sehingga
anak menurut. Subjek dan kakaknya sering bermain karambol di rumah hingga lupa waktu. Subjek dan kakaknya tidak pernah
bertengkar sampai menangis. Kakak subjek mengalah dengan pergi meningglakan subjek jika subjek menakalinya. Subjek dan kakaknya
juga suka untuk saling bercanda. Subjek memiliki banyak teman. Menurut ibu, selama ini belum
pernah ada orang yang melapor bahwa subjek adalah anak yang nakal. Di antara teman-teman sebayanya, subjek dianggap pemimpin. Subjek
suka bermain sepak bola, burung dara, karambol, dan crazy bird bersama teman-temannya.
Subjek dikenal sebagai anak yang banyak bicara di lingkup YSS. Subjek kerap menjadi ketua kelas harian yang mengatur teman-
temannya untuk tenang dan tidak ribut. Subjek sering beradu mulut dan menggunakan kata-kata kasar kepada teman-teman di kelas
belajar YSS. Subjek juga tidak segan memukul teman-temannya. Subjek belum lancar dalam menulis dan membaca.
c Penyajian Data
Tabel 4.5 Daftar Kebutuhan OHP
No. Subjek Kebutuhan yang Muncul
Dari Kartu 1-10 Kemunculan Tema
Kebutuhan 1.
OHP
Kebutuhan afiliasi 3
terhadap figur teman 1, ibu 1, adik 1
2. Kebutuhan untuk bermain
1 3.
Kebutuhan untuk makan 4
4. Kebutuhan untuk menolong
2 figur ibu
5.
Kebutuhan untuk agresi
4
pada figur yang lebih lemah, ibu dan
orang lain 6.
Kebutuhan untuk pasif
2
7. Kebutuhan untuk buang air
1
8. Kebutuhan
untuk ditolong
3
oleh figur orang dewasa, ibu, dan ayah
9. Kebutuhan untuk tunduk
1 pada figur ibu
10. Kebutuhan
untuk mendominasi
1
d Dinamika Kebutuhan OHP Menurut CAT
Hasil pengetesan CAT yang dilakukan terhadap subjek menunjukkan hasil bahwa subjek memiliki empat kebutuhan dominan
di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki subjek. Empat kebutuhan itu adalah kebutuhan untuk makan, agresi, afiliasi dengan
figur teman, ibu, dan adik, serta ditolong oleh figur orang dewasa, ibu, dan ayah. Subjek sangat suka makan jajanan. Subjek sangat suka
makan nasi bakar yang dibelinya di depan kampus Janabadra. Subjek memiliki kebutuhan primer yang besar dibandingkan kebutuhan
primer lain yang dimiliki subjek, yaitu kebutuhan untuk makan. Murray menyatakan bahwa kebutuhan primer merupakan asal dari
kebutuhan sekunder Hall Lindzey. Kebutuhan untuk makan pada subjek dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan sekunder yang
dimiliki subjek. Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi yang sama besar
dengan kebutuhan untuk makan. Subjek sering beradu mulut menggunakan kata umpatan kepada teman-temannya. Myers 1966
dalam Wirawan 2002 menyatakan bahwa ungkapan kemarahan yang ditandai dengan perilaku agresif merupakan tujuan dari suatu tindak
agresi. Hal ini merupakan jenis agresi emosi Kristianto, 2009. Subjek tidak segan untuk memukul temannya sebagai ungkapan emosi
apabila sedang marah.
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman, ibu, dan adik. Subjek yang mempunyai banyak teman ini memiliki
kebutuhan afiliasi dengan figur teman yang tampak melalui kegiatan bermain bersama dengan teman-temannya. Subjek suka bermain sepak
bola, menerbangkan buru dara, karambol, dan crazy bird dengan teman-temannya.
Kebutuhan afiliasi dengan figur teman merupakan hal yang biasa dialami oleh anak-anak usia pertengahan dan akhir karena pada
usia ini anak-anak memiliki tugas perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya Nurihsan Agustin, 2011. Subjek
membutuhkan kebersamaan dengan figur ibu menilik dari waktu kebersamaan antara subjek dan ibu yang sangat sedikit. Subjek banyak
bermain bersama teman-teman hingga sore hari ketika ibu sudah pulang dari bekerja. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur
ibu tampak saat subjek sering duduk berdempetan dengan ibu padahal tempat untuk duduk masih luas. Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu
berkaitan dengan intensitas interaksi antara ibu dan anak yang berkurang. Selain disebabkan oleh berkurangnya tuntutan dalam
pengasuhan anak yang tidak seberat pada saat anak berada pada tahap usia awal, kebutuhan afiliasi dengan figur ibu juga disebabkan karena
ibu meninggalkan subjek bersama kakaknya di rumah sendirian hingga ibu pulang dari bekerja.
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang bersifat laten karena
kebutuhan ini tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, subjek tidak mempunyai adik karena subjek merupakan anak
bungsu. Selain ketiga kebutuhan yang telah disebutkan di atas, subjek
memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur orang dewasa, ibu, dan ayah. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan,
subjek tidak menampakkan perilaku meminta pertolongan dari orang lain sehingga kebutuhan untuk ditolong yang dimiliki subjek seperti
hasil pengetesan CAT, merupakan kebutuhan yang bersifat laten. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu
kebutuhan untuk bersantai, tidur, atau beristirahat. Subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur ibu. Subjek memberi simpati dan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan ibu yang tidak berdaya. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu.
Subjek menyontoh ibu sebagai teladannya. Namun, di sisi lain subjek memiliki kebutuhan untuk mendominasi, yaitu mempengaruhi orang
lain melalui saran, bujukan, dan perintah. Subjek memiliki kebuthan primer lain, yaitu kebutuhan untuk buang air. Kebutuhan lain yang
dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek memiliki kebutuhan untuk meredakan tekanan secara menyenangkan
dengan berbuat kesenangan tanpa tujuan lebih lanjut.
Murray mengungkapkan dalam Bherm, 1996 bahwa kebutuhan adalah keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan
dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha Antariksi, 2004. Perilaku agresi yang dimiliki subjek ada karena
subjek memiliki kebutuhan yang belum terpuaskan. Hal ini menimbulkan frustrasi, yaitu ketika subjek tidak memperoleh sesuatu
yang diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan agresi Berkowitz, 1995.
C. Dinamika Kebutuhan Kelima Subjek GDS, ANM, PWJ, RI, dan OHP