108 pembelajaran siswa memiliki pengetahuan mengenai relevansi program keahlian
yang ditempuh dengan dunia industri dan mampu mengembangkan potensi belajar yang ada untuk mencapai standar kompetensi yang dibutuhkan dunia
industri sebagai keuntungan yang diperoleh dari proses belajar.
7. Pengaruh Kebiasaan Kerja terhadap Kompetensi Siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan teknik analisis regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kebiasaan
kerja terhadap kompetensi siswa di SMK 1 Sedayu Bantul. Hal tersebut dapat dilihat melalui pengaruh kebiasaan kerja secara langsung memiliki nilai konstanta
variabel a = 70,173, nilai koefisien regresi b= 0,118, dan nilai signifikasi c=0,00 yang bernilai positif. Selain itu dapat dilihat dari nilai t
hitung
tt
abel
dan signifikansi0,05.
Mengapa terdapat pengaruh kebiasaan kerja terhadap kompetensi siswa karena sesuai dengan 1 kajian pustaka pada penelitian ini yang menyebutkan
pendidikan kejuruan efektif jika dalam suatu proses pendidikan kejuruan siswa dilatih secara berulang untuk membentuk kebiasaan kerja sehingga dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki, 2 siswa yang memiliki kebiasaan kerja sesuai dengan standar kompetensi dunia industri mampu beradaptasi dan
mencapai taraf komptetensi yang ditetapkan, 3 kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitan ini sudah melakukan tahap
validasi dan sudah diujicobakan dan hasilnya memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan data yang valid dan reliabel.
Bagaimana agar terdapat pengaruh kebiasaan kerja terhadap
kompetensi siswa, dengan 1 sekolah harus melatih kebiasaan siswa untuk
109 berpikir dan bekerja sesuai dengan
SOP standard operating procedure dan tata tertib yang telah ditetapkan untuk membentuk pola pemikiran siswa sehingga
akan tercipta kebiasaan kerja yang bersifat positif dalam setiap kinerjanya, misalnya dalam suatu pembelajaran praktik siswa diupayakan mampu untuk
mendiagnosa dengan cepat masalah yang timbul dalam proses pembelajaran dan mengatasinya dengan baik karena telah melihat masalah sebelumnya melalui
pengalaman pelatihan secara berulang dan terus-menerus, 3 sekolah hendaknya memiliki fasilitas yang memadai jumlah siswa sehingga siswa dapat
melaksanakan kegiatan berulang saat pembelajaran praktik untuk membentuk kebiasaan kerja tanpa bergantian dengan teman lainnya, 4 sekolah hendaknya
mengupayakan penempatan praktik industri sesuai dengan bidang kehlian yang ditempuh siswa di sekolah.
Hasil penelitian ini dapat dinyatakan terdapat pengaruh langsung kebiasaan kerja terhadap kompetensi siswa dengan nilai koefisien determinasi
sebesar 0,325 artinya pengalaman guru memberikan pengaruh secara langsung sebesar 32,5. Jadi kompetensi siswa meningkat apabila sekolah dapat melatih
kebiasaan berpikir dan bekerja siswa sesuai dengan standar kompetensi dunia industri. Melalui kebiasaan kerja yang telah terbentuk, siswa dapat menguasai
dan menyelesaikan tugas yang lebih kompleks selama menempuh pendidikan kejuruan maupun saat berada di dunia industri
8. Pengaruh Kemampuan Diri, Potensi Belajar, dan Kebiasaan Kerja terhadap Kompetensi Siswa