Upaya dan Bentuk Pemberdayaan

24 Dari penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa kecakapan vokasional vocational skills merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup life skills dimana kecakapan vokasional vocational skills ini lebih mengarah pada keahlian dalam bidang pekerjaan tertentu seperti dibidang jahit menjahit, peternakan, produksi barang, mengoperasikan komputer, mendesain gambar, membuat kerajinan tangan dan lain-lain.

3. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata “santri” manusia baik dengan suku kata “tra” suka menolong sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia-manusia baik Zarkasy, 1998 : 106. Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah Pondok Pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya. Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari b ahasa Arab “Funduq” yang 25 berarti rumah penginapan, ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu. Di Indonesia khusunya di pulau Jawa, pesantren lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri Nasir, 2005: 80. Keberadaan pesantren dengan segala aspek kehidupan dan perjuangan memiliki nilai strategis dalam membina insan yang berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah bangsa Indonesia dimana dari lembaga pesantren itulah telah banyak melahirkan pimpinan bangsa dimasa lalu, kini, dan masa yang akan datang. Lulusan pesantren juga banyak yang mengambil keaktifan dalam partisipasi pembangunan di masyarakat. Dalam perkembangannya ternyata banyak pesantren yang berfungsi sebagai sarana pendidikan nonformal, dimana para santrinya dibimbing dan dididik untuk memiliki skill dan keterampilan atau kecakapan hidup sesuai dengan bakat para santrinya. Hal ini seperti yang termuat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat 3, menyebutkan bahwa : “Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengem bangkan kemampuan peserta didik” Depdiknas, 2003.” Dari beberapa penjelasan mengenai Pondok Pesantren di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pondok Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang juga menyelenggarakan pendidikan non formal. Peserta didiknya atau santri 26 belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. b. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren Berdasarkan tujuan pendiriannya, pesantren hadir dilandasi oleh beberapa alasan. Menurut Maunah 2009: 25 pesantren hadir dilandasi sekurang-kurangnya oleh dua alasan. Pertama, pesantren dilahirkan untuk menjadi sebuah agen perubahan agent of social changes yang selalu melakukan kerja-kerja pembebasan liberation pada masyarakat dari segala keburukan moral, penindasan politik, dan kemiskinan ekonomi. Kedua, tujuan didirikannya pesantren adalah untuk menyebarluaskan informasi ajaran tentang universalitas Islam ke seluruh pelosok nusantara yang berwatak pluralis, baik dalam dimensi kepercayaan, budaya maupun kondisi sosial masyarakat. Bila kita meninjau tujuan yang diungkapkan di atas, sangat jelas bahwa pesantren tidak hanya menitikberatkan pendidikannya kepada hal-hal yang berhubungan denga masalah ukhrawi semata, akan tetapi juga mementingkan kepentingan duniawi dengan anjuran yang keras bagi setiap santrinya untuk selalu menuntut ilmu agar di kemudian hari dapat mandiri dan berguna bagi masyarakat luas. Para santri harus dibekali dengan keterampilan, pesantren akan mendapat mencapai tujuan sampingan berupa pembekalan santri hidup terampil di masa mendatang. Proyek keterampilan ini meliputi pertanian, peternakan, perikanan, pertukangan, jahit-menjahit, menyulam, koperasi, elektronika, kaligrafi, karya tulis, dan sebagainya.