103
2. Potensi Belajar X2
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penyebaran angket potensi belajar dapat diketahui hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif bahwa
sebagian besar siswa 65,06 menganggap potensi belajar berperan penting terhadap kompetensi siswa kelas XII TITL di SMK 1 Sedayu Bantul dan termasuk
dalam kategori tinggi. Melihat dari hasil tersebut dapat diketahui secara umum bahwa potensi belajar siswa dalam mnempuh pendidikan kejuruan cenderung
berperan penting meningatkan kompetensi siswa dalam kelompok mata pelajaran produktif.
Hasil analisis data tersebut mengindikasikan potensi belajar dikembangkan melalui proses belajar. Potesi tersebut hanya dapat dikembangkan
pada siswa yang memerlukannya, menginginkannya, dan mendapat untung darinya, serta dapat dicapai jika proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa
yang mempelajari bidang keahlian sesuai dengan keinginan, membutuhkan pendidikan tersebut, dan sejak awal sudah mengerti mengenai bidang keahlian
yang dipilih, maka dapat mengembangkan potensi yang ada untuk meningkatkan kompetensi sebagai keuntungan belajar yang diperoleh.
3. Kebiasaan Kerja X3
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penyebaran angket kebiasaan kerja dapat diketahui hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif
bahwa sebagian besar siswa 77,11 menganggap kebiasaan kerja berperan penting terhadap kompetensi siswa kelas XII TITL di SMK 1 Sedayu Bantul dan
termasuk dalam kategori tinggi. Melihat dari hasil tersebut dapat diketahui secara umum bahwa kebiasaan kerja siswa dalam mnempuh pendidikan kejuruan
104 cenderung berperan penting meningatkan kompetensi siswa dalam kelompok
mata pelajaran produktif. Kebiasaan tercermin dalam bentuk sikap menjadi perilaku, cita-cita,
pendapat, pandangan, dan tindakan yang berpedoman pada nilai-nilai tertentu. Pembentukan kebiasaan kerja siswa sangatlah penting. Siswa harus dibiasakan
berpikir dan bekerja sesuai sesuai dengan standar kompetensi dunia industri dalam setiap kinerjanya. Pembentukan kebiasaan kerja yang bersifat positif
bertujuan membentuk pola pemikiran siswa agar terbiasa bekerja dan berpikir sesuai dengan
real job yang ada di dunia industri sehingga dapat mencapai standar kompetensi kerja yang ditetapkan. Hal ini tentu akan berpengaruh pada
ketercapaian kompetensi siswa, dimana siswa yang memiliki kebiasaan kerja yang baik dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
4. Kompetensi Siswa Y
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui dokumentasi SMK 1 Sedayu Bantul dapat diketahui hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif secara
keseluruhan menunjukkan kompetensi siswa dalam mata pelajaran produktif sebagian siswa 96,39 termasuk dalam kategori tinggi atau kompeten.
Hasil analisis data tersebut mengindikasikan bahwa kompetensi dasar dan indikator mata pelajaran dilaksanakan siswa dengan baik. Hal tersebut
sesuai dengan pencapaian nilai ketuntasan minimum yang masih dalam kategori tinggi. Kriteria ketuntasan minimum merupakan nilai batas minimal yang harus
dicapai oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan proses pembelajaran yang diukur melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Nilai kompetensi siswa yang
105 maksimal akan diperoleh dari sebuah proses belajar yang sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh sekolah.
5. Pengaruh Kemampuan Diri terhadap Kompetensi Siswa