menghindar dari bahaya dengan cara melarikan diri dan situasi yang berbahaya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari rasa hina,
yaitu meninggalkan situasi yang memalukan. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk menolak kegiatan dengan memisahkan diri dari
kegiatan yang tidak disukai. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk ketertiban. Subjek
senang menjaga kebersihan, susunan, kerapian, kerteraturan, dan ketelitian. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Subjek
memiliki kebutuhan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi.
Murray dalam Bherm 1996 menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan
ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha Antariksi, 2004. Ketika kebutuhan tidak terpenuhi, akan menimbulkan
frustrasi yang dapat menyebabkan munculnya perilaku agresif.
2. Deskripsi Subjek 2
a Identitas Subjek
Nama : ANM
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 10 tahun
Pendidikan : Kelas 3 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara
Alamat rumah : Pingit
b Latar belakang ANM
Subjek merupakan anak yang banyak bicara. Subjek memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga subjek banyak bertanya. Subjek
merupakan orang yang ngeyelan. Subjek sulit menerima nasihat dari orangtua.
Subjek menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek sangat suka membuat puisi ataupun mengarang. Subjek pernah mendapat
juara 2 lomba puisi antar kelas. Subjek mendapat ranking 4 di kelas dua dan ranking 6 di kelas 3. Nilai pelajaran Matematika subjek
kadang-kadang bagus jika subjek mengerti cara mengerjakannya. Subjek sering bernyanyi dan berkeinginan mengikuti kontes
menyanyi. Subjek kesulitan pada pelajaran IPA dan Matematika. Jika besar nanti, subjek bercita-cita menjadi dokter karena bisa
menyembuhkan orang sakit. Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.
Subjek akrab dengan kedua orangtuanya. Subjek memperhatikan ayahnya ketika ayah mau makan, subjek mengambilkan minum.
Subjek dan ayah sering menghabiskan waktu dengan bermain bersama, misal bermain congklak. Selain itu, subjek sering membantu
nenek masak bersama ayah. Ketika ayah pulang kerja di sore hari, ayah mengantarkan subjek pergi les ke daerah Bumijo. Subjek dan
ibunya sering tidur bersama, misal saat tidur siang. Subjek sering mendekati ibu dan mencium-cium ibu. Subjek sering pergi bersama
keluarga untuk berenang. Subjek pernah dimarahi oleh orangtuanya karena disuruh tidur
tetapi subjek malah main dengan teman-temannya. Subjek menjadi diam jika ditegur karena melakukan kesalahan. Subjek memiliki
seorang adik laki-laki usia 5 tahun. Subjek tidak akrab dengan adiknya. Subjek dan adiknya sering bertengkar. Subjek sering berebut
saat membeli barang dan berebut kamar mandi. Subjek menasihati adiknya jika adik melakukan kesalahan. Subjek sering menangis
apabila dikeplak oleh adiknya lalu subjek mengadu kepada ayahnya karena adiknya takut kepada ayah.
Subjek mempunyai hubungan yang baik dengan teman- temannya. Subjek memiliki beberapa teman sebaya yang akrab, di
sekolah maupun di lingkungan rumah. Subjek sering bermain kasti dan berbagai permainan anak-anak lainnya. Subjek juga banyak
menghabiskan waktu bermain di balai YSS dengan teman-teman sebayanya.
Selama di kelas belajar YSS, subjek merupakan anak yang cerewet. Subjek sering mengobrol dengan teman-temannya saat
mengerjakan tugas yang diberikan oleh kakak pendamping. Subjek sering menimpali pembicaraan ketika orang lain sedang berbicara.
c Penyajian Data
Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan ANM
No. Subjek Kebutuhan yang muncul
dari kartu 1-10 Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
ANM
Kebutuhan afiliasi 9
teman 3, ayah 1, ibu 1, adik 2, orang
dewasa 2
2.
Kebutuhan untuk
bermain 5
3. Kebutuhan untuk
makan
2 4.
Kebutuhan untuk
menolong 2 figur adik
5. Kebutuhan untuk otonom
2resisten pada figur orangtua 1
6. Kebutuhan untuk
tunduk 1 pada figur orangtua
7. Kebutuhan untuk
agresi
1
8. Kebutuhan
untuk menghindar dari bahaya
1
9. Kebutuhan untuk pasif
1 10.
