90 Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa dari sampel 83
siswa kelas XII SMK 1 Sedayu Bantul terdapat sebanyak 55 siswa 65,06 memiliki potensi belajar dalam kategori tinggi, 26 siswa 32,53 memiliki
potensi belajar dalam kategori cukup, dan 2 siswa 2,41 memiliki potensi belajar dalam kategori kurang. Berdasarkan ketentuan di atas maka
dapat disimpulkan sebagian besar 65,06 siswa memiliki potensi belajar dalam kategori tinggi.
c. Deskriptif Variabel Kebiasaan Kerja
Data variabel kebiasaan kerja diperoleh dari hasil pengisian angket siswa yang digunakan sebagai gambaran kebiasaan kerja yang dimiliki
siswa sebagai hasil belajar selama menempuh pendidikan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dari jumlah siswa sebanyak 83 orang yang
diperoleh dari angket yang terdiri dari 22 butir pertanyaan dengan skala 1- 4 maka rentang skor teoretis adalah 22-88. Diketahui bahwa
mean = 74,67; median = 76,00; modus = 80,00; standar deviasi = 8,57; skor
minimum = 42,00; dan skor maximum = 88,00. Secara lebih rinci hasil perhitungan statistik deskriptif untuk variabel kebiasaan kerja dapat dilihat
pada Lampiran 18. Dengan nilai rata-rata dan nilai standar deviasi, maka selanjutnya adalah mengelompokkan skor tiap subjek ke dalam empat
kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah.
91 Kecenderungan skor variabel kebiasaan kerja dapat dilihat pada
Tabel 9. Tabel 9 Distribusi Kecenderungan skor Kebiasaan Kerja
No Interval
Frekuensi Presentase
Kategori
1. X
≥ 70 64
77,11 Tinggi
2. 70 X
≥ 55 17
20,48 Cukup
3. 55 X
≥ 40 2
2,41 Kurang
4. X 40
0,00 Rendah
Total 83
100,00
Berdasarkan Tabel 9 distribusi kecenderungan skor variabel kebiasaan kerja dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut.
Gambar 6. Diagram Kencendrungan Skor Kebiasaan Kerja Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 6 di atas, dapat diketahui bahwa
dari sampel 83 siswa kelas XII SMK 1 Sedayu Bantul terdapat sebanyak 64 siswa 77,11 memiliki kebiasaan kerja dalam kategori tinggi, 17 siswa
20,48 memiliki kebiasaan kerja dalam kategori cukup, dan 2 siswa 2,41 memiliki kebiasaan kerja dalam kategori kurang. Berdasarkan
ketentuan di atas maka dapat disimpulkan sebagian besar 77,11 siswa memiliki kebiasaan kerja dalam kategori tinggi.
Tinggi 77,11
Cukup 20,48
Kurang 2,41
Kebiasaan Kerja
92
d. Deskriptif Variabel Kompetensi Siswa
Kompetensi siswa dalam penelitian ini diperoleh dari hasil dokumentasi nilai raport pada siswa kelas XII SMK 1 Sedayu Bantul tahun
ajaran 20122013. Diketahui bahwa mean = 78,98, median = 79,25,
modus = 79,25, standar deviasi = 1,75, skor minimum = 73,04, dan skor maximum = 82. Secara lebih rinci hasil perhitungan statistik deskriptif
untuk variabel kompetensi siswa dapat dilihat pada Lampiran 18. Penentuan kecenderungan skor variabel kompetensi siswa seluruh
mata pelajaran produktif diperoleh berdasarkan pedoman penilaian di SMK 1 Sedayu Bantul. Pedoman ini digunakan pada semua mata pelajaran.
Pengkategorian kecenderungan skor pada mata pelajaran produktif adalah sebagai berikut.
Kompeten = X
≥ 75 Belum Kompeten
= X 75 Berdasarkan acuan pengkategorian nilai di atas, kecenderungan
skor variabel kompetensi siswa mata pelajaran produktif dapat
dikategorikan sebagai berikut. Tabel 10. Kecendrungan Skor Kompetensi Siswa Mata Pelajaran Produktif
Program Keahlian TITL No.
Standar Nilai Frekuensi
Persentase Kualifikasi
1 X
≥75 80
96,39 Kompeten
2 X 75
3 3,61
Belum Kompeten Total
83 100
93 Kecenderungan variabel kompetensi siswa secara keseluruhan
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram Kecendrungan Skor Kompetensi Siswa Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa dari sampel 83
siswa kelas XII SMK 1 Sedayu Bantul terdapat sebanyak 80 siswa 96,39 yang memiliki nilai kualifikasi kompeten dan 3 siswa 3,61 yang memiliki
nilai kualifikasi belum kompeten. Berdasarkan ketentuan di atas maka dapat disimpulkan sebagian 96,39 siswa yang memiliki nilai kualifikasi
kompeten.
2. Pengujian Persyaratan Analisis