Pengertian Santri Pondok Pesantren

34 dilakukan dengan cara pemberian teori melalui seminar, workshop dan lain-lain yang kemudian dipraktekkan di lapangan dan unit-unit usaha yang ada. Out put, yaitu memantau dan mengevaluasi program pemberdayaan kewirausahaan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Faktor pendukung pelaksanaan program kewirausahaan antara lain: Manajemen pengelolaan Pondok Pesantren yang memberikan peran dominan kepada santri sehingga terjadi proses belajar kemandirian terhadap santri sekaligus manajemen kepemimpinan yang mampu mengelola setiap kegiatan yang ada, sistem disiplin yang ketat, ketersediaan fasilitas dan prasarana terhadap kegiatan pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan meliputi: Lahan pertanian, perkebunan, empangkolam ikan, dll, dan kesediaan pelatih yang baik dan professional. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman antara lain: Timbulnya perasaan jenuh atau malas yang kadang- kadang timbul pada santri dikarenakan masalah pribadi ataupun hal lain disaat bekerja, dan mesin atau peralatan yang kadang-kadang rusak sehingga kegiatan produksi menjadi sedikit terganggu. Penelitian yang telah dilakukan oleh Abdul Basit dan Deden Fajar Badruzzama di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Adapun persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama menggunaan metode penelitian kualitatif deskriptif dan melaksanakan penelitiannya di sebuah lembaga Pondok Pesantren. Sedangkan untuk perbedaannya terletak pada fokus penelitian, rumusan masalah yang akan dikaji, dan juga pada lokasi yang menjadi obyek penelitiannya. 35

C. Kerangka Pikir

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tersebar di Indonesia. Pondok Pesantren dapat dilihat sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang telah mencetak kader-kader ulama, mencerdaskan masyarakat, berhasil menanamkan semangat kewiraswastaan, semangat berdikari, dan memiliki potensi untuk menjadi pelopor pembangunan masyarakat di lingkungannya. Menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks di lingkungan masyarakat, maka Pondok Pesantren harus berani tampil dan mengembangkan dirinya sebagai pusat keunggulan jiwa, jalan hidup yang lurus, budi pekerti yang mulia, tetapi juga santri yang dibekali dengan berbagai disiplin ilmu keterampilan lainnya. Keterampilan tersebut adalah keterampilan yang nantinya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para santri sehingga mereka bisa mandiri. Pemberdayaan santri melalui kacapakan vokasional vocational skills merupakan kegiatan dengan tujuan untuk membentuk santri yang kreatif dan produktif. Terlepas dari itu semua terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dari pelaksanaan pemberdayaan santri melalui kecakapan vokasional vocational skills tersebut. Adapun faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh baik oleh pihak yang menyelenggarakan ataupun pihak santri yang mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan seperti itu, Pondok Pesantren harus bisa menyikapinya dengan baik, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan 36 pemberdayaan santri melalui kecakapan vokasional vocational skills dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Gambar 1. Kerangka Pikir Pondok Pesantren Santri Menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks Santri yang harus diberikan kecakapan hidup vocational skills guna menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks Faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan santri melalui vocational skills Terbentuknya santri yang kreatif dan produktif Pemberdayaan Santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren 37

D. Pertanyaan Penelitian

Dalam upaya mendapatkan data yang akurat, maka peneliti menentukan beberapa pertanyaan peneliti sebagai acuan dalam proses penelitiannya, adapun beberapa pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem a. Bagaimana deskripsi umum pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem? b. Bagaimana bentuk layanan pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem? c. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem? 2. Faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem a. Apa saja faktor pendukung pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem? b. Apa saja faktor penghambat pemberdayaan santri melalui vocational skills di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem? 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka bentuk pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif ini juga dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya dan model fisik suatu artifak Satori dkk, 2009: 23. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif menurut Djunaidi dan Fauzan 2012: 25 adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong 2011: 5 penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari pengertian ini, masih mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan 39 fenomena yang ada. Metode yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Sedangkan menurut Lexy J. Moleong 2011: 6 mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan baik secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dari beberapa pengetian tentang penelitian kualitatif tersebut, maka dapat disintesiskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mendalami suatu fenomena dalam masyarakat dengan menggunakan metode alamiah untuk disajikan secara holistik maupun deskripsi tanpa menguji hipotesis, namun menggambarkan kondisi sebenarnya suatu variabel. Penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Nazir dalam Andi Prastowo 2012:186 adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sebagaimana di tegaskan oleh Suharsimi Arikunto 2003: 310 penilitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya mengambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala, dan keadaan.