Kebutuhan untuk ketertiban 1
11. Kebutuhan
untuk mendominasi
1
d Dinamika Kebutuhan ANM Menurut CAT
Subjek memiliki dua kebutuhan yang dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki oleh subjek. Dua kebutuhan
dominan tersebut adalah kebutuhan afiliasi dan kebutuhan untuk bermain. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman, adik,
orang dewasa, ayah, dan ibu. Kebutuhan afiliasi yang dimiliki subjek tampak dari banyaknya teman sebaya yang akrab di sekolah maupun
di lingkungan rumah. Subjek kerap mengobrol bersama dengan teman-temannya ketika belajar bersama kakak pendamping YSS.
Subjek juga menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman sebaya di area balai YSS setiap pulang sekolah hingga petang. Kebutuhan
afiliasi dengan figur teman dimiliki subjek yang berada pada masa anak usia pertengahan dan akhir menyebabkan subjek cenderung lebih
sering berinteraksi dengan teman sebaya. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik.
Kebutuhan afiliasi dengan figur adik ini merupakan kebutuhan laten karena tidak tampak adanya kebersamaan antara subjek dengan adik
karena subjek dan adik sering bertengkar yang menyebabkan subjek menangis dan mengadu pada ayah. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi
dengan figur orang dewasa dan orangtua. Subjek sering menghabiskan waktu untuk bermain congklak dengan ayah. Subjek sering tidur siang
bersama dengan ibu. Subjek kerap mendekati lalu mencari afeksi dengan cara mencium ibu. Subjek juga sering pergi bersama dengan
ayah, ibu, dan adik untuk berenang. Subjek berhubungan dekat dengan para pendamping. Subjek sering mengajak pendamping untuk
mengobrol. Pada masa anak pertengahan dan akhir, kehadiran orangtua
mulai berkurang intensitasnya karena tuntutan pengasuhan yang juga berkurang, tidak seketat pada saat masa anak usia awal Santrock,
1995. Hal ini dapat menyebabkan anak membutuhkan kebersamaan dengan figur orangtua.
Kebutuhan dominan yang lain adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek sering bermain kasti di area balai YSS dengan teman.
Subjek senang sekali bernyanyi. Kebutuhan untuk bermain yang dimiliki subjek cukup dominan hingga pernah terjadi suatu peristiwa
subjek dimarahi oleh orangtua karena subjek malah bermain ketika disuruh orangtuanya tidur.
Anak-anak pada masa usia pertengahan dan akhir mempunyai tugas perkembangan untuk melatih keterampilan fisik dalam
permainan sehari-hari Nurihsan Agustin, 2011. Subjek melatih keterampilan fisiknya dengan bermain kasti di area balai YSS dan
melakukan permainan anak-anak lainnya. Subjek memiliki kebutuhan primer untuk makan. Subjek
memuaskan kebutuhan makan yang berkaitan dengan fisiknya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur adik. Hal ini dapat
dijelaskan dengan keadaan subjek sebagai anak pertama dan kakak
dari satu adiknya. Subjek memiliki kebutuhan untuk otonom resisten pada orangtua, namun di sisi lain subjek memiliki kebutuhan untuk
tunduk pada orangtuanya. Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi. Subjek menghadapi
perlawan dari orang lain dengan cara menyerang. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk menghindar dari rasa bahaya atau situasi
yang membahayakan dirinya. Hal ini sejalan dengan kebutuhan subjek untuk mendapatkan rasa aman. Subjek memiliki kebutuhan untuk
mendominasi, yaitu kebutuhan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dengan saran, imbauan, bujukan, atau perintah.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer lain, yaitu kebuthan untuk pasif. Subjek memiliki kebutuhan untuk beristirahat,
tidur, atau sekedar bersantai. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk ketertiban, yaitu kebutuhan untuk mengatur barang-barang.
Murray dalam Bherm 1996 menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan
ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha Antariksi, 2004. Orang yang tidak memperoleh sesuatu yang
diharapkan mengalami frustrasi, dapat menimbulkan kecenderungan untuk melakukan agresi Berkowitz, 1995.
3. Deskripsi Subjek 3