Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

31 Santri adalah sumber daya manusia yang tidak saja mendukung keberadaan pesantren, tetapi juga menopang pengaruh kiai dalam masyarakat. Menurut Dhofier dalam Damapolii 2011: 73 dalam tradisi pesantren dapat ditemukan dua macam status santri, yaitu santri mukim dan santri kalong. Yang dimaksud dengan santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan karena itu memiliki probabilitas yang tinggi untuk menetap di dalam kompleks pesantren. Adapun yang dimaksud dengan santri kalong adalah mereka yang berasal dari sekeliling pesantren. Mereka ini memiliki rumah orang tua yang letaknya tidak jauh dari pesantren. Dengan begitu, mobilitas mereka ke pesantren tidak ada hambatan sehingga mereka tetap tinggal di rumah milik orang tuanya. Dari penjelasan mengenai santri di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa santri adalah seseoang yang menjadi obyek dari pelaksanaan pendidikan di pesantren itu sendiri dan juga merupakan murid yang belajar keislaman dari kiai dan dalam tradisi pesantren dapat ditemukan dua macam status santri, yaitu santri mukim dan santri kalong. B. Penelitian Yang Relevan Dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian, harus mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan, sehingga dengan begitu pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan optimal. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis teliti, diantaranya adalah: 32 1. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Abdul Basit pada tahun 2009 dengan judul Program Pemberdayaan Ekonomi pada Pondok Pesantren As-Salafiyah Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu : Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren As-Salafiyyah dalam upaya melakukan program pemberdayaan terhadap ekonomi pesantren dan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dari kegiatan tersebut. Hasil penelitian tersebut diketahuinya bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren As-Salafiyyah dalam upaya melakukan program pemberdayan terhadap ekonomi pesantren yaitu dimana Pondok Pesantren As- Salafiyyah melaksanakan beberapa upaya pemberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi dan kreativitas masyarakat. Upaya yang dilakukan seperti; program percetakan kitab kuning, pembudidayaan ikan hias, dan program santunan untuk mesyarakat sekitar. Faktor pendukung pelaksanaan program pemberdayaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah adalah tersedianya sumber daya manusia SDM dari pondok untuk melakukan pembinaan, telah tersedianya sumber dana sudah adanya donatur tetap, telah tersedianya infrastruktur seperti kendaraan operasional, kantor, mesin, dan sebagainya. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah; kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki, pemahaman yang rendah terhadap manfaat kegiatan yang ditawarkan oleh Pondok Pesantren As- 33 Salafiyyah, tingkat pendidikan yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap upaya sosialisasi program-program yang telah dirancang. 2. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Deden Fajar Badruzzama pada tahun 2009 dengan judul Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu : Untuk mendeskripsikan peran Pondok Pesantren dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada santri, mendeskripsikan pola pemberdayaan kewirausahaan pada Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa untuk mewujudkan pemberdayaan santri di Pondok Pesantren maka diperlukan peran Pondok Pesantren dalam membina santri. Peran Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor dalam menumbuhkan kemandirian santri dengan memenuhi aspek-aspek sikap kemandirian yaitu : Aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif, dan aspek psikomotorik. Untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur santri, diaplikasikan dalam sebuah pola yang terdiri dari: Input, yaitu, 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat tiga sisi; Pertama, dilihat dari kebutuhan santri, kedua, kebutuhan pesantren dan ketiga, kebutuhan organisasi. 2. Penetapan sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara selektif, karena tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya. Pelaksanaan program pemberdayaan kewirausahaan yang